"Bu Diana, Renan bau!"
Diana yang sibuk memantau anak-anak yang lagi aktif lari-larian dan makan bekal di jam makan siang tiba-tiba ditarik tangannya.
Anak laki-laki bernama Renan itu menangis keras karena merasa nggak nyaman dikerubungi anak-anak lainnya.
"Bau, ih!" kata anak-anak lain sambil menutup hidung, "Dia eek di celana, Bu."
Diana tersenyum, "Yuk, ikut Ibu, ya." terus menggandeng anak itu untuk ke toilet tapi kemudian terdengar tangisan keras dari arah taman bermain.
Rupanya anak didiknya yang lain tengah bertengkar karena rebutan ayunan.
Diana menghela nafas panjang.
'Ajunnnnnnnnnn, kamu dimana?' teriaknya dalam hati.
Hari itu Ajun memang absen sehingga membuat Diana harus ekstra dalam mengawasi anak-anak.
Untung aja, ada guru dari kelas sebelah ikutan turun tangan.
"Makasih banget, Bu." kata Diana, "Minta tolong titip Renan sebentar ya."
Terus Diana lari ke arah anak-anak yang tengah bertengkar itu.
"Jangan berantem ya. Yuk gantian pakai ayunannya..." kata Diana sesabar mungkin.
"Aku duluan!"
"Ini punyaku!"
Diana mendadak lemas. Kondisinya memang belum makan dari pagi karena tadi juga gupuh karena bangun kesiangan.
"Bu Diana!"
🎨🎨🎨
Perlahan-lahan Diana membuka mata. Pandangannya masih buram tetapi kemudian berangsur-angsur semakin jelas. Dia yakin ini bukan di TK lagi.
"Diana...."
Diana menoleh ada Ajun yang duduk sambil menggendong Renan yang matanya merah habis nangis.
"Ajun," kata Diana masih dengan suara yang serak.
"Ibu..." Diana menoleh ke sisi kanannya ada Fani dan Deon, anak-anak yang tadi berantem karena ayunan.
"Maafin Fani karena tadi nakal." katanya sambil mengucek kedua matanya yang memerah karena habis nangis.
"Deon juga, Bu." kata Deon, "Janji nggak bakal nakal lagi."
Diana tersenyum. Dia mencoba mengubah posisinya jadi duduk. Ajun yang sigap membantu.
"Makasih, Ajun." kata Diana.
"Ibu nggak apa-apa kok." Diana mengelus puncak kepala Fani dan Deon bergantian, "Jangan berantem lagi ya."
"Ibu sakit karena kita ya?"
"Nggak kok. Ibu yang nakal karena tadi nggak sarapan." balas Ajun sambil melirik Diana.
Diana nyengir, "Hehehe."
"Tadi kami belikan Ibu nasi bungkus." kata Fani semangat.
Tiba-tiba pintunya terbuka.
Ajun langsung berdiri karena yang datang adalah kepala sekolah.
"Diana, udah enakan?" tanya beliau. Kita panggil saja Bu Har.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Palette
Fanfiction[SUDAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP] Paket Novel available on Shopee, Tokopedia, and Online Bookstore Partner | Sunflower Publisher (for order, link on my profile) Diana Ruby Inaya, seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang masih belum yakin dengan ge...