#10

13.7K 892 24
                                        

Lalisa POV

"Aku akan melakukan aborsi"

Aku benar-benar terkejut dengan apa yang disampaikan Jennie, dia ingin melakukan aborsi hanya karena anak-anak kami tidak menginginkan bayinya. Ah...bukan tidak tapi belum menginginkan bayinya.
Dia terlalu cepat mengambil keputusan aku tau dia merasa bersalah karena anak-anak jadi kecewa dengannya juga denganku.

"Apa? Apa maksudmu Jennie?! Katakan padaku sekali lagi"
Sontak aku melepaskan pelukanku padanya.
Dia masih terisak saat mengatakan itu, jujur aku sangat sedih melihatnya dengan keadaan seperti itu,, padahal beberapa menit yang lalu kami baru saja bersenang-senang menghabiskan waktu bersama anak-anak kami...

"Aku bilang...aku akan mengaborsi bayi ini Li..aku akan menggugurkannya"

"Apa-apaan kau ini, jangan bicarakan hal yang tak masuk akal seperti itu Jennie!"
Kataku sedikit membentaknya

"Tapi apa gunanya Li..? Kau ingin anak ini lahir lalu tak dianggap keberadaannya oleh kedua kakaknya?,mungkin kita terlalu cepat Li...berikan si kembar waktu dulu sampai mereka benar-benar dewasa dan mengerti...untuk saat ini, mungkin aborsi jalan terbaiknya"

Dia mengatakan itu dengan sangat bijak...tapi entah mengapa telingaku panas mendengarnya...

"Jennie cukup! Ini bukanlah jalan keluarnya, kita seharusnya bisa memberi pengertian pada si kembar...bukan malah melakukan aborsi! Dan lagi,, kau kira yang ingin kau aborsi itu hanya anakmu? Itu juga anakku Jennie!! Aku ayahnya! Kau tak bisa mengambil keputusan secara sepihak seperti itu"
Aku benar-benar emosi sekarang, bahkan aku terus berteriak padanya saat dia sedang terisak sambil meremas bajunya sendiri.

"Ingat Jennie,,bayi itu juga ingin kehidupan, jangan menghukumnya, ini kesalahanku karena membuatmu hamil lagi, tapi kumohon Jen..jangan hukum dia, dia adalah anugerah yang diberikan Tuhan untuk kita...dan aku percaya...tuhan menitipkannya pada kita karena beliau tahu..kita bisa Jen.
Kumohon...kita akan bicarakan ini lagi baik-baik pada si kembar...lambat laun mereka pasti akan terima"
Kataku sudah mulai lembut sambil meraih tubuhnya kedalam dekapanku yang masih terus terisak.
Bahkan saat dia sudah ada di pelukanku isakannya berubah menjadi tangisan yang sendu jika didengar.

"Aku menyayangi mereka semua Li...aku tak bisa kehilangan mereka...mereka adalah hidupku, dan sekarang tuhan memberikan malaikat kecil lagi pada kita..itu sangat membuatku bahagia, namun aku tak bisa melihat si kembar seperti disisihkan karena adanya bayi ini Li.."

Bahkan saat kami sudah memiliki 2 orang anak yang pastinya juga pencemburu, Jennie masih saja takut untuk yang ketiga ini..padahal seharusnya dengan memiliki anak kembar kita secara tidak langsung belajar, bagaimana membagi kasih sayang kita agar seimbang.Tapi Jennie masih saja takut.

"Usshhh aku tau anak-anak kita adalah anak yang pintar...mereka akan segera mengerti sayang..sekarang berhenti menangis dan tidurlah humm?"

Aku langsung mengangkat tubuhnya ala bridal style dan membawanya ke kamar.
Dia masih terisak di ceruk leherku...lalu saat sampai di kamar aku merebahkan tubuh kami berdua di ranjang...aku mengusap-usap kepalanya agar dia tertidur,. Dan tak lama kemudian dia terlelap dengan damainya.

Aku pun dengan hati-hati beranjak dari ranjang dan pergi ke kamar si kembar.


Writer POV

Saat Lisa sudah sampai di depan pintu kamar anak-anaknya yang tertutup rapat..dia menarik nafas pelan lalu mengetuk pintunya (tidak lupa dia menghembuskan nafasnya juga pastinya).

Tok tok tok

"......"

Tok tok tok

Daily Life Of JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang