Sekarang mereka memang memutuskan tidak jadi bercerai. Mengingat bagaimana nanti nasib anaknya jika tahu tidak memiliki ayah. Perempuan itu juga sebenarnya masih punya rasa pada Taehyung.
Anehnya, baik Jisoo maupun Taehyung sangat terkejut saat Nayeon mengatakan, "Coba cari tahu tentang sasaeng yang waktu itu, Tae. Entah kenapa, ngerasa kalian bakalan dapat banyak rintangan kalau belum tahu siapa dia." Seakan itu adalah hal yang tabuh untuk diucapkan.
Jisoo tahu maksud Nayeon. Jisoo tahu arah pembicaraan ini ke mana. Namun, apa harus mencari? Apa dia memang sangat berbahaya?
"Dia bahaya. Dari cara dia waktu itu udah sangat terlihat bagaimana aslinya,"-Nayeon memegang bahu Jisoo lama. Lalu beralih menunduk sembari mengelus perut Jisoo-"pengen punya bayi juga."
Jisoo tertawa. "Buat, Nay. Ajak Bobby sana."
Nayeon menggeleng. "Kami udah sering lihat gimana pertengkaran pasangan. Buat ke jenjang lebih serius kayaknya sedikit susah."
Sebelum menarik kopernya Nayeon kembali mengingatkan tentang hal tadi. "Pastiin buat cari tahu siapa dia. Kamu harus tahu, Jis. Oh iya, sebelum itu, ada satu hal yang harus kamu jalanin sama Taehyung. Gimana kalau saling berbagi ketakutan? Hubungan kalian harus saling menguatkan."
Jisoo mengerutkan kening. "Misi terakhir bareng Taehyung. Kalau udah lahir nanti. Kalian mungkin jarang buat sama-sama lagi."
***
Ketakutan terbesar Taehyung itu adalah kehilangan Jisoo.
Kehilangan orang yang paling dia sayang.
Mungkin Jisoo tidak pernah tahu. Laki-laki itu selalu menyembunyikan fakta tentang ini.
"Tae, ini." Jisoo memberikan segelas coklat hangat. Asapnya masih mengepul. Taehyung meraihnya. Ia juga memperhatikan Jisoo yang mulai duduk di sebelah.
Mereka berdua sedang berada di luar, lebih tepatnya di taman komplek dengan berbagai mainan anak-anak. Taehyung sendiri memilih duduk di bangku panjang taman. Anggap saja ini kencan karena Jisoo merengek ingin melihat bintang, ia suka benda langit itu. Bintang layaknya tidak memiliki tuan dan tidak diatur. Ia bebas bersinar kapanpun. Jisoo suka kebebasan.
"Kata orang kalau lagi hamil, wajahnya bakalan terus berseri." Taehyung memandangi Jisoo. Wajah Jisoo disinari cahaya bulan. Taehyung suka itu.
Asik memandangi langit, Jisoo tidak sadar dengan perkataan Taehyung. "Jis," panggil Taehyung.
"Buat ngomong terus-terusan kalau aku suka sama kamu kayaknya bakalan mungkin."
"Kenapa?"
"Kamu tiap hari buat aku jatuh cinta. Buat aku ngerasa kalau kamu memang berhak dicintai dan disayang."
***
Rose menghalangi jalan Jaehyun. "Keterlaluan, jangan ganggu Jisoo! Kamu masih aja buat dia sengsara. Kejadian waktu itu kamu juga yang merencanakannya 'kan?"
Kejadian yang di maksud Rose sepertinya kejadian lama yang bahkan hampir merenggut nyawa perempuan itu.
"Jae, suka sama orang itu gak kayak gini. Coba loh berusaha ikhlas buat dia."
Jaehyun melotot. Ia mengepalkan tangan. "Kayak kamu? Aku harus suka orang kayak kamu. Gitu?"
"Hanya orang tolol yang gak bisa perjuangin cintanya."
Rose memijat kepalanya. "Ya, bukan gitu. Perjuangan orang itu beda. Kamu udah keterlaluan."
"Kamu terlalu terobsesi, Jae."
KAMU SEDANG MEMBACA
After This | Jisoo • Taehyung [✔]
FanfictionHari itu mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Kedua orang tua mereka menentang perceraian ini, tentu saja karena mereka sendiri yakin, baik Jisoo dan Taehyung masih sama-sama mencintai. Sehingga, orang tua mereka memutuskan menyewa penasihat per...