Jisoo pernah terpuruk, pernah juga berada di atas. Itu semua ia lalui bersama Taehyung. Rasanya sangat nyaman saat Taehyung memeluknya dan mengatakan hal-hal penyemangat. Jisoo tidak tahu. Waktu itu harus menunggu sekitar berapa bulan sampai ketakutan itu hilang.
Mengingat semuanya Jisoo jadi merasa malu. Betapa bodohnya mereka sekarang. "Jis," panggil Taehyung. Rasanya Jisoo masih sedikit canggung. Kemarin mereka memasang tembok yang tinggi sekarang mereka sudah berbaikan. "Masalah agensi sudah diurus." Jisoo tersenyum hangat. Setelahnya melingkarkan tangannya ke pinggang Taehyung.
"Kita harus menyelesaikan program ini. Tinggal dua puluh lima hari lagi." Jisoo mengangguk, ia memeluk Taehyung hangat. Sangat nyaman mendekap Taehyung di saat hatinya sedang resah. Taehyung meletakkan dagunya di kepala Jisoo. "Sekarang apa?" tanya Jisoo polos.
Nayeon datang memberikan botol kecil. Jisoo melepaskan pelukan. "Kalian ini pasangan teradem. Biasanya sampai tahap ini mereka sudah tidak kuat." Jisoo tertawa. "Ini, kalian harus tulis, alasan kenapa kalian menyukai pasangan."
Nayeon meletakkan beberapa kertas berukuran sedang. "Kalau sudah kita akan kumpul di ruang tamu. Kalian akan membukanya."
***
Jisoo berusaha menggerakkan jarinya. Bukan, Jisoo menyukai semua yang ada di diri Taehyung. Namun, bingung saja sekarang mau menulis apa. Taehyung sendiri terlihat santai. Ia sepertinya banyak menulis tentang Jisoo. Taehyung menoleh. "Astaga, kamu dari tadi cuman ngelihatin aku?" Jisoo malu, ia pura-pura menulis.
===
Menjadi seorang public figure bukan hal yang menyenangkan. Jisoo berkali-kali harus menahan hasrat. Salah satunya untuk makan-makanan yang manis. Perempuan itu bahkan harus menjalani diet esktrim.
Hari ini sudah satu tahun Jisoo menikah dengan Taehyung. Harusnya sekarang Jisoo senang karena kehamilannya di konfirmasi. Akan tetapi, itu semua harus menjadi sebuah angan. Karena dokter mengatakan hal lain tentang kandungan Jisoo.
Betapa sedihnya kedua pasangan kekasih itu saat mengetahui hal itu. Jisoo bahkan tidak mau bicara seharian dengan Taehyung.
Dokter menyebutkan Jisoo akan sulit memiliki anak. Hanya susah bukan tidak bisa, tapi perempuan itu sudah merasa takut. Dokter juga memberi tahu alasannya, katanya karena Jisoo sering melakukan diet ekstrim dan berdampak pada siklus menstruasi yang tidak teratur.
Membayangkan tidak bisa punya keturunan adalah hal yang paling menyakitkan. Jisoo menangis memandangi langit malam. Taehyung belum juga pulang sejak mereka sampai di rumah.
Taehyung pasti kecewa, ia menikah untuk memiliki anak.
Cklek
Pintu depan rumah terbuka. Jisoo menghampiri Taehyung. Laki-laki itu mengenaskan dengan bibir yang lebam, wajahnya penuh luka. Jisoo tidak tahu, kenapa laki-laki itu? Apa dia sembarang memukul orang di jalan?
Jisoo mendekati Taehyung. Membantunya berdiri. Laki-laki itu tertidur di sofa. "Jis, siapa laki-laki yang menyukaimu? Tadi dia datang dan mengatakan bakal buat kamu bahagia." Jisoo tidak mengerti dengan racaun Taehyung. "Kamu hanya salah dengar."
Setelah Jisoo mengeluarkan kalimat itu, Taehyung terlelap di sofa. Kakinya menggantung. Jisoo memperbaiki kaki Taehyung. Membuka kaos kakinya. Lalu meluruskan kaki Taehyung.
Jisoo menangis saat laki-laki itu terlelap.
Taehyung meminta maaf pada Jisoo. Sungguh, dia waktu itu kalap. Ia juga merasa kecewa. Baik Jisoo maupun Taehyung sama-sama tidak menunda. Namun, takdir berkata lain. Jisoo sulit untuk mengandung.
"Jis." Ditergurnya Jisoo yang sedang menunggu pembantu mereka memasak. "Maafin aku ya." Taehyung mengangkat jemari Jisoo. Mengecupnya satu persatu. Jisoo meluruhkan air matanya. Sangat sedih diperlakukan seperti ini.
"Kita akan berjuang sama-sama." Laki-laki itu juga menangis. "Kita akan bertahan."
***
Nyatanya janji itu hanya sesaat, sekarang mereka berdua berada di ujung tanduk. Walau berusaha menyelamatkan. Jisoo tersenyum miris, jika ia kembali dengan Taehyung. Apa ia bisa memberikan kebahagiaan untuk laki-laki itu?
Taehyung melihat Jisoo yang belum menuliskan apa-apa. Perempuan itu hanya melamun. "Jis, kamu gak papa?" tanya Taehyung. Jisoo mengangguk. "Aku gak papa. Kamu bisa ke tempat Nayeon dulu."
Setelahnya Jisoo menuliskan sebuah kalimat. "Aku suka semua yang ada di diri Taehyung, tapi lebih baik ia tidak bersamaku".
***
Nayeon heran dengan Jisoo. Perempuan itu kelihatan tidak bersemangat membahas ini. Bukankah membahas alasan kenapa kamu suka dengan pasangan adalah hal yang menyenangkan? Jisoo tidak seperti itu. Perempuan itu murung. Nayeon mengambil kertas Jisoo. Ia memberikan kertas itu ke arah Taehyung. Laki-laki itu menyambutnya dengan semangat.
Sedangkan Jisoo perempuan itu juga menyambutnya. "Sebenarnya ini bakalan kalian buka, ketika kalian akan memutuskan bercerai atau tidak. Sampai waktu itu, kalian tidak bisa membukanya."
Taehyung tidak terima. Ia sudah terlanjur penasaran. "Kenapa?" Jisoo juga sempat bingung dengan Nayeon. "Karena alasan kita menyukai seseorang itu adalah hal yang manis. Kalian harus membukanya terakhir."
Taehyung tetap tidak paham. Jisoo hanya mengiakan. "Oke, bagaimana kalau kita main sesuatu? Seperti mencari sesuatu barang. Sebentar lagi kan White Day. Kenapa tidak memberikan hadiah untuk pasangan?" Mereka saling pandang. Jisoo mengangguk. "Kita akan mengajak Jaehyun dan Rose main. Bagaimana?"
Jisoo mengangguk, lagi pula ini terlihat seru. "Mereka sebentar lagi akan datang."
***
Jisoo memakan es krim yang sudah meleleh di tangannya. Rose dan Jisoo tadi pergi ke tempat barang-barang antik. Tapi, di sana tidak ada apa-apa. Jisoo tidak tahu mau memberi apa. "Bagaimana kalau jam? Taehyung suka memakai jam?" tanya Rose. Jisoo menggeleng. Taehyung setahunya bukan pengoleksi jam tangan. Sama seperti Jisoo, ia juga tidak suka.
"Terserahlah bingung juga apa mau sih Taehyung." Rose menyerah. Jisoo tidak, ia akan memberikan sesuatu yang berharga untuk Taehyung. "Aku akan mengajaknya makan malam. Kamu cari untuk Jaehyun saja." Rose tersenyum. Ia bersemangat. Perempuan itu meninggalkan Jisoo sendirian.
Dengan masker dan kacamata Jisoo yakin tidak ada yang mengenalnya. Lagian Jisoo hanya sebentar. Jisoo cuman mau memesan tempat makan romantis bersama Taehyung. Jisoo bukanlah perempuan yang pintar memilih barang. Jadi lebih baik mengajak Taehyung makan saja.
Perempuan itu ingin menyebrang. Namun, dari arah kanan ada mobil yang melaju kencang. Mobil itu menerobos lampu merah. Jisoo kaku saat mobil itu hanya berjarak sejengkal di depannya. "Kamu gak papa?" Itu suara Jaehyun. Jisoo tidak bisa mendengarnya lagi. Badannya lemas.
TBC
Inget ya, ini cuman karangan bukan kenyataan. Aku ambil ini karena memang beberapa artis sering melakukan diet ekstrim. Dan itu bener2 gak baik. Doakan yang terbaik untuk Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
After This | Jisoo • Taehyung [✔]
FanfictionHari itu mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Kedua orang tua mereka menentang perceraian ini, tentu saja karena mereka sendiri yakin, baik Jisoo dan Taehyung masih sama-sama mencintai. Sehingga, orang tua mereka memutuskan menyewa penasihat per...