09 | Bertemu Kamu

4.2K 612 9
                                    

Kalau sudah percaya, bukannya lebih mudah saling terbuka? Kamu percaya dengannya, berarti kamu juga mau berbagi rahasia bersamanya?

Nayeon menghela napas saat mereka berdua mengatakan masih ingin melanjutkan semua ini. Padahal jika mereka berdua sama-sama sudah percaya dan memutuskan tidak jadi bercerai, tugas Nayeon sudah selesai. Rupanya mereka berdua belum mau ini berakhir.

"Tahap ini, kalian harus mengungkapkan apapun yang belum kalian sempat bicarakan selama menjadi pasangan kekasih ataupun suami istri."

Jisoo melirik Nayeon sebelum perempuan itu pergi. "Yang baik atau jahat?"

===

Jisoo Itu artis paling ramah, bahkan ia tidak segan untuk makan bersama staf. Ataupun membelikan beberapa barang pada stafnya.

"Nah, make up hari ini sangat bagus, Jis." Lisa memperlihatkan hasil karyanya pada Jisoo melalui cermin. "Tapi lo selalu cantik, sih. Gue suka wajah lo."

Lisa senang, ia baru saja bergabung dengan tim make up Jisoo. "Bagus, seharusnya lo gak ngerias gue lagi. Lo seharusnya sudah merias artis hollywood." Jisoo memerhatikan setiap inci wajahnya yang sudah dipoles.

Lisa tersipu dengan penuturan Jisoo. "Oh, iya, besok ikut ke acara makan perusahaan?" tanya Lisa.

"Lihat deh, gue lagi gak mood ikut."

Lisa malah cemberut. "Ikut aja, Park Seo Joon ikut. Siapa tahu lo berjodoh dengan dia, kan?"

Jisoo memang sudah lama menyukai seniornya itu, mungkin hanya Lisa yang tahu.

"Lihat deh, kesempatan ini jangan dihilangin, Jis. Nanti keburu di embat orang lain."

Jisoo hanya menanggapi Lisa dengan anggukan.

Pesta perusahaan, membahas itu Jisoo sedikit ngeri. Yang hadir bukan saja artis biasa sepertinya, tapi artis yang sudah melambungkan beberapa drama.

Bagi aktris rookie sepertinya. Menghadiri acara seperti ini, bukan suatu kewajiban. Perempuan itu hanya ingin datang karena Lisa memberi kabar tentang aktor kesukaan Jisoo.

Perempuan itu sudah siap menggunakan gaun merahnya. "Kamu yakin akan masuk Jisoo?" tanya Rose.

Perempuan itu menggigit bibir bawahnya. Dia jadi ragu. "Gak apa, aku rasa mereka baik sama kamu."

Saat pertama kali menampakkan diri di pesta kantor, Jisoo sangat bingung, ia mencari beberapa artis yang dikenalnya. Tapi nihil, apa mereka juga enggan datang ke pesta ini?

Sehingga gadis itu memilih duduk di bar kecil. Dia jadi menyesal datang, sudah tidak bertemu idola, malah terdampar di bar mini ini. Jisoo melirik kembali orang sekitar, tapi matanya malah melihat Park Seo Joon—si idola yang kesusahan menarik temannya yang nampak enggan masuk.

Entah ini perasaan Jisoo atau apa. Tapi laki-laki itu menatapnya lurus. Lalu berjalan ke arahnya. "Hei, Jisoo." Senyumannya yang sangat manis, mampu membuat Jisoo menarik kata-katanya 'menyesal' tadi. Astaga, Jisoo ingin membalas sapaan tapi rasanya canggung.

Laki-laki yang di sebelah Park Seo Joon juga ikut menoleh. Laki-laki itu juga mengambil tempat di sebalah Park Seo Joon. "Eh, kamu sendiri?"

Aduh, diajak bicara sama idola itu dampaknya ternyata berpengaruh pada jantung dan saraf Jisoo. Lihatlah sekarang saat gadis itu ingin mengangkat gelas malah tangannya gemetar. Gugup sekali rasanya.

Jisoo menyesap minumamnya, ia membuang muka. Beradu tatap dengan idola sangat tidak baik untuk jantung. Park Seo Joon berdiri. "Jisoo, titip temenku dulu ya."

Jisoo hanya mengiakan sembari tersenyum, padahal dirinya sangat tidak suka dengan kepergian laki-laki itu. Jisoo memandang laki-laki itu yang tengah berbincang dengan rekan sesama artis. Rasanya Jisoo iri dengan gadis-gadis itu.

"Jangan ngelihat kayak gitu. Kamu seperti mau makan dia hidup-hidup." Perkataan itu datang dari kiri Jisoo. Si pengucap malah pura-pura tidak tahu. Ia kembali meminum bir. Jisoo menatapnya kesal.

"Kamu artis baru? Belum pernah lihat, di televisi soalnya," katanya sarkas. Jisoo hendak pergi tapi digagalkan oleh suara yang mengintrupsi. "Kamu sudah diberi pesan untuk menjagaku. Eh, malah pergi."

Jisoo melirik tangannya yang dicekal, pergelangan si laki-laki cukup bergaya dengan jam tangan mewah. Kali ini perempuan itu menatap kedua mata sayu itu. "Aku baru saja ditinggal nikah. Rasanya sangat sakit."

Jisoo mengangkat satu alisnya, ia kembali duduk. Semua atensinya tertuju pada Taehyung. Tampang laki-laki itu terlihat sangat tidak baik. "Kadang, kamu tidak tahu. Tuhan itu sebenarnya mau apa. Mungkin, memang dia bukan jodohmu." Setelah mengatakan hal itu, Jisoo beralih menatap yang lain. Dari mana dia bisa mendapatkan pikiran ini? Berkencan saja tidak pernah sampai sebulan.

Taehyung menoleh. Seperti baru mendapat sebuah pencerahan. Matanya berbinar, senyumnya mengembang. Gadis di depannya sangat cantik.

Jisoo jadi salah tingkah, sebab laki-laki di hadapannya ini tidak kalah menawan dari idolanya tadi. Tapi semenit kemudian, Jisoo segera memutuskan kontak mata. Dan pergi meninggalkan Taehyung.

Taehyung berharap dalam hati, supaya mereka berdua dipertemukan lagi.

Harusnya Jisoo yang mendapatkan tawaran menjadi model untuk produk tas ternama itu. Tapi agensinya malah memberikan pekerjaan itu pada orang lain. Jisoo benar-benar tak paham, apa yang kurang Jisoo berikan pada agensi itu sampai pekerjaan pun diberikan pada orang lain?

Padahal jika ditelaah lagi, Jisoo lebih pangsa pasar dari artis itu.

Sekarang Jisoo murka. Ia mendatangi CEO. Duduk menantang sembari menghentakkan kaki. "Oke, sekarang sajangnim mau bicara apa? Memberikan pekerjaan yang seharusnya untukku pada orang lain ... ahh, bagaimana aku menyebutnya ya." Jisoo terkenal dengan mulut pedasnya, tapi ia baik terhadap siapapun yang memperlakukannya dengan layak.

"Jis, dia artis baru, jadi, aku berusaha mendorongnya."

Jisoo memutar bola matanya malas. "Sajangnim, kau salah mengambil langkah." Jisoo tersenyum sinus, kini memasukkan bukti kecurangan dari agensinya ke dalam tas. "Oke, kamu bakalan ambil produk lain. Kamu bakalan jadi ambasaddor shampoo. Gimana?"

Jisoo Yang sudah berdiri kembali duduk. "Sajangnim tidak perlu terlalu keras mempertahankanku. Jika memang tidak suka, kenapa aku tidak diizinkan pergi." Jisoo keluar ruangan dengan segala kekesalan.


Karena agensinya Jisoo bertemu lagi dengan laki-laki yang bisa dibilang tengah merana kala itu. Jisoo membuang muka, lalu tersenyum meremehkan. Di hadapannya ada CEO produk yang akan bekerja sama dengan Jisoo, sekarang laki-laki itu memandang Jisoo penuh kebingungan, ia tak menyangka ternyata doanya dikabulkan Tuhan.

Oke, Jisoo menyesal sudah mengambil tawaran ini.

"Kim Jisoo?" tanyanya memastikan. "Silahkan duduk." Taehyung menunjuk kursi dihadapannya. Jisoo melirik, kemudian mengambil langkah dan duduk.

"Sekarang apa yang perlu didiskusikan?"

TBC









After This | Jisoo • Taehyung [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang