Agak aneh juga kalau dipikir-pikir. Kalau beneran Jae adalah si '🐶' rasanya Diana mau tampol dia sekeras-kerasnya. Untuk typing semanis '🐶' itu bukan Jae banget di real nya. Bedaaaa jauhhh.
Dan yang lebih aneh lagi, Diana diajakin pacaran sama Jae tapi mereka berdua belum pernah save kontak.
"Gila ini beneran si sempak? Seriusan? Whoaaa." Diana masih nge-scroll chatnya dengan '🐶' dari atas sampai bawah dengan wajah nggak percaya.
"Gila, dia ngetik 'aku-kamu' loh ini." kata Diana lagi, "Beneran bukan dia banget."
"Terus kenapa waktu itu pas banget dia ada di depan pagar terus bawa hp?" Diana masih mikir keras, "Mana sama sekali nggak ngomong apapun."
Selain San, Diana belum punya kontak empat cowok lainnya.
"Apa gue minta nomernya tentangga depan satu-satu ya?" kata Diana terus dia menjetikkan jari, "Kenapa nggak dari dulu aja sih? Diana bego banget."
🎨🎨🎨
Meminta nomer tetangga depan rumahnya tidak semudah itu. Diana diledekkin habis-habisan.
Apalagi sama si Bian, "Naksir ya, neng sama gue? Icikiwir."
Beda lagi sama si Dave, "Lo harus mau jalan sama gue dulu gimana?"
Diana memelas.
"Mau minta nomer buat apa?" Wisnu datang mendekati Diana yang udah nggak mood di ruang tamu.
"Tambah kontak aja. Biar saling kenal."
"Nggak. Itu modus! Jangan percaya!" Dave sama Bian masih aja bersuara dari dalam kamar.
"Nih," kata Wisnu sambil nyerahin hpnya ke Diana.
"Itu.... Lo tinggal sebutin aja." Diana agak nggak enak juga kalau buka-buka hp orang, "Nanti biar sekalian test dan gue save."
"Maksudku kamu aja yang nulis. Aku lagi nggak ada pulsa." katanya, "Hehehe."
"....."
Diana buka hp Wisnu. Layarnya foto cewek sama anak kecil?
"Mbak sama ponakanku." katanya seperti bisa menebak perubahan ekspresi Diana.
"Ohh," kata Diana, "Cantik ya."
Wisnu cuman senyum.
Diana udah selesai ngetik nomernya dan ketika mau balikin ke yang punya ada sesuatu yang bikin Diana salfok.
"Dira siapa?" tanya Diana.
"Eh?"
"Ini dia ngespam lo chat."
Wisnu langsung ngambil hp nya, "Bentar ya...." terus masuk ke dalam.
"Ya, udah ada pawang." gumam Diana.
"Siapa yang ada udah ada pawang?"
"Ajsbkbslamalahsianakk!" Diana kaget. Itu wujudnya Jae udah ada disamping Diana.
"Sejak kapan lo ada disitu?" kata Diana masih nepuk-nepuk dadanya.
"Dari tadi."
"Oh iya. Mau minta kontak lo." kata Diana.
"Buat apa?"
BUAT APA DIA BILANG?
"Buat apa?" Diana mengulang kalimat Jae, "Menurut lo?"
Jae memasang wajah yang super ngeselin, "Nggak mau."
Diana udah nggak tahan, "Lo tuh yang ngirim ini ya?"
Fokus Jae teralihkan ke arah layar Diana. Dia membenarkan letak kacamatanya, "Siapa ini?"
"Jawab aja. Ini lo apa bukan?" tanya Diana.
Jae merebut ponsel Diana terus membuka hp nya sendiri, "Dia ngaku kalau dia tinggal disini? Tapi lo lihat, anak sini nggak ada yang punya nomer ini."
Diana kaget dia mendekat ke Jae yang lagi nyocokin nomer penghuni di kontrakan ini dengan nomor si '🐶'.
"Terus siapa dong?" kata Diana was-was.
"Lo juga ngapain sih ngeladenin orang kayak gini?" Jae akhirnya memblokir nomer tersebut.
"Lo chat apa aja ini?" Jae men-scroll dari atas sampai bawah tapi dirampas sama Diana, "Udah. Siniin!" tapi gagal. Hp nya masih dipegang sama Jaelani.
"Lo tuh apaan sih? Gampang banget cerita masalah ke orang asing? Kalau lo diculik, diapa-apain gimana? Pinter dikit dong jadi cewek." suara Jae meninggi.
"Kok lo ngatahin gue sih? Ya gue pikir dia ini beneran anak sini." Diana ikutan emosi.
"Ck," kata Jae, "Goblok amat."
"Lo ngatahin gue goblok?" Diana nggak terima, "Lo tuh juga apaan! Gampang banget ngatahin orang lain! Lo pikir lo siapa, hah?"
"Lo tuh cewek gue!" kata Jae ikutan berdiri dari duduknya, "Ngerti dikit dong kalau dikhawatirin!"
Jae keluar rumah. Diana nangis. Wisnu, Dave, dan Bian syok waktu tahu Jae bilang gitu.
Diana nangis sesenggukan. Dia ngambil hp nya yang tadi digelatakin gitu aja sama Jae di meja ruang tamu.
Layarnya masih nyala. Jae yang tadinya ngeselin nggak mau ngasih kontaknya ternyata udah ngesave diem-diem.
Beneran setelah Diana dapat semua kontak kelima cowok disini, dapat disimpulkan bahwa '🐶' bukan nomer penghuni sini. Terus nomor siapa?
"Diana..."
Diana yang lagi bersihin ingusnya noleh.
Dave, Bian, dan Wisnu memandanginya dengan tatapan nggak percaya, "Beneran pacaran sama Bang Jae?"
Diana nangis lagi. Lebih histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Palette
Fanfiction[SUDAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP] Paket Novel available on Shopee, Tokopedia, and Online Bookstore Partner | Sunflower Publisher (for order, link on my profile) Diana Ruby Inaya, seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang masih belum yakin dengan ge...