"Sepi amat nih rumah. Pada kemana semua?" Bian baru bangun dari tidur siangnya, mengulet, terus menguap. Terus gercep buka kulkas, "Kosong, lurr."
San yang lagi ngelap gitarnya nyaut, "Ntar malem kalau nggak males, keluar aja cari makan."
Pintu kamar Jae terbuka, "Males banget. Ada gofood, napa harus ribet?"
"Love untuk kamu," Bian memberikan heart finger ke Jae.
"Jijik." balas Jae. Tapi nampaknya Bian udah kebal sama sifatnya Jae yang minta digampol itu.
"Wisnu kemana?" tanya Jae.
"Masih di rumah Mbaknya." jawab San.
"Eh, ponakannya udah nggak papa? Atau dijengukin aja." kata Bian.
"Hmm, maunya gue yang gitu tadi. Tadi Wisnu bilang udah baikan dan nggak usah repot-repot." kata San.
"Padahal mau nengokin Mbak Kasih." kata Bian.
San sama Jae menatap tajam ke Bian, "Bercanda gaiseeu."
"Bocil kemana?" kata Bian mengubah topik pembicaraan.
"Di lapangan. Cosplay jadi anak SD kayaknya." kata San lanjut ngelap gitarnya.
💛💛💛
"Gollllllllllll!"
Beneran. Dave lagi main sama anak-anak SD di lapangan. Bener-bener kayak raksasa main sama kurcaci.
"Nutrisari jeruk bulekkkkk. Tumbas!" teriaknya.
Habis main terus haus. Yaudah jajan aja sekalian di warung. Ya gitu dia jadi bos geng. Tapi Dave nggak malak kok. Anak-anak SD itu sendiri yang mau traktir soalnya Dave tadi bolak-balik nyetak gol.
"Baru kali ini gue lihat raksasa sama kurcaci snow white akur."
Dave menoleh ketika mendengar suara, "Snow white mana ada raksasa, dasar ratu jahat."
"Yang penting masih dipanggil ratu, wleee..." Stella, sohib seperlapangannya Dave sekaligus temen kuliahnya.
"Dasar pengharum ruangan." Dave nggak mau kalah.
Stella mencibir terus ikutan duduk di sebelah Dave.
"Berapa putaran kali ini?" tanya Dave. Dia tahu Stella ini hobi banget lari.
"Ehm, nggak ngitung. 10?"
"Pantes bau." kata Dave sambil menerima nutrisari jeruk, "Makasih bulekkk."
"Gue ketekin nih." kata Stella.
"Najis."
"Eh, buset tuh cewek siapa?" tanya Dave tiba-tiba.
Stella mengikuti arah pandang Dave. Ada cewek pakai hoodie warna pink jalan-jalan sambil bawa anjingnya.
Stella gantian menatap Dave yang pandangannya masih belum lepas dari cewek itu.
"Mau gue panggilin?"
Kedua mata Dave melebar, "Lo kenal?"
"Adting gue dulu." kata Stella.
"Cantik, Stell. Lu ada nomer wassafnya nggak?" tanya Dave beneran ngomong WhatsApp pakai 'f'.
"Whatsapp bapaknya gue punya." balas Stella.
"Anjir lo main sama bapak-bapak ya sekarang?" kata Dave geleng-geleng kepala.
"Gue sunat lu. Sembarangan aja." Stella menggeplak punggung Dave sampe cowok itu mengaduh, "Bapaknya tuh atasan gueEeeeEeeee."
"Siapa sih namanya?"
"Yoanna."
"Hehehe." kata Dave malah cengengesan.
"Haha hehe mikirin apa lu?" selidik Stella, "Gue kasih tahu ig nya terus coba lo cek. Jangan kaget."
"Nih susu nya." Bian datang dari dapur bawain Dave susu sama kopi miliknya.
"Wifi lemot ya?" kata Dave dari tadi sebel karena buka instagram aja susah amat.
"Nggak tahu. Tadi gue download film 2GB lancar aja." jawab Bian sambil mengangkat bahu.
"Ah, akhirnya login juga." kata Dave.
Terus dia buru-buru ngesearch uname yang tadi dikasih sama Stella.
"Makasih, bang." kata Dave berterima kasih ke Bian karena masih mau nyisain susu uht rasa stroberi.
"Jatahnya Wisnu tuh gue colong." kata Bian.
"Gampang lah. Nanti Mas Wisnu disogok telur gulung aja." kata Dave.
Baru minum sesruput langsung muncrat.
"Anjrettt! Jorok banget lo, Dave!" kata Bian kesal karena kena muncratan susunya Dave. Mana bau stroberi lagi.
"Ancik, tatoan...."
yoanna.gabriella
Stella (face claim : Siyeon 'Dreamcatcher') —kiri
Yoanna (face claim : soloist Baek Yerin) —kananNote :
YANG BELUM KENAL MEREKA, GO KEPOIN SEKARANG!
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Palette
Fanfiction[SUDAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP] Paket Novel available on Shopee, Tokopedia, and Online Bookstore Partner | Sunflower Publisher (for order, link on my profile) Diana Ruby Inaya, seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang masih belum yakin dengan ge...