“Kata orang Bogor itu kota hujan, namun bagi saya Bogor itu kota cinta.”
Rifaldo Winata.***
“Mau ke mana kamu?” suara bariton itu terdengar menginstrupsi saat gadis itu menuruni tangga.
Menoleh, Vita menghela napas panjang. “LDK,” jawabnya.
Dareen menghela napas menahan emosi. “Kenapa gak izin sama saya?”
“Vita bukan anak Ayah, ‘kan? Itu kata Ayah.”
Nyatanya, perkataan singkat Vita mampu menohok ulu hati Dareen.Pria itu berjalan mendekati putrinya, ingin mendekap gadis itu. Namun, egonya lebih besar. Di hadapan pintu kamar, Valen yang akan beranjak ke dapur menghentikan langkahnya.
“Begini cara kamu berbicara sama orang tua kamu?! Saya tidak pernah mengajarkan kamu seperti ini, Vita!” bentak Dareen. Di dalam hatinya, pria itu sangat terpukul mendengar Vita berbicara seperti itu, tetapi ego dan kekecewaannya lebih mendominasi.
Gadis itu menoleh ke kamar orang tuannya, mendapati Valen berada di depan pintu tanpa berniat membantu dari kemarahan ayahnya. Senyum itu terbit, senyuman miris tepatnya. “Ayah lupa? Ayah sama Bunda yang ngajarin Vita kayak gini,” Vita berkata lirih, ia mengangkat dagu agar air matanya tidak tumpah.
Mendengar dirinya ikut disebut, Valen melangkah mendekati suami dan putri bungsunya. “Apa-apaan kamu menyalahkan saya?!”
Tidak mau memperpanjang masalah, Vita lebih dulu melenggang pergi meninggalkan rumah yang tidak pantas disebut keluarga oleh dirinya. Keluarga tidak mungkin tidak menganggapnya, bukan?
Melihat Vita yang pergi begitu saja, suara teriakan Valen kembali terdengar. “Mau ke mana kamu!”
Tidak menjawab, Vita kembali melangkahkan kakinya hingga di depan gerbang, lalu membuka grup chat sahabatnya.Grup Ijo Luka (Ikatan Jomblo Lupakan Kamu)
Lulu: Guys, gue udah di mobil Anna nih.
Kareena: Gc ke rumah gue.Suara klakson motor mengalihkan perhatian Vita dari ponselnya. “Naik!” titah Aldo dari balik helm full face-nya. Mendongak, Vita menatap Aldo tidak mengerti, “Naik motor saya, Vita!” Vita menggelengkan kepalanya. Aldo kembali memerintah, “Naik cepet!”
Lagi, Vita menggelengkan kepalanya, lalu berkata, “Gue dijemput temen-temen gue.”
“Gak usah batu! Cepet naik atau saya gendong kamu?”
Vita berdecak, kemudian ia kembali menghubungi teman-temannya di grup Ijo Luka.PricillaEvyta : Guys, kalian ke sekolah duluan aja. Gue sama si ketos.
Kareena: Acie, dikit lagi gue mau ditraktir nih kayaknya wkwk.
Lulu: Gak usah soudzon lo! Belum tentu mereka saling ada rasa.
Kareena: Dih, kok ngegas.Vita memasukan kembali handphone-nya ke dalam saku celana tanpa memedulikan lagi chat dari teman-temannya di grup Ijo Luka. Hari ini pakaian siswa-siswi diwajibkan memakai celana hitam dan baju kotak-kotak bebas. Gadis itu kemudian menaiki motor Aldo. “Pegangan,” pesan pemuda itu.
“Iya.” Vita menatap punggung tegap Aldo dengan kerutan di keningnya. Saat ini Aldo memakai baju kotak-kotak warna merah yang sama seperti dirinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/208096247-288-k559200.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OSIS Vs Adik Kelas (END)
Teen Fiction"Vita," panggil Aldo pelan. Mendengar panggilan Aldo, Vita yang duduk di samping pemuda itu segera menoleh. "Ya?" "Jangan nangis, saya gak suka liat kamu nangis," ujar Aldo sambil menangkup kedua pipi Vita dan menghapus sisa air mata di sudut mata g...