Taehyung membuka kotak kado itu. Alangkah terkejutnya saat ucapan besar untuk Jisoo terpampang nyata. Taehyung mengambil kertas tersebut, memberikan pada Jisoo. Sekarang ia mendapati baju perempuan. Jisoo mengernyit heran di belakang. "Dia kok tahu ukuranku?" Taehyung tidak menjawab. Benar, ukurannya pas untuk Jisoo.
"Biasanya kalau fans yang kasih gak pernah pas. Kamu tahu sendiri." Taehyung memegang tangan Jisoo. "Gimana? Dibuang aja?" tanya Taehyung.
"Mungkin memang dari fansku. Bawa masuk aja."
===
Mental Jisoo sangat terganggu. Beberapa jadwal dibatalkan. Popularitas gadis itu semakin meroket karena skandal kencan. Sengaja atau tidak sebenarnya skandal kencan memiliki dua pengaruh untuk artis. Job yang semakin berlimpah atau job yang menurun.
Ini dikarenakan perhatian orang-orang yang selalu terpusat kepadanya. Jisoo termasuk yang beruntung karena skandalnya berhasil mendokrak namanya. Walau, hujatan tetap ia terima.
Hari ini bukan hanya bayangan orang yang melintas lagi. Namun, ancaman untuk mengakhiri hubungan juga Jisoo terima. Jisoo menyendiri. Tidak bisa berbuat apa-apa. Jaehyun selalu mengawasi di dalam kamar. Laki-laki itu juga tidak melihat adanya tanda-tanda orang yang masuk.
"Tenang ya, Jis. Kita bakalan cari sama-sama." Jaehyun mengusap air mata Jisoo. Gadis itu mengangguk. Ia masih menangis. "Aku bakalan periksa cctv. Kamu tunggu di sini."
Jisoo menahan tangan Jaehyun. "Jangan pergi, pliss. Dia masih mengintai."
Jaehyun tidak pergi, ia duduk di sudut kamar Jisoo. Melihat bagaimana perempuan itu tersiksa dengan teror yang tak pernah terungkap. Perempuan itu tidak pernah tidur nyenyak.
Berat badan Jisoo turun drastis. Ia tidak mau makan. Taehyung masih berusaha membujuk. "Jis, makan ya. Jangan sampai sakit."
Jisoo menggeleng. Ia menolak makanan dari Taehyung.
***
"Mau makan?" tanya Taehyung. Laki-laki itu memegang ponsel bermaksud memesan makanan. Jisoo melihat Taehyung. "Tae, aku takut." Jisoo sedang duduk di sofa. Matanya memancarkan kekhawatiran.
Taehyung mendekap Jisoo lama. Perempuan itu bergetar hebat. "Jis, aku ada perjalanan bisnis kalau kamu kayak gini terus aku gak bisa ninggalin kamu."
===
"Jis, kamu gak papa? Mau lanjut syuting?" Jisoo membeku di tempat. Baru saja ia melihat seorang kru wanita tertimpa lighting. Kepalanya pecah. Bukan, Jisoo merasa takut karena kru wanita itu baru saja terlibat cekcok dengannya.
"Bisa minta istirahat bentar?" Rose mengangguk.
Ia segera menghampiri sutradara. Jisoo ia berikan minum. "Jis, gak papa."
"Tadi aku baru aja ngomong sama dia. Kita ada cekcok dikit."
Rose menenangkan Jisoo. Ia mengusap punggung Jisoo. "Gak papa. Kamu baik-baik aja."
Mereka menyelesaikan syuting dengan cepat. Karena Jisoo tidak enak badan. Perempuan itu akhirnya menunggu di mobil. Tadi Rose meminta izin pergi ke toilet.
Kaca mobil Jisoo diketuk. Perempuan itu tidak berani membuka. "Jis, ini aku." Saat mendengar suara Rose. Perempuan itu menurunkan kaca. Lalu mempersilahkan Rose masuk. Jisoo tidak bisa berkedip beberapa menit saat tangan Rose meneteskan darah. "Kamu baik-baik aja, Rose?"
Jisoo panik ia mengambil tisu. Setelahnya, Jaehyun dan sopir masuk. "Ke klinik bentar. Tangan Rose berdarah." Jaehyun melirik ke belakang, tampangnya khawatir. "Sakit?" tanyanya pada Rose. Perempuan itu meringis.
Ini benar-benar sakit. Darahnya terus keluar. "Bertahan ya. Kamu pasti bisa."
Di klinik Rose mendapatkan pertolongan pertama Jaehyun bersama Jisoo menunggu di mobil. "Jae, Rose gak papa, kan?"
Jaehyun menoleh. Ia bisa melihat Jisoo sangat cemas dengan kondisi Rose. "Gak papa. Ia cuman kena goresan sedikit."
Jisoo menggigit kukunya. Sekarang sangat gugup mengetahui kabar Rose. "Jae, kamu tahu sesuatu tentang Rose? Dia kenapa bisa diserang?"
Jaehyun sepenuhnya memandang Jisoo. "Menurutmu, dia diserang? Kenapa bisa?"
Jisoo menggeleng. "Mungkin karena fans ku. Hanya punya firasat saja. Tak enak rasanya."
Jaehyun mengiakan. Ia memberikan Jisoo minum. Jisoo menolak. "Jis, pandanganmu tentang Rose bagaimana?"
Perempuan itu berpikir. Kenapa Jaehyun bertanya hal seperti ini? "Kenapa memang?"
Jaehyun tersenyum. Kegantengannya bertambah sepuluh kali lipat. "Cuman pengen tahu. Soalnya-"
Jisoo menebak, "Kamu suka Rose?"
Jaehyun terbelalak. Ia mengangguk malu-malu. "Sudah kuduga. Kalian sangat cocok. Segeralah nyatakan perasaanmu padanya."
"Belum punya nyali."
Jisoo menyunggingkan senyum. "Rose juga suka denganmu sepertinya."
Jaehyun tidak menggubris. Ia segera keluar saat melihat Rose mendekat. Laki-laki itu membukakan pintu untuk Rose. Perempuan itu meliriknya sebentar, sebelum kembali masuk ke dalam mobil. "Bagaimana?" tanya Jisoo.
"Hanya luka sedikit." Jisoo melihat luka Rose. Ia merasa bersalah. "Ini luka kecil, Jis."
Jisoo merasa tak tega. Pasti sangat sakit. "Bagaimana ya?" Jisoo menyampirkan rambutnya. Lalu, meniup tangan Rose. "Sangat sakit ya sampai kamu meringis?"
Rose menggeleng. "Sudah sembuh karena barusan ditiup."
Jisoo mengiakan, mobil sekarang membela jalan raya.
Jisoo dan Rose memang sudah dekat. Waktu itu, Jisoo sangat terpuruk karena tidak ada manajer yang mau mendampinginya. Hanya Rose yang mau. Gadis itu sangat baik. Juga penurut. Rose juga orang yang paling berjasa dalam hubungan Jisoo dan Taehyung. Perempuan itu selalu membantu, jika Jisoo mau kencan bersama Taehyung.
***
"Jisoo agak aneh, belakangan ini moodmu sering berubah. Mudah menangis. Awal-awal kita mau cerai kamu garang banget." Jisoo memukul dada Taehyung. "Kurang ajar. Jadi kamu mau aku mode apa? Singa atau kucing?"
Taehyung terkekeh. "Aku mau kamu jadi Jisoo yang sebenarnya. Jisoo yang aku kenal gak gini."
Jisoo menatap Taehyung gemas. "Tae?"
"Hm."
"Boleh cium?"
Taehyung menampilkan ekspresi gembiranya. Tanpa Jisoo meminta izin sebenarnya perempuan itu boleh saja melakukannya. "Tubuh ini milik kamu, Jis." Taehyung menindih Jisoo, sengaja ingin mengganggu Jisoo. Perempuan itu tertawa. Ia merasa terhimpit dan geli. "Tae, bangun gak? Kalau ada yang lihat gimana?"
Taehyung semakin merapatkan tubuhnya pada Jisoo. "Kangen tahu manja-manjaan sama kamu."
Jisoo merasa malu. "Aku juga kangen. Tapi kamu bisa berdiri bentar gak?"
"Kiss dulu." Jisoo tersenyum. Sebenarnya Taehyung tidak benar-benar menindih Jisoo. Laki-laki itu menopang tubuhnya. Jisoo mengecup Taehyung singkat. "Kamu selalu banyak mau."
"Iyalah." Taehyung duduk. Ia juga menarik tangan Jisoo. "Kamu belum diet ini. Makanya gak bisa angkat badan sendiri."
"Memang aku gendutan?" Jisoo cemberut. Ia tidak suka dibilang gendut. "Besok-besok aku gak bakalan makan banyak deh."
Taehyung menggeleng. "Eh, maaf-maaf kamu boleh makan banyak kok." Jisoo bersandar di dada Taehyung. "Kamu sekarang manja dan tukang mewek."
"Jis, aku sayang kamu."
TBC
Kalian bisa menerka siapa sih dalangnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
After This | Jisoo • Taehyung [✔]
FanfictionHari itu mereka berdua memutuskan untuk bercerai. Kedua orang tua mereka menentang perceraian ini, tentu saja karena mereka sendiri yakin, baik Jisoo dan Taehyung masih sama-sama mencintai. Sehingga, orang tua mereka memutuskan menyewa penasihat per...