24. Diana's Struggle Life

5.1K 1.1K 208
                                    

Hari ini hari Minggu. Saatnya untuk bersih-bersih kos setelah rutinitas lari lagi. Semua ini didukung karena suasana hati Diana lagi baik. Jadi lebih produktif deh di minggu pagi ini.

Elisa lagi ada workshop jadi udah tiga hari nggak ada di kos. Agak berat juga bersih-bersih sendiri tapi nggak apa-apa. 💪

Dimulai dari buang barang-barang nggak penting di kamarnya. Pas turun ke bawah, Diana lihat Bian lagi nyapu teras sambil bibirnya monyong-monyong.

"Aku wes nyapu sek dikongkon ngepel! Emoh! (Aku udah nyapu masa disuruh ngepel! Nggak mau!)." katanya, "Dave tuh dari tadi nggak ngapa-ngapain."

"Matanya ya. Gue udah naik-naik bersihin sawang." terdengar suara Dave dari dalam.

Jae keluar sambil bawa kresek besar, "Bacot. Lo mending nganterin laundry kotor deh. Biar gue terusin nyapunya."

"Mantap, Bang." kata Bian akhirnya bertukar job dengan Jae.

"Kenapa, Bang? Kan, enak nganterin laundry an ketimbang nyapu. Itu bagian dapur masih kotor loh." kata Wisnu nyiapin peralatan ngepel. Doi akhirnya milih ngepel setelah tadi juga masak.

"Males gue kalau ditanya-tanyain sama ibu-ibu yang biasa nongkrong disana." kata Jae sambil mulai meneruskan pekerjaan Bian, "Bi, lo nyapu tadi sambil ngawang ya? Nggak ada kotoran sedikit pun."

"Kotoran hati lebih susah disapu daripada kotoran yang nampak di matamu." kata Bian terus langsung lari.

Jae udah siap sama sapu mau dilempar ke Bian tapi mendadak berhenti karena lihat Diana yang berdiri didepan pagar kosnya, "Ngapain?" tanya cewek itu.

"Menyapu kotoran hati." jawab Jae terus langsung lari masuk ke dalam.

"Dia tadi ngelawak?" Diana nggak percaya.








🎨🎨🎨







"Jadi Mas San udah nggak tinggal disana?" Diana kaget waktu Bian mampir ke Cafe dan bilang kalau San udah pindah, "Pantesan kok gak pernah lihat wujudnya lagi."

Bian menyeruput kopi hitamnya, "Dia udah bilang sesuatu ke lo?"

"Hah?"

"Itu.... di malam sebelumnya, Bang Jae sama Mas San ngobrol serius di teras dan gue sempet nguping sebelum ditampol bokong gue sama Wisnu dari belakang yang katanya...." Bian berdehem mengubah nada bicaranya jadi mirip Wisnu, "Nggak baik nguping pembicaraan orang."

Diana ketawa, "Gue rasa yang paling waras disana itu Wisnu deh."

"Emang Mas San nggak waras menurut lo?" kata Bian menggoda.

"Apaan sih!" kata Diana.

"Jadi,  Mas San bilang apa?" Bian masih saja berusaha mengorek informasi.

"Dia bilang kalau dia suka sama gue." kata Diana akhirnya.

"Bener banget tebakan gue!" kata Bian tiba-tiba sambil tepuk tangan heboh.

Diana kaget dong lihat Bian yang tiba-tiba bersikap spontan kayak gitu.

"Terus lo gimana?" tanya Bian kembali tenang.

Diana diam terus menggeleng, "Ya gue minta maaf."

"Din, gue sama nggak ngerti sama lo. Kok lo bisa nyantol sama Bang Jae sih?" kata Bian.

Color PaletteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang