31. Kembalinya masa lalu Aldo

3K 159 21
                                    

“Jadi apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku sudah terlalu lelah.”
Pricilla Evyta Aurora.

***

“Septian, aku udah boleh pulang. Aku mau ke rumah kamu buat nemuin Aldo,” ucap seorang gadis di seberang sana. Septian sedikit terkejut mendengar penuturan gadis itu, namun ia juga senang, Septian menatap Vita yang tengah sibuk bersama temannya.

“Beneran?” tanya Septian memastikan. Cowok itu tengah bersama Vita dan Aji, temannya yang saat itu ikut juga ke acara LDKS, Aji adalah seorang peretas yang kemampuannya tidak di ragukan lagi, jadi Septian meminta tolong pada pria itu untuk membantunya meretas CCTV di hotel melati, untuk membuktikan bahwa Vita tidak bersalah.

“Iyalah, masa aku bohong. Aldo pasti kaget banget dan seneng liat aku ada di depan mata dia lagi. Kamu tau, ‘kan seberapa kacau dia pas aku pergi? Sampai-sampai rambutnya aja gak diurus karena aku.” Di seberang sana, Alisa tersenyum tipis mengingatnya.

“Oke, gue tutup dulu ya Lis,” Septian kemudian memutus sambungan teleponnya sepihak, tanpa peduli bahwa gadis di seberang sana akan menggerutu sebal karenanya. Ia menatap Vita kemudian menggenggam tangan gadis itu. “Gue mohon untuk masalah yang akan lo hadapi berikutnya, lo harus kuat.”

Vita yang bingung dan terkejut akan sikap Septian hanya memandang laki-laki di depannya dengan kening berkerut. “Maksud lo?”

Septian menggelengkan kepalanya dan berujar dalam hati, ”Kalau nanti Aldo harus memilih di antara lo dan Alisa, dan kalau dia milih Alisa gue akan selalu ada buat lo.” Ingin sekali Septian berkata seperti itu, tapi ia tidak bisa, ia hanya bisa menelan kembali kata-kaya itu, Septian tersenyum tipis. “Gak apa-apa.”

Meski penasaran, Vita lebih memilih bungkam dan tidak bertanya apa-apa lagi, lalu fokusnya kembali kepada Aji yang tengah meretas CCTV.

***

“Kenapa kamu diem aja? Aku udah di depan kamu, loh,” ucap Alisa sambil terus menatap Aldo yang diam sejak kedatangannya ke rumah cowok itu. Setelah menghubungi Septian, Alisa memang langsung bergegas ke rumah Aldo, dulu rumah mereka berdekatan, hingga sedari kecil Aldo, Alisa dan Septian selalu bermain bersama sampai Alisa pindah rumah, dirinya tidak ada kabar.

“Kenapa gak ngomong kalau kamu punya penyakit? Kenapa saat kamu sembuh, kamu baru bilang? Setelah sekian lama kamu baru muncul, kenapa? Apa saya emang gak ada artinya buat kamu? Apa Septian lebih berarti dari saya di mata kamu?” pertanyaan beruntun Aldo membuat Alisa menggelengkan kepala beberapa kali.

“Ini gak seperti apa yang ada di pikiran kamu, Aldo. aku lakuin ini supaya kamu gak cemas sama aku.” Alisa menatap Aldo dengan mata berkaca-kaca. Ia pikir setelah melihat dirinya, Aldo akan senang, ternyata perkiraannya salah.

“Apa yang kamu lakuin salah. Kalau kamu memang cinta sama saya, harusnya kamu cerita semua ke saya. Termasuk cerita di saat-saat kamu terpuruk, dengan begitu kamu sudah percaya sepenuhnya ke saya. Dengan kamu bungkam kayak gini, sama aja kamu gak kasih kepercayaan ke saya. Kamu anggap seolah-olah saya itu sampah, yang akan ninggalin orang yang saya sayang setelah saya tahu keadaannya,” ungkap Aldo, menusuk. Bahkan Alisa si gadis yang selalu ceria pun menangis mendengarnya.

“Aldo, apa di mata kamu aku seburuk itu?” tanya Alisa dengan air mata yang terus mengalir.

***

OSIS Vs Adik Kelas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang