11 | Night With A Kiss

5.5K 655 65
                                    


Mendengar cerita itu dari Taehyung, Jisoo sangat merasa bersalah. Ia menyembunyikan wajahnya dibalik tangan. "Tae, aku bener gak tahu, serius. Aku nyesel." Jisoo merasa sangat bodoh, seharusnya ia tidak termakan emosi.

Sekarang apa yang harus diperbuat? Taehyung menenangkan perempuan itu, menepuk punggungnya hangat. "Sekarang dia udah gak papa. Ini." Laki-laki itu menarik tangan Jisoo. "Undangan Jennie."

Taehyung membuka undangan berbentuk pita tersebut. "Dia bakalan nikah, dan kita diundang."

Jisoo mengangguk kemudian membukanya. "Dia juga terimakasih banget sama kamu. Karena waktu kamu datang dan nampar wajahnya. Dia jadi sadar, dan sekarang ketemu sama laki-laki yang tepat." Jisoo sekarang malah semakin deras mengeluarkan air mata.

"Aku jadi merasa bersalah." Taehyung menarik Jisoo ke dalam pelukan. "Sekarang kamu sudah percaya, 'kan?"

Menjalin hubungan memang semudah itu rupanya. Jisoo memeluk Taehyung erat, ia sangat merasa bersalah. Bagaimana ini? Menampar pipi orang bukan perkara mudah.

"Jangan dipikirin, kita cuman perlu minta maaf ke Jennie. Aku jadi gak tega sama perempuan itu."

Jisoo jadi sadar, terkadang emosi membutakan segalanya. Seharusnya Jennie adalah korban yang harus dilindungi. Malah Jisoo memperparah keadaan.

"Sekarang kita pulang? Nayeon sama Bobby pasti sedang cemas." Taehyung membawa Jisoo lebih dekat. Sekarang laki-laki itu masih setia menggenggam tangan Jisoo. Bahkan di dalam mobil. Laki-laki itu selalu menenangkannya. Jisoo merasa aman.

Taehyung menambah kecepatan mobil. Kini mereka berdua sudah sampai di depan rumah. Ada Nayeon yang menunggu di depan pintu dengan cemas.

"Kalian gak papa? Kamu kenapa, Jis?" Nayeon beralih kepada Jisoo. Memegangi kedua pipi Jisoo yang sudah basah. "Kalian gak bertengkar, kan?" tanyanya hati-hati. Takut saja malah terjadi kesalahpahaman.

Taehyung menggeleng. Ia membiarkan Jisoo masuk dibawa Nayeon. Bobby mendekati Taehyung yang masih setia berdiri. "Kalau tidak bertengkar, berarti baikan dong?" Bobby mendorong tubuh laki-laki itu, jika iya, laki-laki bergigi kelinci itu juga akan ikut senang. Setidaknya menyatukan dua pasangan yang hampir berpisah adalah sebuah kebanggaan.

"Belum bisa dibilang baikan."

***

Jisoo tak nyaman dalam tidurnya, ada sesuatu yang sejak tadi mengganjal. Perempuan itu lantas duduk, lalu berjalan ke arah dapur. Ia mengambil minum yang diharap mampu menghilangkan sedikit kegelisahan Jisoo.

Perempuan itu menatap pantulan bulan. Malam ini cukup terang. Langitnya sangat indah. Jisoo berkali-kali merasa lebih tenang sekarang.

Perempuan itu membuka pintu kaca. Ia menggesernya sedikit. Kemudian mengambil tempat duduk yang tepat mengarah ke kolam renang. Di atasnya pemandangan langit mampu menghipnotis Jisoo.

Gelas berisi air tadi, Jisoo letakkan disebelahnya. "Masih suka memandang langit?" Jisoo berbalik Taehyung rupanya berdiri di belakang. Laki-laki itu mendekat, ia duduk di sebelah Jisoo. "Kamu bahkan masih ingat apa kebiasaanku."

Taehyung tersenyum, mana bisa ia melupakan tentang Jisoo. Walau dipaksakan, Jisoo akan selalu setia menghiasi otaknya.

===

Jisoo duduk di pinggir ranjang, ia memegang dadanya. Astaga, jantung Jisoo berdegup kencang sekarang. Aduh, bagaimana ini? Jisoo sangat takut. Apa yang harus dilakukan seorang pengantin? Jisoo benar-benar tidak tahu. Perempuan itu melirik bantal dan selimut. Apa ia pura-pura tidur saja, lalu mengabaikan Taehyung yang masih mandi?

Jisoo pokoknya merasa bimbang. Ia takut, apalagi ... apa yang sedang Jisoo pikirkan sekarang?

Kini Jisoo berdiri dan berjalan tak tentu arah di depan kamar mandi. Apa Jisoo perlu memohon untuk tidak melakukannya malam ini? Apa perlu ditunda dulu? Jisoo belum siap.

Perempuan itu memgepalkan tangannya. Sebelum menjauh dari kamar mandi.

Cklek

Taehyung yang sedang membasahi rambutnya jadi penasaran pada Jisoo yang berdiri di depan kamar mandi. "Jis, kenapa?"

Jisoo berbalik. "Hmm, aku tadi mau menggunakan kamar mandi. Kirain kamu sudah selesai."

Taehyung hanya tersenyum simpul. Ia juga terlalu lama berada di dalam. "Maaf, aku lama." Jisoo menggeleng. Kemudian sedikit menggeser tubuh Taehyung agar tidak menghalangi jalannya.

***

Setelah keluar dari kamar mandi tadi, Jisoo tak mendapati Taehyung. Jadi perempuan itu memutuskan untuk tidur duluan. Walau sebenarnya hanya matanya saja yang terpejam. Perempuan itu merasa di belakangnya ada seseorang yang ikut naik. Pasti itu Taehyung. Jantung Jisoo sekarang semakin tak karuan.

Lama Jisoo menunggu tapi tidak terjadi apa-apa. Syukurlah, pikirnya. Jisoo pun berbalik, ia melihat Taehyung yang tidur terlentang. Akhirnya Jisoo memilih turun dari tempat tidur setelah merasa perutnya sangat lapar.

Ia berusaha tidak menimbulkan banyak gerakan agar Taehyung tidak bangun. Perempuan itu mengambil beberapa potong roti lalu ia membawanya ke kamar. Ia juga membuka balkon kamar yang langsung menghadap ke arah langit.

Jisoo duduk di sana. Namun, rupanya Taehyung terbangun. "Jisoo."

***

Mengingat itu Jisoo jadi malu, sebab setelah itu, mereka melakukan hal yang tidak pernah bisa mereka lupakan atau menjadi bagian terpenting dalam hidup mereka.

"Jis," panggil Taehyung. "Aku bener-bener minta maaf sama kamu." Laki-laki itu menatapnya dalam. Jisoo tahu Taehyung sangat tulus.

"Aku juga minta maaf." Jisoo juga berujar tulus. Dia merasa sangat bersalah sekarang. "Sekarang kamu mau mulai semuanya, kan?"

"Dari awal lagi? Kita ikutin program Nayeon selama sebulan. Keputusan berikutnya aku serahin ke kamu semua." Jisoo mengangguk, ia memang berpikir seperti itu. Setelahnya tanpa ia duga, Taehyung mendekat. Lalu menarik kepala Jisoo agar menatapnya. "Aku beneran bingung mau gimana. Tapi aku serius mau berubah."

Jisoo mengiakan. "Aku juga mau berubah. Aku harap kita berdua bisa lebih baik lagi." Jisoo menatap mata Taehyung, netra Taehyung berbentuk bulan sabit seiring dengan senyumannya yang juga mengembang. Setelahnya, Taehyung mendekat. Sebelumnya ia meminta persetujuan dulu dari Jisoo. Perempuan itu mengangguk.

Taehyung tersenyum, penyatuan bibir mereka berhasil membuat senyuman itu memudar. Taehyung tahu bahwa mereka berdua sudah sering melakukan hal ini. Mungkin lebih, tapi rasanya kali ini berbeda, Taehyung merasa lebih bahagia. Laki-laki itu merasa lebih hidup.

Senyuman kembali terukir saat Jisoo sudah melingkarkan tangannya di leher Taehyung. Mereka sudah terbuai dengan manisnya bibir masing-masing.

"Gimana? Belum sebulan udah baikan aja?" Bobby bertanya ke arah Nayeon. Mereka berdua sebenarnya sudah berdiri di sana cukup lama. Sangat terkejut ketika Jisoo dan Taehyung malah berciuman. "Mereka bahkan lupa kalau di sini ada kita berdua."

TBC












After This | Jisoo • Taehyung [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang