07.00 AM
Writer POV
Pagi ini setelah kejadian kemarin, Jennie sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya bersama para maid yang lain ikut membantunya, tak lama kemudian Lalisa pun datang,"Hon..kenapa kau tidak duduk saja sih...biarkan maid saja yang bekerja, aku tak mau kau kelelahan sayang"
Baru datang saja, Lalisa sudah mengomelinya astaga.."Ini hanya pekerjaan yang ringan hon...aku masih bisa"
"Hmm..bisa kau panggilkan anak-anak hon?"Lalisa tau Jennie masih takut berhadapan dengan anak-anaknya, karena biasanya Jennie lah yang memanggil anak-anak mereka untuk segera turun ke bawah, namun sekarang Jennie menyuruh Lalisa yang memanggilkan mereka.
"Kenapa tidak kamu saja hon?anak-anak takkan mendengarkanku"
Lalisa sengaja melakukan itu, agar Jennie berani."Hmmm....baiklah"
--
-
Jennie POV
Karena Lalisa tak mau memanggil anak-anak, maka aku yang turun tangan.
Saat sudah di depan pintu kamar si kembar...aku menyiapkan nyali ku dulu baru setelah itu aku mengetuk pintu kamar mereka.Tok tok tok
"....."
Tok tok tok
"Babbies, sarapannya sudah selesai, ayo kebawah"
Aku memberanikan diri bicara, namun mereka sama sekali tak bergeming.Tok tok tok
"Babbi-"
Ceklek
Belum menyelesaikan kata-kataku...suara pintu kamar terbuka pun terdengar, sontak itu membuatku terkejut.
Terlihat kedua anak-anakku yang menatapku dengan tatapan sayu mereka, lalu aku memecahkan kecanggungan diantara kami
"Ayo ke bawah sayang, Mommy sudah memasakkan makanan kesukaan kalian"
Mereka hanya diam, namun setelahnya mereka berdua cepat-cepat memeluk kakiku sambil menangis.
Aku tau mereka anak-anak yang baik, mereka takkan bisa lama-lama marah padaku ataupun orang lain."Hiks hiks iam sorry mommy hiks"
Kudengar kata putriku di sela isakannya, tak jauh berbeda dengan putriku Yeji...putraku Njun juga menangis saat ini.Lalu perlahan aku bersimpuh dengan hati-hati agar tak menyakiti bayi di perutku, lalu meraih dagu mereka berdua dengan lembut dan berkata-
"It's okay baby...mommy mengerti kalian takut jika nanti ada adik bayi lagi, maka mommy dan Daddy akan melupakan kalian..itu yang kalian takutkan hemm?"
Mereka mengangguk dengan lucu.
Lalu ku usap air mata mereka dengan tanganku dan kembali berkata.
"Kalian akan tetap menjadi bayi yang paling Mommy dan Daddy sayangi, kalian tetap menjadi nomor 1 di hati kami, jadi kalian tak perlu khawatir okay?"
Mereka kembali mengangguk, lalu aku berdiri dari dudukku, dan menarik lembut tangan mereka berdua untuk mengajak mereka ke meja makan.
"Sekarang kalian tak boleh menangis, Mommy memaafkan kalian, maafkan mommy juga ya...mommy sudah membuat kalian kecewa"
Tak ada jawaban dari mereka, yang bisa ku dengar hanyalah tangisan yang keluar dari bibir mereka...
Lucu sekali..Sesampainya di meja makan, mereka segera duduk, dan memakan apa yang telah aku siapkan untuk mereka, sedangkan wanita mesum di sampingku...menatap kami sambil tersenyum hangat.
Aku juga tersenyum melihat anak-anakku makan dengan lahap.
--
-
Di ruang tamu
Seperti biasa, kami berempat tengah menonton TV di ruang keluarga saat ini, dan Yeji mendadak bertanya,
"Mommy, how do you know You're pregnant?"
Dibandingkan dengan Yeonjun, keingin tahuan Yeji memang lebih besar, dia akan menanyakan segala hal yang membuatnya penasaran, tak jarang aku dan Lisa akan bingung menjawabnya.
"Karena mommy membeli testpack 2 bulan yang lalu, lalu itu menunjukkan bahwa mommy sedang hamil sayang"
Kataku memberi jawaban atas pertanyaannya.Lalu dia berdiri, dan menghampiriku.
Lalisa menatapnya heran mungkin Lalisa sedang berfikir, apa yang akan dilakukan putri kecil kami.
Sedangkan Yeonjun yang terbilang lebih cuek dari Yeji tetap asik dengan acara TVnya."What is testpack?"
Tanyanya lagi
Oh....
harusnya aku tau, dia tak akan mengerti dengan kalimatku tadi."Hem...testpack itu adalah alat pengecek kehamilan baby, jadi jika mommy ingin tahu apakah mommy sedang hamil atau tidak, mommy akan mengeceknya melalui benda itu"
Lalisa yang mendengar interaksi antara aku dan Yeji hanya bisa sedikit tertawa dan mengulum senyumnya, dia bahkan tak mau membantuku menjawab pertanyaan putrinya.
"But...how the baby can be in your belly's mommy?, Did you ate that?"
Oh yaampun tidak mungkin aku bilang padanya kalau itu ulah daddynya yang selalu menggempur ku tiap malam dan mengeluarkan cairannya ke rahimku.
Satu-satunya cara ya menyuruh Lalisa yang menjelaskannya"Hemm..-
Mungkin karena Lalisa peka terhadap kebingungan ku akhirnya dia yang menjawab pertanyaan dari Yeji tadi.
"No baby, mommy didn't eat that"
"Bayinya ada di perut mommy karena Tuhan menaruhnya disana saat mommy sedang tidur"
Kata Lalisa
Oh ayolah bahkan anak TK juga tau dia berbohong"Jadi, jika Yeji tidur, tuhan juga akan menaruhnya di perut Yeji?"
Tanyanya lagi"Tentu, tapi saat Yeji sudah dewasa dan menikah, seperti mommy dan daddy."
"Bagaimana kalau sekarang Yeji dan Njun tidur siang okay"Lalu Lalisa menggendong kedua anak kami seperti karung beras di punggungnya dan itu membuatku takut melihatnya.
"Li..hati-hati nanti jatuh"
"Mommy, ini menyenangkan hahahaha"
Walaupun aku cemas, setelah mendengar tawa anak-anakku, entah kenapa semua rasa cemasku hilang seketika.
Aku hanya ingin, tuhan selalu melindungi keluarga kecilku ini, dan tetap memberikan kami waktu untuk bersama selamanya.
Setelah mereka pergi ke kamar, aku mematikan TV lalu ikut pergi ke kamar untuk tidur siang.
Aku sedikit mengelus perutku yang sudah terlihat agak membuncit
"Mommy luv u so much baby"
Uda double up inih😌
Siiyou next chapt yak😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life Of JENLISA
FanfictionCerita ini menceritakan kehidupan sehari-hari dari keluarga Jenlisa. Warning! Mengandung unsur 🔞🔞