#18

13K 740 74
                                    

Jennie POV
Setelah Lisa meninggalkanku,seulgi dan tentu saja Taehyung yang tergeletak di lantai, dia masih ditangani medis.
Aku masih menangis dengan keras berfikir betapa bodohnya aku.

Saat tim medis membawa Taehyung yang saat itu dalam keadaan pingsan keluar dari kamar hotel, seulgi menghampiriku dan memegang pundakku.

"Katakan padaku sekarang, apa yang sebenarnya terjadi?"
Tanyanya dengan agak meremas pundak ku.
Aku sudah berbusana sekarang, aku memakai bajuku sesaat setelah Lisa keluar dari kamar hotel.

"Ta-tadi siang"

Flashback On

Aku baru saja menidurkan anak-anak di kamar, lalu aku mendengar suara notifikasi handphone, aku segera mengambil handphone ku dan ku buka.

Taehyung

Jen, bisakah kau pergi ke taman sekarang? Aku ingin jalan-jalan sebentar denganmu.

Ternyata itu chat dari Taehyung, karena aku tak ada kerjaan di rumah, akupun menerima ajakannya.

Baiklah aku akan kesana, taman seperti biasa kan?

Ya Jen..

Aku berangkat sekarang.

Baiklah, hati-hati.

_

_
Sesampainya di taman, kami berbincang-bincang sambil berjalan, lalu kami duduk di kursi taman.

Dia membicarakan masa muda kami, dan dia bilang dia merindukan itu.
Aku sangat mempercayainya, dia sering mencium keningku, namun kukira itu tak apa karena aku menganggapnya sebagai Oppa.

Akhir-akhir ini aku sering keluar dengannya, makan, jalan-jalan, dan lain-lain.
Aku sering menceritakan masalah ku padanya layaknya seorang adik yang curhat dengan kakakknya, dan dia akan menasihatiku dengan baik.
Dia adalah satu-satunya mantan pacarku, yang masih berhubungan baik denganku, tidak heran jika Lalisa cemburu melihat kedekatan ku dengannya.
_
Karena hari semakin petang, dia mengajakku untuk pergi makan malam di cafe, kami masih berbincang-bincang, lalu saat makan dia bilang padaku.

"Hey Jen lihat ke belakang"

Spontan aku pun menengok ke belakang, namun saat aku membalikkan badanku dia tiba-tiba sudah didepan wajahku dan-

Chupp

Aku menegang sambil menutup  bibirku dengan telapak tangan, dan dia malah tertawa.
Aku takut ada yang melihat kejadian itu, karena kondisi cafenya saat itu lumayan ramai.

Kulayangkan tatapan tajam padanya, namun dia masih tertawa.

"Itu sama sekali tak lucu kau tau!"
Aku sedikit memukul lengannya, lalu dia diam.

"Maafkan aku Jen, siapa suruh kamu terlalu cantik"

Aku tak merespont nya,

Karena hari sudah semakin malam, aku memutuskan untuk pulang.

"Oppa, ini sudah malam, sebaiknya aku pulang sekarang"

Daily Life Of JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang