"Iya, Mas. Bukan." jawab Wisnu, "Kiara itu anakku."
"Ra, Ra!" Yohan kesusahan ketika Dira mendengar perkataan Wisnu barusan. Tubuh cewek itu melemas seperti kehilangan seluruh tenaganya. Wisnu tahu Dira mengikutinya tapi cowok itu sama sekali nggak mencoba untuk menjelaskan.
Bayangan hitam di belakang Wisnu yang Dira lihat seakan memudar seperti memberi jawaban atas segala pertanyaan yang ada di benak Dira selama ini.
Yohan akhirnya memutuskan untuk menggendong Dira keluar dari tempat itu.
Sementara San menunduk. Berulang kali menggeleng seakan tidak percaya.
🍊
2015.
"Hari ini ada jadwal manggung?" tanya Jae."Ada." jawab Wisnu sambil ngelap keyboard kesayangannya, "Di FISIP, Univ X."
"Wah, ada cem-ceman gue tuh." kata Bian berbinar. Entah cewek yang keberapa.
San geleng-geleng kepala, "Kalian pada ajak cewek-cewek kalian nggak?"
"Sarah katanya mau datang." kata Wisnu terus langsung dicie-ciein.
"Mas Wisnu, bagi pelet dong. Kok lo bisa sih macarin anak kedokteran. Mana cantik lagi." kata Dave.
Wisnu cuman senyam-senyum. Kalau dipikir-pikir dia bisa ketemu Sarah juga karena Enem Dino pernah perform di universitasnya Sarah. Sarah bawa hand-banner yang ada namanya Wisnu. Mana berdiri paling depan. Jadi pasti ketangkep sama matanya Wisnu.
Jaman-jaman itu Enem Dino lagi hits banget di kalangan anak muda. Jadi wajar kalau mereka punya banyak fans. Apalagi ciwi-ciwi.
Singkat cerita, Sarah nyamperin Wisnu di backstage. Cewek itu ngajak kenalan. Ya namanya cowok normal, mana mau nolak?
Deket dan akhirnya jadian. Kemana-mana Enem Dino perform, selalu ada Sarah yang nemenin Wisnu. Diantara yang lain, hubungan Wisnu dan Sarah tergolong awet dan nggak neko-neko.
Sampai pada suatu hari, Enem Dino perform di salah satu kampus sampai larut malam.
Setelah perform, Wisnu ngilang.
"Mana Wisnu?" tanya Jae sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Tadi pamit pergi sama Sarah sih." jawab San.
"Nggak ditelpon aja? Udah larut malam ini." kata Dave.
"Nggak usah lah. Biarin aja. Udah gede juga mereka. Wisnu juga mana berani macam-macam ke Sarah." kata Bian enteng.
Tapi nyatanya mereka salah.
"Aku capek banget, Sar. Sekali ini aja ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Palette
Fiksi Penggemar[SUDAH TERBIT | PART MASIH LENGKAP] Paket Novel available on Shopee, Tokopedia, and Online Bookstore Partner | Sunflower Publisher (for order, link on my profile) Diana Ruby Inaya, seorang lulusan Sarjana Pendidikan yang masih belum yakin dengan ge...