12 | Scandal

4.9K 625 53
                                    

Perjalanan cinta mereka masih panjang, bagai jalan yang belum menemui ujungnya. Walau semalam bisa dibilang, mereka mengedarkan bendera perdamaian. Namun, nampaknya tidak semudah itu. Jisoo dan Taehyung sama-sama memutuskan untuk membangun semuanya dari awal. Mengikuti program ini sampai selesai. Biar bagaimanapun, orang tua mereka sudah mahal membayar Nayeon.

Nayeon berdiri di ambang pintu, entahlah, perempuan itu juga bingung dengan Jisoo dan Taehyung. Entah apa yang mereka lakukan semalam setelah berciuman. Membayangkannya saja Nayeon tidak mau. Untuk menghilangi pikiran anehnya itu, Nayeon mengambil air di dapur. Ia melihat Jisoo. Wajah perempuan itu masih sama seperti tadi malam—tidak ada yang berubah.

"Nay, hari ini kegiatan kita apa?" Nayeon mengangkat bahu. Ia memperlihatkan Hot line news hari ini. "Kayaknya kamu harus selesain konflik dengan agensi dulu deh, Jis." Jisoo meraih ponsel Nayeon.

Berita itu menjelaskan bahwa agensi Jisoo menuntut perempuan itu karena mengakhiri kontrak secara sepihak. Jisoo jelas tak terima karena ia sudah mengurus semuanya.

Taehyung keluar kamar dan sangat heran saat melihat Jisoo terlihat suntuk. "Kenapa?" Jisoo berdehem. Ia sedikit canggung. Sebab, kejadian semalam sudah sangat lama tidak mereka berdua alami. Aduh, bagaimana cara menghindari Taehyung.

"Kontrak terhadap agensi." Taehyung mengambil alih ponsel Nayeon. "Yang urus ini semua siapa?" Jisoo berjalan ke arah kamar. Ia membuka koper hitam yang berada di sudut ruangan. Lalu memberikan dokumen ke arah Taehyung.

"Ini ... aku yang urus sama Rose." Jisoo menunggu jawaban Taehyung. Laki-laki itu berpikir. "Kamu yakin Rose urus semuanya?" tanya Taehyung. Jisoo mengangguk, walau sedikit ragu.

"Jis, kamu inget kejadian waktu itu? Ada penyadap di kamar kamu." Jisoo memutar otak, ia tentu mengingat kejadian itu.

===

Jisoo tidak berhenti menangis saat foto dirinya bersama Taehyung terpampang nyata di media sosial pagi ini. Apalagi saat banyaknya komentar menuduh yang ditudingkan pada Jisoo.

Komentar yang paling membuat sakit hati adalah saat mereka mengatakan Jisoo hanyalah artis sombong yang baru saja naik daun dan dengan gilanya membuat fansnya marah.

Inilah yang Jisoo takutkan. Memang, drama yang ia bintang tengah naik daun, fansnya pun mulai bertambah. Jisoo tidak tahu, bahwa foto dirinya tengah berkencan dengan Taehyung di apartemen menjadi viral. Entah siapa yang memotret di dalam rumah. Padahal rumah Jisoo tidak ada satu pun penyusup.

Taehyung sangat tak tega melihat Jisoo yang tidak mau makan, perempuan itu lemah, mudah mendengarkan berbagai komentar jahat. "Jis, makan dulu ya. Atau aku panggil Rose? Gimana?" Jisoo menolak. "Kalau gak makan nanti sakit loh."

Perempuan itu tetap diam dan memilih menutup mulut agar tidak disodori makanan. "Berhasil?" Ibu Jisoo bertanya ke arah Taehyung yang baru keluar dari kamar Jisoo. Laki-laki itu menggeleng. Ibu Jisoo kecewa. "Jisoo memang anaknya mudah kepikiran."

Taehyung menatap sendu pintu kamar Jisoo. Seharian semenjak berita itu muncul Jisoo tidak mau keluar kamar. Bahkan, agensi yang meminta pernyataan resmi dari Jisoo saja perempuan itu abaikan.

Kali ini, ia kembali berusaha. "Jis," panggil Taehyung. Ia tidak mendapati keberadaan Jisoo di kamar. Ia pun menuju kamar mandi di sudut ruangan. "Astaga, Jis." Jisoo sengaja menghidupkan keran sampai bath up penuh dan berhasil menenggelamkan seluruh badannya.

Taehyung mengangkat Jisoo, membawa gadis itu ke dalam kamar. Membaringkannya. Bibirnya sudah membiru.

Taehyung mulai panik. Ia segera memanggil dokter.

Untungnya Jisoo masih bisa diselamatkan. Jika Taehyung terlambat sepuluh menit. Dokter rasa Jisoo tidak bisa lagi menghirup udara segar. Taehyung merasa bersalah. Seharusnya ia yang menanggung semua ini. Akan tetapi, semua hujatan Jisoo tanggung sendiri.

Ia menggenggam tangan Jisoo yang mulai hangat, tapi gadis itu masih belum sadar. Taehyung memperhatikan wajah Jisoo. Ia sangat menyesal. Tiba-tiba Taehyung merasa seseorang melintas melewati jendela kamar Jisoo. Laki-laki itu mengintip, tapi ia rasa mustahil jika seorang penguntit berhasil naik ke balkon kamar.

Apartemen ini bangunannya sangat tinggi. Juga memiliki keamanan yang ketat. Aneh saja rasanya ada seseorang yang mampu menembusnya.

Taehyung berbalik saat ia merasa Jisoo mulai menggeliat. Laki-laki itu mendekat. Membantunya duduk. Jisoo mulai menangis lagi. "Tae, apa mereka masih mengatakan hal-hal kasar? Tentangku? Aku membacanya, Tae. Dia menyumpahiku." Jisoo mulai menangis. Hatinya hancur saat membaca ribuan komentar tak baik tentangnya.

Taehyung mendekapnya hangat. "Seharusnya aku mati saja. Mereka tidak menginginkanku lagi. Bahkan, mereka tidak pernah melihat kebaikanku. Di segala kesempatan aku selalu menyebut nama mereka, Tae."

Laki-laki itu paham, Jisoo adalah artis yang ramah, ia baik terhadap penggemar. Selalu mengingatkan penggemar untuk menjaga kesehatan. Namun, apa yang perempuan ini dapat? Bahkan di saat ia terpuruk, penggemarnya bersembunyi.

"Jis, aku janji, kita bakalan melewati ini semua ya. Gak ada kata bunuh diri. Kamu bakalan tetap hidup, dan aku yang akan menjamin itu." Rasanya sangat menyesakkan saat Jisoo berucap ingin mengakhiri hidup.

Jisoo tidak mendengar perkataan Taehyung. Ia hanya memeluk Taehyung lebih erat. Berusaha melewati ini semua.

Bohong saja jika Jisoo mengatakan setelah hubungannya terbongkar ke media bahwa ia baik-baik saja. Mungkin sebagian artis akan merasa baik. Jisoo tidak seperti itu. Setiap hari ia merasa diteror. Apalagi tadi ia menemukan surat bertuliskan tinta merah, yang katanya ditulis menggunakan darah. Jisoo berteriak. Ia menatap sekitar dengan awas. Ia menderita.

Laki-laki itu tak pernah jauh dari Jisoo. Ia juga sudah melapor semua kejadian Jisoo pada detektif swasta. Taehyung selalu ada untuk Jisoo. Bahkan di saat tersulit gadis itu. Dokter mengatakan, mental Jisoo terganggu. Untuk sekarang, Jisoo tidak boleh membuka berita, menonton tv. Karena diyakini berita kencannya masih jadi pembicaraan yang tak henti.

Jisoo menangis setiap malam. Taehyung selalu sigap. Mendekap menengkannya. "Jis, udah ya. Gak ada apa-apa."

Jisoo menggeleng lemah. "Ada, dia mengawasi kita Tae. Dia ...." Jisoo kembali menangis, ia tertekan.

"Sayang, Jaehyun ada di depan. Dia udah jagain tempat ini. Kamu tenang ya." Jisoo tetap tidak menggubris. Ia kembali meraung. "Kamu gak tahu gimana rasanya dapat banyak hujatan." Taehyung diam, ia memang tidak tahu, tapi Taehyung rasa ia bisa membantu.

"Kemarin ada yang menghidupkan televisi. Aku menonton berita kita. Mereka masih menghujatku." Taehyung menghela napas. Ia memeluk Jisoo sampai tertidur.

Besoknya tv sudah tidak ada lagi di apartemen Jisoo. Ia menghindari Jisoo menonton tv. Taehyung mau melindungi Jisoo. Ia merasa sangat gagal saat perempuan itu mau menelan pil untuk mengakhiri hidup. "Hei, kamu gak bakalan bahagia jika mati. Mereka bakalan ketawa pas tahu kamu menyerah Jisoo."

Lama kelamaan obat itu jatuh di lantai. Taehyung bersyukur, Jisoo tidak pernah menelan obat itu.

TBC

Kalo mmg Jisoo pacaran, apalagi sesama idol aduh pasti berat banget. Aku ngebayangin gimana mereka berjuang buat bertahan.








After This | Jisoo • Taehyung [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang