19 | Hardworking Boy

4.3K 559 39
                                    

Bukan Nayeon saja yang merasa Jisoo memang aneh tapi semua yang berada di rumah. Hari ini, Jisoo merengek minta dibuatkan makanan oleh Taehyung. Harus dari tangan suaminya. Juga dimasak tanpa bantuan orang lain. Tentu saja, Taehyung sedikit tidak mau. Namun, bagaimana lagi? Jisoo terlalu pemaksa.

Sekarang perempuan itu sedang merusuh di dapur. Merecoki semua bahan. Taehyung jadi sudah bergerak.

"Jis, pliss ... jangan diganggu. Katanya mau cepet makan. Biar aku yang masak, ya. Kamu duduk di sana aja." Taehyung menunjuk kursi panjang depan tv, Jisoo tidak terima. Ia mau belajar masak juga.

===

"Tae, boring gak, sih?" tanya Jisoo. Taehyung mengangguk. "Gimana kalau masak makanan aja. Kayaknya seru."

Taehyung menggeleng. Ia ingat terakhir kali Jisoo masak. Hasilnya tidak sesuai seperti yang Taehyung mau. Jisoo cemberut mendapati penolakan halus dari Taehyung. "Parah, kamu tu. Aku mau masak malah dilarang."

Aduh, bagaimana cara Taehyung bilang kalau masakan Jisoo itu sangat tidak pas di lidah?

"Jis, boleh masak, tapi sama aku. Biar aku yang bantu. Kamu bagian motong aja."

Jisoo menolak, ia tidak suka disuruh seperti itu. "Gak mau, aku maunya yang jadi chef, kamu asistennya." Taehyung menghela napas. Ia tidak bisa membiarkan Jisoo meracik bumbu.

"Jis ... jangan gitulah. Kamu ni, ya," Taehyung mencubit pipi Jisoo, "memangnya mau makanan kebuang lagi kayak waktu itu?"

"Ih, itu, kan sebelum aku pinter masak sekarang aku udah belajar."

Bagaimana bilang ke Jisoo? Kalau masakan dia itu tidak ada perkembangan. Padahal sudah belajar berminggu-minggu memasak.

Taehyung menarik napas. "Gak boleh ya, biar aku aja yang masak. Kamu diem di sini, oke?"

Jisoo menggeleng. Ia gigih ingin melakukan percobaan. "Wah, kamu beneran gak percaya?"

"Bukan, gak percaya sih, tapi kali ini aku aja. Oke?"

Setelah berdebat cukup lama. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk tidak memasak dan lebih memilih memesan makanan. Dengan begini, tidak ada lagi makanan yang masuk ke dalam tempat sampah.

***

"Jis." Taehyung bergerak gelisah saat Jisoo sengaja memeluk pinggangnya dari belakang. Perempuan itu sedang merayunya agar mengizinkan ikut turun tangan menyiapkan makanan.

Akhirnya Taehyung berbalik. Ia menghadap Jisoo yang tengah cemberut. "Jis, aku mau cepet. Kamu mau makan 'kan?"

"Kamu marah?" tanyanya sembari memajukan bibir, "aku gak mau ganggu, cuman kayak gemes aja lihat kamu masak. Jadi pengen peluk. Seriusan. Aku juga laper. Coba deh, kamu denger perutku."

Taehyung tertawa. Bagaimana bisa Jisoo mengatakan hal itu dengan ekspresi lucu minta dicubit?

"Iya, udah. Kamu boleh bantu. Asal jangan ngeganggu dan masukin sembarangan gula atau garam." Taehyung memberi peringatan pada Jisoo. Soalnya perempuan itu suka sekali menambahkan bumbu yang tak penting.

"Gak papa, dong. Biar makanannya tambah lezat." Jisoo sengaja menguji kesabaran Taehyung.

"Kamu tu, ya, yang ada kita gak bisa makan. Paling buruk sakit perut."

Jisoo mencubit perut Taehyung. "Kamu bener-bener ya."

Acara masak hari ini dihiasi tawa. Jisoo membantu Taehyung memasak. Namun, masih sempat menjahili laki-laki itu dengan bilang, kalau masakannya Jisoo tambah garam. Terkadang Taehyung akan berdecak kesal.

***

"Nih, udah jadi." Taehyung meletakkan piring berisi ikan goreng di depan Jisoo.

Entah kenapa, rasanya ada sesuatu yang akan keluar dari mulutnya. Belum lagi perasaan mual yang sudah mulai naik dan Jisoo segera menutup mulutnya. "Jis, gak papa?" tanya Taehyung khawatir. Ia memegang bahu Jisoo.

Perempuan itu mengiakan. Ia segera mengambil sumpit dan bersiap untuk makan. Suapan pertama masih bisa diterima oleh perut, walau harus susah payah ditelan. Namun, cukup lumayan.

Suapan selanjutnya, perasaan mual mulai menjalar. Apalagi Taehyung meletakkan cumi di piring Jisoo.

Jisoo tidak bisa menahannya. Ia segera berdiri dan meninggalkan meja makan diikuti oleh Taehyung. Ia muntahkan segala cairan yang sedari tadi mengganjal. Taehyung membantunya menyingkirkan rambut yang menghadang. "Jis, dikeluarin aja. Kamu tu kenapa?" Ia tekan bagian punggung Jisoo. Cairan bening itu tidak bisa berhenti keluar.

"Kita bawa ke dokter, ya. Kamu sakit." Jisoo membasuh wajahnya. Ia tidak menjawab perkataan Taehyung. "Gimana? Kita pergi ya? Kamu pasti sakit."

Tidak mau menduga sendiri sebenarnya Jisoo itu kenapa. Taehyung memutuskan memaksa Jisoo pergi ke dokter. Ada sedikit harapan bahwa perempuan itu mungkin hamil. Namun, ia berusaha menyembunyikan agar Jisoo tidak terlalu kecewa seperti kemarin.

"Bisa jalan?" Taehyung membuka pintu mobil. Mereka sedang berada di depan gedung prakter salah satu dokter umum.

Jisoo mengangguk. Ia masih sanggup berjalan. Taehyung saja yang terlalu lebay sampai bertanya seperti itu.

"Kalau gak bisa jalan, aku siap gendong. Jangan nolak." Jisoo memukul punggung Taehyung.

"Aku masih bisa jalan. Jangan aneh-aneh."

***

Selama di dalam ruangan, Taehyung tak lupa mengucapkan berbagi macam doa supaya keinginannya memang terkabul.

Jisoo sedang berhadapan dengan dokter di balik tirai. Taehyung memang tidak mau masuk. Biar itu menjadi urusan istrinya dengan dokter.

Tirai disingkap. Dokter keluar di susul Jisoo. "Kalau dilihat dari gejalanya, asam lambung sangat tidak mungkin. Bagaimana kalau kita Test kehamilan?"

Jisoo jelas saja menolak. Ia takut mengecewakan seperti kemarin. Namun, dokter yakin kalau Jisoo hamil.

"Sudah pernah diperiksa?" tanya Dokter. "Tapi, bagaimana ya, menurut saya itu tanda kehamilan."

Taehyung berbinar, ternyata masih ada harapan ia dan Jisoo memiliki anak. Otomatis perceraian mereka juga akan gagal karena Jisoo sedang mengandung.

"Bagaimana kalau kita periksa ulang. Kalau masih negatif, kita akan melakukan USG."

Jisoo dan Taehyung saling pandang, Taehyung menguatkan perempuan itu. Ia genggam tangan Jisoo. Ia yakin kali ini mereka akan memiliki seorang anak lucu.

Jisoo mengangguk. "Kalau gitu, Ibu bisa ikuti saya." Dokter membimbing Jisoo masuk ke dalam sebuah ruangan. Sebelum masuk Jisoo melihat Taehyung. Ia sedikit takut. Namun, senyuman laki-laki itu berhasil menenangkannya.

"Ibu tahu cara penggunaannya 'kan?" Jisoo mengiakan. "Kalau begitu saya tinggal."

Di dalam Jisoo sangat bingung. Bukan karena ia tidak paham. Akan tetapi, bagaimana cara bilang ke Taehyung kalau misal hasilnya negatif?

Jisoo membuka kotaknya dengan tangan gemetar ia sangat takut.

Ia menutup mata. Sudah waktunya melihat hasil tes.

Jisoo keluar. Taehyung menunggu di depan. "Gimana?"

TBC

After This | Jisoo • Taehyung [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang