16 | About Status

3.6K 566 93
                                    

Jisoo merasa akhir-akhir ini ia sedikit berbeda seperti suka mewek, suka dielus, dan kadang suka juga makan sesuatu yang ia jarang cicipi.

Kali ini Nayeon kelimpungan saat Jisoo meminta dibuatkan makanan yang harua Taehyung masak. Tentunya Nayeon bingung karena biar bagaimanapun suami Jisoo itu sedang ada urusan bisnis.

Perempuan itu sudah merengek. "Nay, serius, gue kangen banget makan masakan Taehyung."

Nayeon bangkit. Menatap Jisoo penuh amarah. "Jis, udah puluhan kali kamu ngomong kayak gitu. Udah ya, kamu sabar aja. Btw, kamu ini kenapa sih mintanya aneh-aneh? Sengaja ya supaya Taehyung makin cinta."

Jisoo yang sedang merebahkan tubuh, segera menyamakan posisi dengan Nayeon. "Nay, memang aku aneh ya?"

Perempuan itu mengangguk. "Banget, Jis. Awal-awal ketemu kamu itu sifatnya tegas. Semakin ke sini, entah kenapa malah mewek."

Jisoo menyetujuinya. "Lo hamil kali, Jis?" Nayeon bersorak girang. Disusul Bobby yang juga datang terkejut. Jisoo menggeleng. "Gak hamil deh, Nay."

Mereka berdua berwajah suram. Jisoo tidak peduli. "Emang kenapa? Kamu udah dapet bulan ini?"

"Enggak dapet. Memang biasanya aku dapet gak lancar karena minum obat diet. Nah, kadang sampai 5 bulan gak dapet. Pas aku hitung sekarang baru tiga bulan. Aku rasa gak mungkin hamil, Nay."

Nayeon nampak kecewa. Kalau Jisoo hamil, kan berarti mereka tidak jadi cerai. "Ya, Jis. Kamu buat penonton kecewa." Bobby kembali ke dapur. Jisoo hanya cemberut.

"Nay, sekarang lupain hamil aku pengen makan, masakan Taehyung."

Nayeon memukul kepala Jisoo. "Manja banget kamu, Jis!"

"Nayeon."

===

"Jis, kamu kok manja belakangan ini?" Jisoo yang ingin memakai baju terhenti dengan pertanyaan Taehyung. Laki-laki itu sedang duduk santai di pinggir ranjang dan dari tadi masih setia memandang Jisoo. "Tae, pakai baju." Jisoo melempar baju yang tergeletak di lantai ke arah Taehyung.

"Kamu memang ya." Taehyung mengambilnya setelah itu mengenakannya. Laki-laki itu memeluk Jisoo dari belakang.

"Tae, parfume kamu ganti?" Taehyung menjeda kegiatannya sekarang—mengendus leher Jisoo. "Kenapa memang?"

"Aku suka." Jisoo berujar malu-malu. "Tumben suka parfume. Besok temenin ke tempatnya ya. Pengen beli."

Taehyung mengangguk singkat. "Kamu aneh-aneh aja deh."

Jisoo senang sekali saat Taehyung mengajaknya pergi ke toko parfume. Wangi yang bercampur menjadi satu dapat menenangkan Jisoo. Beberapa botol juga berbentuk menarik. Perempuan itu mencoba beberapa tester. Lalu menimbang, mana parfume yang wanginya enak.

Setelah dirasa cocok. Jisoo membelinya. "Yang ini ya, Mbak."

Taehyung menggandeng Jisoo di basement. Jisoo tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya saat melihat mobil mereka yang kacanya sudah pecah. Jisoo mengeratkan pelukan pada lengan Taehyung. "Tae, gimana dong ni?"

Taehyung kembali menenangkan. Mereka berdua akhirnya menghubungi Jaehyun dan Rose. Perasaan tadi dua orang itu memutuskan menunggu di mobil.


Terakhir kali teror itu terjadi dua bulan yang lalu. Seharusnya Jisoo sekarang sudah bisa bernapas. Adanya kaca yang berserakan membuat perempuan itu harus kembali ketakutan. Selalu menangis setiap malam.

Taehyung tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi saat Jisoo setiap hari tidak pernah absen muntah. Laki-laki itu curiga dan membawa Jisoo ke dokter. Naasnya dokter mendiagnosis kalau Jisoo memang tengah hamil beberapa minggu. Namun, janinnya lemah. Si ibu terlalu sering stres. Berpikir yang tidak-tidak.

***

Teror dan hamil terjadi setelah enam bulan mereka menikah. Setelah kejadian itu, Jisoo sangat susah hamil dan dokter mengatakan kalau Jisoo akan kesulitan hamil.

Makanya perempuan itu tidak terlalu percaya tentang perkataan Nayeon. Ia menggeleng dan membantah. Namun, keinginan untuk mencoba masakan buatan Taehyung masih belum selesai. Jisoo sangat ingin.

Perempuan itu bergerak, ia mencari Nayeon. Ternyata sedang bermanja dengan Bobby. "Nay, jangan bilang Taehyung tentang perubahan sikap aku ya."

Nayeon melihat ke belakang. "Kenapa?"

"Gak papa."

"Jangan bilang aja." Nayeon mengiakan.

***

Rose datang, kali ini membawa beberapa proposal. "Apa ni?" tanya Jisoo.

"Ada yang nawarin project drama. Gimana?"

Jisoo menolak. Ia geser proposal itu agar menjauh. "Gak mau. Aku udah gak mau lagi terlibat di industri itu. Masalah dengan Tae aja belum selesai."

Rose tidak terima. Ia tidak suka Jisoo begini. "Jis, ini impianmu. Masa iya kamu nyerah karena Taehyung gak bolehin. Kalau dia memang suka kamu seharusnya, dia gak bakalan nyegah dong!" Jisoo menatap Rose penuh pertanyaan, kenapa perempuan ini malah marah-marah?

"Rose, kamu kenapa? Kok malah marah-marah? Aku memang udah mutusin buat nyelsaiin masalah dengan Taehyung dulu. Urusan karir aku gak mau lanjut."

Rose tak habis pikir dengan jalan pilihan Jisoo. Bukannya pasangan itu saling mengerti? Kenapa Taehyung tidak bisa mengerti Jioso.

"Coba kamu tanya ke hatimu, Jis. Ini impian kamu dari lama. Udah susah-susah juga, kan kamu sampai sini. Masa cuman karena Taehyung kamu mau menyerah?"

Jisoo rasanya ingin meneriaki Rose. Namun, ia tidak mampu. "Rose, itu udah kita bahas. Dan asal kamu tahu. Kalau kita udah sayang dengan seseorang, kita pasti bakalan ngelakuin apa aja buat dia. Ini pengorbanan aku buat Taehyung."

Jisoo berdiri. Rose mencegah. "Kamu tahu, Jis? Sekarang aku juga lagi berjuang buat orang yang aku suka."

Perempuan itu berhenti melangkah. Sedikit bingung dengan perkataan terakhir Rose sebelum perempuan itu menjauh.

***

Malamnya, Jisoo tidak berhenti bercerita pada Taehyung melalui sambungan video.
"Aneh gak sih, menurutmu perkataan Rose tadi?"

Taehyung di sebrang sana nampak berpikir. Jisoo merubah posisi menjadi terlentang. "Jis, aku lagi gak enak badan."

"Loh, kenapa? Udah periksa?" tanya Jisoo. "Kamu salah makan?"

Perhatian Jisoo yang seperti ini sangat Taehyung rindukan. Laki-laki itu tersenyum hangat. Sudah lama sekali Jisoo tidak sepanik ini. "Gak tahu, tadi muntah-muntah. Wajah kamu pucat. Udahan aja ya vc-nya? Kamu tidur."

Taehyung menggeleng. "Lihat kamu lagi terlentang gitu. Entah kenapa pengen meluk dari samping. Kangen serius."

Jisoo menyembunyikan ekspresi malunya. "Makanya cepet pulang. Aku juga kangen kamu."

Jisoo sekarang berdiri untuk menutup tirai. "Jis, lari keluar sekarang." Jisoo mengerutkan kening saat Taehyung berkata itu. "Jangan lihat ke belakang!" Jisoo tersentak karena di benak Taehyung.

"Sekarang kamu lari keluar. Ada orang di belakang kamu!"

TBC

Ayo, cocoklogi. Sebenarnya Rose itu kenapa?

After This | Jisoo • Taehyung [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang