20 | Jadi Ayah

5.2K 538 62
                                    

Jisoo mengambil napas sebelum mengatakan, "Aku hamil. Kamu bakal jadi Ayah." Jisoo merebahkan kepalanya pada dada Taehyung. Betapa terkejutnya laki-laki itu.

"Beneran?" Jisoo mengangguk. Baru kali ini melihat wajah berseri Taehyung semenjak mereka memiliki konflik. "Astaga, aku beneran gak nyangka. Kamu akan jadi Ibu."

Taehyung membawa tangan Jisoo untuk ia genggam. Matanya tulus. Ia mengucapkan, "Terima kasih, Jis. Aku sayang kamu."

***

Semenjak Jisoo pulang dari klinik. Bukan Taehyung saja yang heboh. Nayeon dan Bobby juga terlihat gembira. Ia bahkan menyuruh Jisoo untuk tidak mengerjakan pekerjaan apapun. Hanya disuruh duduk. Taehyung bahkan lebih gila. Menciumi perut Jisoo kadang tertawa karena merasa berhasil menanam benih di rahim Jisoo.

"Tae, geli tahu. Jadi, penasaran gimana nanti wajahnya ya." Mereka seakan lupa bahwa kini tengah berada di ujung tanduk sebuah hubungan. Taehyung sangat gembira sampai rasanya ingin menangis. Ada saja yang Tuhan berikan pada mereka padahal dua sejoli ini waktu itu keras ingin berpisah.

"Pengen nangis serius." Taehyung mengusap air mata seperti seorang anak kecil. Jisoo tersenyum. "Ngerasa sedih kalau ingat kita marahan kemarin. Bahkan ...."

Jisoo memeluk Taehyung dari samping. Ternyata ini berhasil. Membuat laki-laki itu tidak lagi menangis. "Kamu tu memang cengeng banget, ya. Nanti kalau anak kita lihat gimana? Gak malu?"

"Dia belum bisa lihat kali, Jis."

Jisoo menatap menantang. "Kata siapa? Dia itu tahu kalau perasaan ayahnya gimana."

Taehyung cemberut. "Nanti kalau dia lahir. Kamu bakal tetap perhatian sama aku 'kan?"

Jisoo hanya mengangguk. Taehyung memang persis seperti anak kecil sekarang. "Sekarang aku akan pilih kamu karena dia belum lahir."

Nayeon berdiri di ambang pintu dengan wajah penuh haru. Biar bagaimanapun anak dalam kandungan Jisoo mampu membuat mereka tidak jadi bercerai.

"Mereka akhirnya tahu," gumam Rose. Ia menatap Jaehyun curiga, "jangan coba-coba buat nyakitin Jisoo."

Laki-laki itu menoleh. "Kenapa? Bahkan Taehyung enggak bisa tahu keinginan Jisoo sebenarnya."

Rose memutar bola matanya. "Tahu sesuatu? Jisoo memang sayang Taehyung. Kalau kamu sangat suka seharusnya rela buat lepasin." Jaehyun tidak terima. Ia mengepalkan tangannya.

"Gak semua yang kita mau bakalan kita capai. Ada masanya kita melepas."

"Kita lihat sampai mana mereka bertahan." Jisoo baru sadar ternyata Jaehyun dan Rose juga berada di sini. Perempuan itu berlari dan mendekat ke arah Rose.

"Jis, jangan lari-lari." Rose memperingati dengan wajah panik. Jisoo tersenyum hangat. Terlihat sekali bahwa gadis itu tengah senang.

"Se, dia anak aku. Dia bakalan lahir." Jisoo memeluk Rose haru. Biar gadis itu tidak ada hubungan darah dengannya. Rose tetaplah teman terbaiknya.

Rose ikut terhanyut. Ia dekap Jisoo tak kalah erat. "Selamat ya, Jis. Jaga baik-baik."
Seakan ini adalah kalimat terakhir yang sanggup ia ucapkan.

Jisoo sampai menangis. Taehyung menenangkan dari belakang padahal laki-laki itu lebih sedih dari siapapun.

***

Saking senangnya dan tak bisa lagi mengungkapkan, Taehyung bahkan ingin sekali mengajak Jisoo membeli beberapa baju bayi. Namun, naas saat Bobby dan Nayeon melarang. Soalnya umur kandungan Jisoo masih kecil.

Jadilah, Taehyung uringan seharian. Ia tidak mau berbicara dengan Nayeon. "Astaga, cuman gara-gara gak beli baju bayi. Dasar anak kecil banget si Taehyung." Bobby berbisik ke arah Nayeon yang sedang membuat pernyataan tentang kontrak mereka yang batal.

Taehyung yang duduk di depan Bobby mendelik. "Sirik, kalau mau punya anak buat sama Nayeon."

Bobby malah cemberut, ia mengadu kecil pada Nayeon. Jisoo hanya geleng-geleng kepala. Sebenarnya tadi Taehyung melarang Jisoo keluar kamar. Katanya takut Jisoo kelelahan.

Apalagi aksi mogok Taehyung yang tak mau pergi ke kantor dan memilih bekerja dari rumah. Jisoo hamil menjadi alasan untuk laki-laki itu berbuat semuanya. Taehyung ingin menjadi suami siaga.

Laki-laki itu bahkan memaksa Jisoo menghendaki suatu hal. Dia mau merasakan bagaimana punya istri ngidam.

"Jis, masih gak ada yang kamu mau?" Jisoo menggeleng. Ia memperhatikan Nayeon yang sedang menandatangani surat persetujuan.

"Paksa aja. Nanti aku pasti beliin." Jisoo itu bingung. Sekarang Taehyung malah memaksanya untuk beli sesuatu. "Coba dipikirin dengan tenang."

"Tae, Jisoo gak mau sesuatu juga. Maksa banget." Nayeon menggeser surat pernyataan pada Jisoo.

"Kamu sama Bobby sama aja. Mending cepet nikah biar bisa nyusul." Jisoo tertawa. Taehyung sangat kurang ajar.

"Udah, ya, Tae. Kalau kamu maksa, kamu yakin mau beliin?" Mata Taehyung berbinar, bak anak kecil yang menurut, ia mengiakan. "Gimana, kalau kita makan ramyeon di mini market. Pengen banget rasanya."

Taehyung auto menolak. Setahunya ibu hamil tidak boleh sembarangan makan. Apalagi ini mie instan. "Sekali-kali gak papa kali. Kamu tadi katanya pengen nurut semua kemauanku?"

***

Jisoo ingat, terakhir kali ia datang ke mini market ini. Ketika lokasi syuting dipindahkan secara mendadak dekat sini. Sudah lama Jisoo tidak datang.

Sekarang ia sedang mengikuti Taehyung ke arah mesin air panas.

Jangan lupakan, penampilan Jisoo yang tertutup: Masker dan topi.

"Sini punyamu." Taehyung menekan tombol air panas. Air dengan asap yang mengepul keluar. Jisoo memperhatikan bagaimana lihainya Taehyung mengeluarkan bumbu.

===

Ini sudah bungkus mie ke lima dan botol minum ke enam. Jisoo lama sekali. Katanya mau selesai syuting. Jadi Taehyung berencana menjemput. Perutnya sudah sangat lapar. Mau tak mau memakan mie yang tersedia. Namun, sampai lima jam duduk di sini. Perempuan itu belum memberi kabar tentang kepulangan.

Taehyung sangat jenuh. Karena sedang tak ada kerjaan kantor, makanya pria itu mau menemani Jisoo. Sialnya, syuting Jisoo harus ditunda beberapa jam.

Laki-laki itu berdiri. Kali ini ingin memesan lagi. Akan tetapi tak jadi, Jisoo sudah datang. Ia memegang tangan Taehyung dan berkata, "Maaf lama. Tadi ada beberapa adegan yang harus diulang. Pulang sekarang?"

Taehyung tak bisa menahan gemas. Bagaimana tidak? Hari ini Jisoo melakukan adegan kiss. Tentu saja Taehyung cemburu, tapi dia pura-pura tegar.

Jisoo yang berusaha menutup maskernya terhalang oleh sentuhan bibir Taehyung di bibirnya. Jisoo terbelalak, ini kawasan umum.

"Tae." Laki-laki itu tersenyum konyol. Sengaja memang mau membuat Jisoo kesal. "Kalau ada yang lihat gimana?"

Taehyung mengedarkan pandangan. "Gak ada orang, Jis. Lagian siapa yang gak kesel coba pacarnya kiss sama orang lain."

"Itu resiko pacaran dengan artis," ucap Jisoo, "Jaehyun udah nunggu kita harus cepet."

Rose sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Jaehyun. Sekarang ia tahu. Laki-laki ini memang menaruh perasaan pada Jisoo. Lalu motif dia mencelakai gadis itu apa? Bukannya mencintai harus siap patah hati?

"Kalau cuman buat sakit hati mending dilupain."

Jaehyun menengok. "Kamu juga."

TBC




After This | Jisoo • Taehyung [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang