"Mas, Mas!" Dave yang baru mau nutup kamar langsung gupuh ngedeketin San.
"Mas!" Nadanya emang antusias tapi ngomongnya bisik-bisik.
"Apa sih?" kata San agak kesel juga lama-lama.
"Tahu nggak?" kata Dave.
"Nggak."
"Dirungokkan (didengerin) dulu." kata Dave gemas.
"Apa?"
"Bang Jae...." sambil nunjuk-nunjuk kamarnya yang juga kamarnya Jae, "Sama itu...." nunjuk-nunjuk depan alias kosan depan, "Pacaran."
"Hah?" San gagal paham.
"Ish! Susah banget ngomong sama orang tua." kata Dave gregetan.
San :
"Diana sama Bang Jae..." kata Bian ketika mereka di meja makan, "Pacaran."
San yang baru aja nyeruput kopi langsung nyembur.
"Nah!" Dave menjentikkan jari.
"Nggak tahu tuh kapan pdkt sama nembaknya. Tau-tau udah jadi." kata Wisnu sambil makan bubur ayam.
San masih diam.
Jae baru bangun langsung join sarapan, "Nu, mangkok." katanya masih merem-melek.
Wisnu langsung ngambilin mangkok.
"Beneran, Jae?" kata San to the point.
"Apaan sih?" Jae garuk-garuk rambutnya yang masih kayak sarang burung, "Baru bangun nih."
"Lo pacaran sama Diana?"
Jae diem bentar. Bukan apa-apa. Tapi doa dulu. Terus buka bungkusan bubur ayam buat dipindah ke mangkok, "Iya. Kenapa?"
"Bang, please. Cerita gimana bisa?" kata Dave.
"Alhamdulillah. Lo normal. Takut banget kalau lo homo." kata Bian bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Hmmmm."
"Hehehe. Bisa lah gratisin menu di cafe buat gue."
Jae melotot. Bian makin cengengesan. Memang nyawanya ada 9.
"Loh, Mas? Gak sarapan?" tanya Wisnu.
"Mau nganterin Diana." kata San menatap Jae.
Jae langsung berhenti makan.
Wisnu, Bian, dan Dave udah siaga 1.
"Udah janji." tegas San, "Gue duluan."
"Cok. Gak nafsu mangan, asu." kata Jae lalu masuk kamar.
"Bahaya nih kalau diterusin." kata Bian. Dianggukin sama Wisnu dan Dave.
Hening. Sibuk sama bubur ayam masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Palette
Fiksi Penggemar[SUDAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP] Paket Novel available on Shopee, Tokopedia, and Online Bookstore Partner | Sunflower Publisher (for order, link on my profile) Diana Ruby Inaya, seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang masih belum yakin dengan ge...