Diana nggak pernah nyangka bahwa dia bakalan sekamar sama Dira.
"Nggak apa-apa, kan kalau aku dekor? Ini terlalu polos menurut aku. Nggak aesthetic kalau nanti kubuat foto endorsan." kata Dira langsung sibuk masang lampu tumblr dan menata barang-barangnya.
Diana cuman mengangguk. Agak bingung juga sebenernya. Fungsi dia disini tuh nggak diketahui. Cuman duduk di atas kasur sampai merhatiin Dira yang rempong sana-sini.
Tadi Diana udah mau bantu tapi Dira bilang, "Jangan. Kamu diem disitu aja."
"O-oke."
Diana sih cuman punya satu pertanyaan : kenapa cewek ini ngekos?
Dilihat dari bawaannya sih jelas banget dia sebenarnya nggak perlu ngekos atau kalau mau hidup sendiri minimal bisa lah sewa apartemen elit. Kenapa milih disini?
"Kamu tahu cowok tengil sok tsundere yang tinggal di kontrakan depan?" tanya Dira tiba-tiba bikin Diana kaget, "Hah?"
"Itu alasan aku sampai bela-belain pindah kesini setelah tahu ada kamar kosong." jawab Dira.
'Lah? Kok dia tahu sih yang ada di otak gue?' Diana langsung megangi kepalanya.
Dira berhenti rempong, "Mas Wisnu. Beneran deh. Susah banget dideketin lagi. Suka main tarik ulur. Tai banget." katanya.
"Loh? Bukannya kamu pacarnya ya?" tanya Diana, "Soalnya Jae cerita gitu..."
"Oh, kamu!" Dira menjentikkan jarinya, "Pacarnya Kak Jae? Congratulation." katanya sambil mendekati Diana lalu ngajak salaman.
"Kamu bakalan bahagia kalau sama dia." kata Diana, "Dia kaku di awal tapi super bucin kemudian."
"Kok kamu tahu?" lagi-lagi Diana takjub.
"Aku tahu tentang mereka semua." jawab Dira, "Oh, iya. Aku emang pacarnya Mas Wisnu..."
"Terus?" tanya Diana menunggu kalimat Dira yang ngegantung.
"Tapi dulu,"
Ekspresi Dira jadi sedih tapi kemudian semangat lagi, "Nggak apa-apa. Aku bakalan kejar dia sampai dapat."
Dira menatap Diana, "Kamu mungkin udah kenal aku tapi aku...."
"Ah, iya. Sampai lupa kenalan." kata Diana, "Aku Diana."
Dira tersenyum penuh arti.
🎨🎨🎨
"Iya, aneh banget. Dia berdiri di depan kamar mandi tapi nggak mandi-mandi. Takut banget gue."
"Siapa sih?"
"Anak baru deh kayaknya. Itu yang satu kamar sama Diana yang ngegantiin Elisa. Cuman gue belum tahu namanya."
Diana keluar kamar. Hendak mandi tapi kemudian mbak kamar sebelah menariknya, "Din,"
"Eh, aduh, Mbak! Bikin aku kaget aja." kata Diana.
"Room-mate barumu tuh aneh ya." katanya.
"Hah? Oh, Dira." kata Diana.
"Namanya Dira." kata yang lain langsung bisik-bisik.
"Kenapa sih?" tanya Diana penasaran.
Mereka semua mendorong Diana untuk ke kamar mandi. Kedua mata Diana melihat Dira berdiri di depan pintu kamar mandi. Iya beneran cuman diem.
"Dira?"
Dira menoleh bikin mbak-mbak sebelah kamar itu makin merapat bersembunyi di balik Diana.
"Kalian kok bisa sih mandi sambil dilihatin Miss K? Kuntinya banyak banget tuh, lihat! Nggak pergi-pergi lagi. Sebel banget gue!"
Satu kos pun heboh.
"Terus siapa nih habis mens, bekas softeknya nggak dibuang? Jorok banget!" kata Dira berkacak pinggang, "Kalian tuh sama aja kasih makan si kunti ini."
Semua merinding.
"BUANG SEKARANG JUGA!" kata Dira tegas.
🎨🎨🎨
Kemampuan Dira yang bisa lihat 'mereka' bikin suasana kos agak beda. Diana agak ngeri juga karena ini Dira kan satu kamar sama dia.
Tapi disisi lain, uneg-uneg nya selama ini tersampaikan. Iya, masalah kebersihan di kos. Kadang-kadang emang ada yang entah lupa apa gimana — bekas bungkusan softek nya — nggak dibuang. Apalagi kamar mandi kan dipakai bareng-bareng. Diana juga sempet kesel banget. Mau negur tapi kadang sungkan karena disini umurnya rata-rata diatas Diana semua.
Balik lagi ke Dira. Cewek itu nggak merasa banget kalau lagi diomongin satu lantai kos di grup chat. Alias dighibain.
Doi sekarang lagi live instagram.
"Dira lagi live instagram, Mbak." tulis Diana di group chat saat yang lain pada ribut nanyain keadaannya Diana di dalam kamarnya.
Hening karena Dira udah selesai live instagram.
"Aku laper banget." kata Dira sambil ngelus perutnya, "Punya rekomendasi makanan enak disini nggak?"
"Ada warung sate di depan gang." jawab Diana, "Kalau menurutku enak sih. Udah langganan."
Dira agak mikir-mikir tapi kemudian setuju, "Anterin."
"Hah? Anterin? Sama aku?"
Dira udah siap-siap pakai jaket, "Ya iya masa sama yang tinggi besar itu."
Diana langsung turun dari tempat tidur terus buru-buru ngikutin Dira.
Waktu mereka turun ke bawah, kebetulan banget pager kontrakan lagi kebuka.
"Beneran Dira, kan." kata Dave yang tepat berdiri di depan pagar, "Bang Bi, beneran Dira dong yang ngekos di depan!"
"Salah panggil lu, tot. Panggil Wisnu lah." jawab Bian dari dalam.
"Mau kemana nih?" tanya Dave, "Udah akrab aja Dira sama Diana. Double D. Hehehe."
Mendengar nama 'Diana' , Jae langsung ngibrit keluar.
"Yaaah, lakinya nongol." kata Dave lalu masuk ke dalam.
"Mau kemana?" Itu Jae.
"Cari makan di depan." jawab Diana.
"Biar gue aja. Lo tunggu di kos."
"Eh, bukan gue yang laper...." Diana menatap Dira.
"Dih, bucin banget lo, Kak." kata Dira.
"Ngaca lo sama Wisnu juga bucin." balas Jae, "Ngomong-ngomong ngapain lo ngekos disini?"
"Mau belajar hidup mandiri." jawab Dira langsung menggandeng tangan Diana, "Yuk, Ruby. Aku udah laper."
RUBYYYYY.
Jae langsung melotot, Diana kayak keong, Dira nahan ketawa banget.
"Kak, pinjem pacarnya dulu." kata Dira cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Palette
Fanfiction[SUDAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP] Paket Novel available on Shopee, Tokopedia, and Online Bookstore Partner | Sunflower Publisher (for order, link on my profile) Diana Ruby Inaya, seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang masih belum yakin dengan ge...