Hari itu, Winter baru saja pulang dari kegiatan ekskul dancenya di sekolah, ia benar-benar langsung kembali ke rumah tanpa mampir kemanapun karena Mamanya sudah berpesan agar ia cepat pulang.“Mama mau arisan dulu nanti sore, makanya suruh kamu pulang cepet, takut rumah gak ada yang jagain,” Kata Mamanya.
Winter hanya mendengus, sedikit kesal karena seharusnya setiap pulang ekskul dance adalah jadwalnya untuk bermain bersama Karina, Shotaro, dan teman-temannya yang lain.
“Aku ganti baju dulu deh, Ma.” Ujarnya sebelum kemudian menaiki tangga menuju kamarnya di lantai 2.
Niat awal berganti baju, Winter malah tertidur. Mungkin karena ia kelelahan sejak berlatih dance di sekolah tadi.
Saat terbangun, langit sudah gelap dan jam menunjukan pukul 6 sore. Buru-buru Winter mengecheck lantai bawah yang juga gelap gulita dan tidak menemukan siapapun disana. Mamanya pasti sudah berangkat, fikirnya.
Namun, ia mendengar suara nyanyian dari kamar yang terletak dibagian agak belakang rumahnya. Itu adalah kamar kakaknya. Ia berfikir maklum karena kakaknya memang suka bernyanyi sambil mengerjakan tugas tugas perkuliahannya.
Kembali ke kamar, ia mengecheck ponselnya dan mendapati banyak pesan masuk terutama dari Mamanya. Karena Winter malas untuk membaca keseluruhan isi pesan, akhirnya ia memutuskan untuk menelepon sang Mama.
“Halo Ma? aku baru bangun hehe ketiduran tadi..”
“Lho gimana sih kamu. Awas itu rumahnya dijagain, jangan teledor! Mama cuman mau ngabarin ini macet panjang dijalan, kayaknya bakal malem banget nyampe rumah,”
“Iyaa ini aku udah gak tidur kok. Oke gapapa, Winter kan sama kakak berdua di rumah, jadi gak takut kalau Mama pulang kemaleman.”
“...Lho ‘kakak’ tuh siapa lagi toh? Pacarmu ta?”
Winter keheranan, “Lah bukan Ma.. Ini si Kak Wendy maksudku. Gimana sih Ma, masa sama anak sendiri lupa..”
“Lha? kakakmu ini ikut Mama loh lagi di jalan, tadi kan dia sekalian mau ke kampus dulu, ini sekarang lagi di sebelah Mama,”
Winter membelalak, dirinya seketika teringat omongan kakaknya yang berkata ingin pergi ke perpustakaan kampus tempo hari.
“Mah... Tapi ini ada yang nyanyi kok di kamar Kak Wen, terus siapa dong ini...”
“Nguawur kamu orang cuman ada kamu sendirian di rumah masa ada yang nyanyi, nih Mama sambungin ke kakakmu nih kalo ndak percaya,”
Terdapat jeda hening sebentar. Sebelum akhirnya Winter dapat mendengar suara Kakaknya di sambungan telepon sana, “Lo kalo kangen gue mah bilang dek jangan ngayal sampe denger gue nyanyi, orang gue lagi sama Mama kok.”
Winter menjatuhkan ponselnya. Suara tadi memang jelas suara kakaknya. Namun, jika benar kakaknya tidak di rumah, lalu siapa yang masih bernyanyi di bawah?
Kemudian ia baru tersadar bahwa suara nyanyian perempuan ini memang sedikit-banyak berbeda dari suara kakaknya, suara ini terdengar lebih mendayu.
Dan Winter baru menyadari pula bahwa lampu di lantai bawah tadi belum dinyalakan, termasuk lampu di kamar Kakaknya yang masih gelap. Sedangkan, ia ingat betul bahwa Kak Wendy tidak pernah mematikan lampu jika sedang berada di kamarnya karena Kakaknya itu sangat takut dengan gelap.
Nyanyian itu masih terus menerus terdengar bahkan sampai sekarang. Buru-buru Winter mengambil ponselnya sambil gemetar,
“MA PLIS CEPETAN PULANG!!”
“ma??? MAMA HALOOO???”
Tidak ada jawaban diseberang sana, ternyata sambungan teleponnya sudah terputus sedari tadi. Lalu bertepatan dengan itu, suara nyanyian yang tadinya terdengar, kini berubah menjadi suara tawa melengking khas suatu sosok perempuan, dan menggelegar di penjuru rumah Winter.
:)

KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE
Horrorft. NCT, WayV and other idols. ㅡ 🃏 ; Tentang mereka yang tak terlihat. Warning !! : - this story contain harshword, mentioning blood, etc. - oneshoot horror compilation - on going % - slow update [ VOTE & COMMENT ] ©HENDERYW0NG, 2020.