Ibu Jisoo datang ke rumah Taehyung. Rumah ini lengang. Tapi yang ia lihat pertama kali ketika masuk adalah Rose yang tertidur di sofa dengan majalah menutupi wajahnya—perempuan itu tidak percaya diri dengan wajah tidurnya, apalagi ada Jaehyun yang tertidur dengan posisi duduk dan punggungnya menempel dengan sofa.
Ibu Jisoo berjalan mendekat, ia mencolek tangan Jaehyun. Laki-laki itu pun bangun—ia selalu siaga dengan gerakan apapun. "Jisoo mana?" Rose yang mendengar suara ibu Jisoo juga ikut bangun dan duduk.
"Jisoo di dalam kamar." Setelah menangkap penjelasan dari Rose. Ibu Jisoo berjalan ke arah kamar yang tidak terlalu jauh dari ruang tv tadi. Ia membuka pintu.
Cklek
Kepalanya sedikit mengintip. Astaga, apa-apaan ini? Berita yang beredar mereka mau cerai tapi masih tidur dengan posisi saling berpelukan, kaki Taehyung berada di paha Jisoo, sedangkan kepala Jisoo bertengger dengan nyaman di dada Taehyung.
"Astaga." Itu suara ibu Taehyung yang rupanya juga datang. Ia cukup terkejut melihat anaknya tidur seperti itu. Ibu Jisoo menoleh ke belakang, ia memberikan tatapan 'apa yang harus kita lakukan?'
Seakan tujuan mereka sama—meminta penjelasan dari sang anak. Dua perempuan yang sudah berumur itu mendekat. Ibu Jisoo membangunkan anaknya. "Jis, bangun!" Ia pukul punggung sang anak. "Sakit, Ma." Jisoo auto duduk dan mengelus punggungnya dengan menggunakan tangan.
Sedangkan Taehyung entah kenapa, telinganya segera menangkap suara keributan. Laki-laki itu masih berbaring tapi ia bisa melihat ibu Jisoo yang berdiri.
"Kami butuh penjelasan. Kalian berdua bersiap, terus keluar." Jisoo menoleh ke arah ibu mertuanya yang berdiri di belakang Taehyung. Lalu gadis itu melirik Taehyung dan memberikan tatapan mematikannya.
Cklek
Jisoo turun dari tempat tidur, ia beralih ke cermin. Perempuan itu meneliti penampilannya. Taehyung hanya memperhatikan, kepalanya ia topang menggunakan guling. Pemandangan Jisoo di pagi hari sangat jarang ia lihat. Seketika ia merasa sedih, mungkin ini terakhir kalinya.
***
"Kamu suka warna bibir yang kayak apa?" tanya Jisoo saat Taehyung tengah memakai kemeja. Hari ini pertemuan keluarga mereka. Jisoo sedang terduduk bingung di depan meja rias. Ia menatap deretan lipstik yang ia punya, sebagian ia beli sendiri, sebagian lagi endorse, hanya ada satu atau dua yang Taehyung belikan.
Laki-laki yang ingin mengancingkan kemeja itu beralih menatap Jisoo. Ia memegang bahu gadis itu. "Kamu cantik apapun yang kamu pakai, serius deh." Jisoo hanya tersenyum, Taehyung memang pandai memuji. "Kalau aku bangun tidur, kan, wajah aku jelek tu, masih cantik juga?"
Taehyung berpikir. "Cantik." Jawaban laki-laki itu terkesan tidak ikhlas. Jisoo memukul tangan Taehyung. "Pembohong."
***
"Kamu cantik tanpa make up apapun." Kalimat itu terlontar begitu saja dari Taehyung saat melihat Jisoo. Mungkin ini akibat ia baru saja bernostalgia.
Perempuan itu melihat pantulan Taehyung dari kaca. "Apapun yang kamu pakai selalu bagus."
Jisoo berbalik, ia tidak peduli dengan ucapan Taehyung tapi sebelum itu ia berujar, "Pembohong."Taehyung segera menyusul Jisoo yang ingin masuk ke dalam kamar mandi. "Kamu sadar gak sih? Kita bahkan masih mengenang semuanya. Kamu masih ingat kejadian itu." Jisoo diam saat tangan Taehyung mencegahnya masuk.
"Segala kenangan yang kita punya memang susah buat dilupain. Entah terlalu indah atau ...." Jisoo menatap manip Taehyung. Laki-laki itu menunggu lanjutan perkataan Jisoo. "Terlalu menyakitkan buat dilupain. Aku rasa walau ini menyakitkan, kita bisa lupain perlahan."
Jisoo melepas kaitan tangan Taehyung. Perempuan itu sempat melirik sekilas Taehyung yang masih diam di depan pintu. Lalu perempuan itu menutupnya.
Benar, segala tentang mereka harus dilupakan.
***
Jisoo sudah bersih, ia masih menggunakan baju semalam. Sungguh, ia sangat tidak mau meminjam baju Taehyung. Ibu Jisoo dan ibu mertuanya duduk bersebelahan. Sedangkan Taehyung duduk di depan ibunya. Jisoo mengambil tempat di sebelah Taehyung.
"Oke, kalian mau jelasin dari mana?" Taehyung yang lebih dulu mengangkat kepala. Rasanya ini tidak perlu dijelaskan. Apalagi melihat Jisoo yang antipati terhadapnya. Gadis itu bahkan enggan duduk di sebelah Taehyung, terlihat ia yang sangat gelisah.
"Jis, kamu pasti bisa jelasin?" Suara ibu Jisoo mengalun dan mampu membuat gadis itu berani menatap kedua orang dihadapannya.
"Sebenarnya Ayah juga mau minta penjelasan dari kamu, Jis. Apalagi kamu Tae." Ibu Jisoo beralih ke arah Taehyung. "Tapi dia lagi ada urusan kerjaan."
Ibu Taehyung mengambil alih pembicaraan. "Ibu bener-bener kaget pas lihat berita kalian. Apalagi kalian gak ada bilang sesuatu tentang cerai." Jisoo jadi tidak enak hati. Ini semua gara-gara media yang seenaknya menggali berita yang belum berdasar. Jisoo baru mau mengajukan gugatan. Perempuan itu sudah beberapa kali memang pergi ke pengadilan.
Ini saja baru rencana dirinya dan Rose. Entah darimana media mendapatkan hal itu. Kemarin ia ingin bertemu dengan Taehyung. Karena masalah ini, Jisoo ingin membicarakannya.
"Sekarang kalian akan terus bungkam?" Suara ibu Jisoo mulai meninggi, ibu Taehyung tidak bisa lagi berkata apa-apa, ia hanya menangis. Suasana semakin tidak terkendali. Taehyung segera berlutut. Ia mendekat ke arah ibunya yang mulai menangis. Jisoo jadi tak tega. Hatinya juga sangat sakit. Jisoo akhirnya meneteskan air mata.
Ini salahnya, yang tidak bisa menjaga suaminya hingga berselingkuh. "Sekarang kalian mau apa? Cerai? Oke." Ibu Jisoo mengeluarkan kertas dari pengadilan. "Tanda tangani. Bukannya ini yang kalian mau." Pulpen menggelinding di atas meja.
Jisoo menenangkan ibunya, ia peluk sang ibu. "Kenapa? Ini, kan yang kalian mau?"
"Apa susahnya, kalian bicarain dulu masalah kalian. Apa masalahnya?" Suara Ibu Jisoo sedikit tenang.
Dengan keberanian laki-laki itu berdiri, mengundang atensi semua orang. "Taehyung yang berselingkuh, Ma," ujarnya, membuat ibu Taehyung maju.
Prak
"Kamu gila? Apa salah Jisoo?" Jisoo juga tidak bisa membiarkan Taehyung disalahkan. Lagi pula, jika dipikir Taehyung sebagai suami memang punya hak untuk meminta istrinya untuk terus berada di rumah. Tapi Jisoo malah menyembunyikannya dan bermaksud memberi tahu saat semua telah selesai.
"Mi, Jisoo minta maaf. Ini juga salah Jisoo." Gadis itu memegang tangan ibu Taehyung. Sedangkan laki-laki itu tidak mampu lagi menatap semua yang berada di sini.
"Jadi, ini salah kalian berdua? Iya? Kenapa tidak saling dibicarakan?" Jisoo menatap ibunya yang berbicara. "Perceraian kalian sudah menjadi buah bibir. Sebelum kalian memutuskan untuk membawa ini ke pengadilan. Ibu mau kalian melakukan mediasi."
Taehyung dan Jisoo berpandangan, mereka tidak paham dengan maksud ibunya. Ibu Taehyung meletakkan brosur di atas meja.
"Kalian harus bicarain ini baik-baik."TBC
Fyi, ini bakalan jarang bahas pelakor, karena fokus utamanya hubungan Taehyung sama Jisoo. Mgkn nanti dibahas
KAMU SEDANG MEMBACA
After This | Jisoo • Taehyung [✔]
FanfictionHari itu mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Kedua orang tua mereka menentang perceraian ini, tentu saja karena mereka sendiri yakin, baik Jisoo dan Taehyung masih sama-sama mencintai. Sehingga, orang tua mereka memutuskan menyewa penasihat per...