Jae buru-buru keluar kontrakan ketika mendengar suara mobil yang berhenti tepat di depan kontrakannya.
"Ruby!" panggilnya tergesa-gesa sampai pakai sandal beda warna sebelah.
Diana yang baru aja keluar dari mobilnya Ajun langsung kaget ketika Jae menarik tangannya hingga membuat cewek itu berdiri dibelakang Jae.
"Lo tuh goblok apa gimana sih? Nggak ada adatnya lu ngajak pacar orang tanpa izin sama cowoknya dulu!" kata Jae berkacak pinggang.
"Jae, ini bukan salah Ajun." Diana jadi merasa bersalah. Harusnya dia yang harus disalahkan karena nggak pamit dulu. Bukan Ajun.
"Kamu diem." kata Jae tegas.
"Sorry." kata Ajun, singkat.
"Sorry? Cuman sorry doang? Lo nantangin gue?!" Jae maju terus menarik jaket Ajun dengan kasar.
"Heh! Kok malah berantem?!" kata Diana berusaha memisahkan dua cowok itu.
Ajun masih tenang banget terus dia bilang, "Terus lo mau apa?"
"Jauhin Diana, bangsat!" kata Jae, "Otak lo nggak dipake apa? Seharusnya tanpa gue bilang begini lo udah paham. Goblok!"
"Jae, udah! Malu dilihatin orang." kata Diana.
Ajun melirik Diana terus dia menepuk-nepuk pundak Jae, "Kita lihat aja nanti ya."
Selepas Ajun pergi, Jae menghembuskan nafas kasar.
"Jae, aku minta maaf..."
"Udah lo masuk aja sekarang ke dalam." kata Jae seakan nggak kuat berdiri jadi dia jongkok.
"Jae..." kata Diana terputus ketika melihat cowok itu mengeluarkan rokok dari saku celananya.
Jae dan rokok. Salah satu tanda cowok itu sedang menahan amarah terbesarnya.
🎨🎨🎨
Dira mendekati Wisnu yang masih anteng mantengin layar PC nya, "Mas, ntar pulang aku nebeng ya?"
Wisnu yang masih sibuk ngurusin berkas cuman diam.
"Dih, dikacangin lagi." kata Dira sebal.
"Mobil kamu kemana?" tanya Wisnu.
"Ada." jawab Dira.
"Yaudah. Pulang aja sendiri."
"Ih!" kata Dira kesal terus langsung pergi ninggalin Wisnu.
Ada notif chat masuk.
Mas San
Nu, pulang kantor jam berapa?Wisnu
Bentar lagi, Mas
Kenapa?Mas San
Ada yang mau kuomongin
Ketemuan di Cafe dekat kantormu
Perasaan Wisnu jadi nggak enak. Jadi dia langsung beresin beberapa berkas dan menyambar kunci motornya.
Sementara itu, sebenarnya Dira masih disana -sembunyi dibalik tembok. Cewek itu langsung bergegas ketika melihat Wisnu berjalan tergesa meninggalkan kantor.
"Eits, mau kemana?"
Itu Yohan.
"Minggir lo, setan." kata Dira berusaha menyingkirkan badan Yohan yang berusaha menghalanginya.
"Nebeng dong, Ra. Motor gue ada di bengkel." kata Yohan memohon.
Dira mikir bentar tapi kemudian melempar kunci mobilnya ke Yohan, "Lo bisa ngebut, kan? Cus!" terus menarik tangan Yohan.
🎨🎨🎨
Badan San menegang ketika Sarah masih bercerita. Perempuan berwajah manis itu menceritakan kenapa dia dan Wisnu bisa berpisah.
San berusaha menahan amarahnya ketika Wisnu datang menampakkan diri.
Cowok itu membulatkan matanya ketika melihat Sarah duduk disana.
"Gue kira kita udah kayak keluarga, Nu." kata San, "Tapi gue salah..."
"Mas-?" kata Wisnu deg-deg an.
"Jujur sama gue," kata San maju mendekati Wisnu, "Dulu lo putus sama Sarah bukan karena masalah simple kan?"
"Ma-maksud Mas San?"
"Dan Kiara..." kata San, "Dia bukan anak Mbak Kasih, kan?"
Wisnu terdiam, dia melirik Sarah dengan ekspresi ingin meledak.
"Iya, Mas. Bukan." jawab Wisnu terus menatap tepat kedua mata San, "Kiara itu anakku."
Papa muda check :
San ❌
Jae ❌
Bian ❌
Dave ❌
Wisnu ✔️
Nb : San belum jadi papa muda karena anaknya masih otw 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Palette
Fanfiction[SUDAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP] Paket Novel available on Shopee, Tokopedia, and Online Bookstore Partner | Sunflower Publisher (for order, link on my profile) Diana Ruby Inaya, seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang masih belum yakin dengan ge...