At Mansion
Writer POVSekarang Jennie dan Lalisa sudah sampai di kediaman mereka, Manoban Mansion.
Lisa memarkirkan mobilnya di parkiran, kemudian dia keluar dari mobil, namun Jennie kelihatan tak berniat ikut keluar juga.
Lisa yang peka pun akhirnya membukakan pintu mobil untuk istrinya itu, dan dibalas dengan senyuman hangat oleh Jennie.Setelah masuk ke dalam mansion, mereka di sambut oleh 2 malaikat kecil mereka disana.
"Mommy! Daddy!"
Teriak kedua anaknya sambil berlari ke arah mereka berdua, dan memeluk mereka secara bergantian."Hey kids! Bagaimana sekolah kalian?"
Tanya Lalisa sambil memegang tangan kedua anaknya di sisi kanan dan kirinya itu.Mereka berjalan menuju meja makan sambil menceritakan kegiatan yang telah mereka lalui.
Karena Lalisa dan Jennie pulang, tepat di jam makan malam, jadi tanpa menunggu lama, mereka pun memutuskan untuk segera menyantap makanan yang telah disiapkan maid untuk mereka.
******
Lalisa POV
Setelah menyelesaikan makan malam kami, kedua anakku pergi ke kamar mereka untuk tidur, dan aku pergi ke kamar tamu , yang belakangan ini menjadi kamarku.
Ada banyak tugas kantor yang harus aku kerjakan, namun aku memutuskan untuk pergi ke dapur sebentar untuk mengambil cemilan.
Setelahnya baru aku pergi ke kamar.Namun, sebelum aku memasuki kamarku, lagi-lagi ada Saja yang menghentikan ku,
"Tuan"
Panggil salah satu maid kepadaku
Aku membalikkan badanku untuk menatapnya"Iya? Ada apa ahjumma?"
Tanya ku pada salah satu maidku itu, kulihat dia memegang sebuah surat di tangannya.
Dia menghampiriku, lalu menyerahkan surat tadi kepadaku, reflek tanganku mengambil surat tersebut dan bertanya padanya.."Siapa yang memberi ini ahjumma?"
Tanyaku padanya"Tadi kalau tak salah namanya dokter Kim yang memberinya tuan, dia bilang itu hasil dari pemeriksaannya"
Sekarang aku mengerti, ini pasti hasil test DNA ku.
"Oh, baiklah ahjumma terima kasih"
"Baik tuan"
Katanya sambil berjalan pergi dari hadapanku.Aku cepat-cepat masuk ke kamar, menaruh cemilanku tadi di meja, lalu memandangi surat itu.
Aku takut membukanya, aku sangat gugup sekarang.Aku mengambil handphone ku di celana, kemudian membukanya, benar saja, kulihat ada pesan dari dokter Kim .
Dokter Kim
Lalisa Shi, maaf mengganggu sebelumnya, aku hanya ingin menyampaikan bahwa hasil test mu bisa diambil hari ini.Lalisa Shi, aku sudah menitipkan hasil test nya pada pelayanmu, terima kasih.
Aku cepat-cepat membalas chatnya itu.
Oh..dokter Kim, maaf sebelumnya aku baru membalas pesanmu, hasil testnya sudah kuterima
Terima kasih banyak Dokter Kim.
Setelah membalas pesan dari dokter Kim, aku segera meletakkan handphone di atas nakas, kemudian kembali fokus ke suratnya.
Jantungku sudah konser didalam, badanku sudah dimandikan peluh, kuambil suratnya, dan ku buka perlahan.Kruekk
Suara surat yang tak sengaja kurobek, padahal niatku membuka tempelannya , namun karena terlalu gugup, tanganku sedikit terpeleset.
Lalu saat sudah kubuka surat itu.
Ku baca perlahan, dari atas, sampai titik dan koma ku baca.Lalu kubaca hasilnya dan-
Jennie POV
Sekarang aku sedang menatap diriku di cermin, sambil melihat perutku yang sudah buncit, dan sedikit mengusapnya. Aku sangat senang hari ini, di kehamilanku kali ini, untuk pertama kalinya Lisa memenuhi keinginanku.
Saat aku sedang asik-asinya mengenang hari ini tiba-tiba suara pintu terbuka mengagetkanku.Brakk
Aku langsung melihat sosok yang membuka pintu kamarku itu, kulihat matanya merah, denga tubuh tingginya, serta bibir yang melengkung ke bawah seperti ingin menangis.
Aku segera menghampirinya dengan segala rasa khawatirku
"Sayang..apa yang terjadi hmm?"
Tanyaku padanya sambil mengusap air mata yang keluar membasahi pipinya.
Namun dia mengambil tanganku yang berada di pipinya dan menghempasnya.Dia cepat-cepat memelukku, aku bingung dengan perlakuannya namun tetap kubalas pelukannya itu.
"Hiks hiks, maafkan aku yang bodoh ini sayang, dengan kejinya aku melukai perasaanmu dan mengatakan bahwa bayi ini-(Katanya sambil memegang perutku)
bukan anakku"Aku rasa dia sudah tau yang sebenarnya sekarang. Aku segera membawanya kedalam pelukan ku lagi, kemudian menariknya kedalam kamar, setelahnya kututup dan kukunci pintu kamarku.
Didalam, masih dengan posisi memeluk dan mengusap-ngusap kepalanya aku mencoba menenangkan tangisannya.
"Ush ushh ushh, sudah jangan menangis lagi, masa mau jadi Daddy lagi menangis sih, malu dengan twins dan baby sayang"
Kataku sambil mencium pucuk kepalanya"Hiks mianhe uhuk uhuk"
Katanya sambil batuk , sebab terlalu keras menangis.
Astaga manja mode on.."Aku sudah memaafkanmu sayang, berhentilah menangis okay"
Tak lama kemudian aku hanya mendengar suara sesenggukannya saja, lalu perlahan tangan yang tadinya memeluk pinggangku berpindah mengusap perutku.
"Sayang"
Panggilnya"Hm?"
Jawabku singkat"B-bolehkah aku menjenguk baby?"
Tanyanya sambil mendongakkan kepalanya ke arahku dengan menunjukkan puppy eyes nya.Aku memperlihatkan senyum hangat ku padanya, dan kembali mencium pucuk kepalanya.
"Lakukanlah baby"
Kataku dengan sensual...Bakekok🤣
Pasti bakalan ada yang bilang "gantung"
Tenang aja masih ada part selanjutnya.
Btw, maaf ya readers, authornim baru bisa up sekarang, tau lah ya kemarin Nyepi, gaada internet☺️
Selamat Hari Raya Nyepi bagi umat yang merayakan🙏Siiyuu next😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life Of JENLISA
FanfictionCerita ini menceritakan kehidupan sehari-hari dari keluarga Jenlisa. Warning! Mengandung unsur 🔞🔞