O.8 : Tiga

2.1K 482 73
                                    

Adzan maghrib berkumandang. Lucas segera masuk ke kamar mandi dan mengambil air wudhu.

Kosan nya sepi. Hal itu dikarenakan Changbin, Mark dan teman kosan lainnya belum pulang dari kampus.

Jadi sekarang hanya ada Lucas sendiri.

Lucas membuka pintu kosannya agar penerangan lampu luar masuk ke kamarnya. Kiblatnya menghadap ke arah pintu.

Ia memakai sarung dan menggelar sajadah, lalu mulai shalat. Di rakaat pertama sampai rakaat terakhir semuanya baik baik saja. Tapi ketika hendak tahiyat akhir, Lucas seperti melihat bayangan melewati depan pintu kamarnya.

Anehnya, bayangan tersebut tampak sangat tinggi dan sempat berhenti beberapa detik di depan kamarnya. Tampak seperti sedang memerhatikan Lucas.

Lucas fikir itu Changbin. Ia bersyukur Changbin sudah pulang. Lucas orang yang menyukai keramaian, keheningan karena sepi membuatnya tak nyaman.

"Bin," Panggil Lucas. Tak ada sautan.

"Changbin?" Panggilnya lagi.

1 detik

2 detik

3 detik

Masih tak ada jawaban juga.

Lucas mengernyit heran, kenapa Changbin tidak menjawab panggilannya? Lantas ia melangkah keluar kamar.

"Changbin lo dah balik kㅡSHITT."

Lucas tergopoh gopoh keluar kamar dan berlari terbirit birit keluar kosan dengan masih menggunakan sarung.

Ia terlalu takut. Karena yang dijumpainya tadi bukanlah Changbin dan bukan pula anak kos lainnya.

Melainkan sesosok anak kecil berkepala tiga dan bertumpuk ke atas, dengan wajah berwarna hitam gosong dilumuri darah dan seringaiannya.


NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang