Pagi Hari
Lalisa POV
Aku terbangun dari tidurku dan mendapati istriku masih terlelap di pelukanku, ku geser tubuhku menjauh darinya, dan itu membuatnya sedikit terusik."Enghh, honey kamu mau kemana?"
Tanyanya sembari mengucek matanyaAku berdiri dan tak merespont pertanyaannya itu,
Aku pergi ke kamar mandi, tentu saja untuk mandi, karena aku ingat Jennie memintaku menemaninya check up ke dokter.
Walaupun aku tak percaya bahwa anak yang dikandungnya adalah anakku, entah kenapa setiap melihat wajah sedihnya hatiku merasa teriris, jadi kurasa setidaknya aku harus bersikap lebih baik padanya, bagaimanapun juga dia adalah istriku, namun kadang aku akan teringat kembali pada kejadian itu, dan membuatku menjadi jahat kembali padanya. Lucu bukanSetelah aku selesai mandi, aku keluar dan kulihat Jennie sudah tidak ada dikamar, kurasa dia sedang menyiapkan sarapan di dapur.
Aku memakai pakaianku, lalu pergi ke dapur, dan benar saja, kulihat Jennie sedang menata makanan di atas meja makan di bantu para maid, perut Jennie sekarang sudah terlihat membuncit, kadang aku nyilu melihat perut nya yang menyentuh pinggiran meja makan, walaupun itu tidak keras, tapi entah kenapa aku yang merasa nyilu.Aku segera duduk di kursi, dan tak lama anak-anakku datang,
"Morning kids"
Sapaku pada mereka, disambut dengan ciuman hangat di pipiku oleh kedua anak kembar ku"Morning dad"
Lalu mereka mendekati Jennie, dan menciumnya juga.
Setelah kami semua duduk di meja makan, kami segera menyantap makanan kami dengan kusyuk.
__
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 13.00 siang, dan Jennie sama sekali tak membicarakan tentang check up nya padaku, mungkin dia lupa, dia selalu menjadi pikun saat hamil.Jadi kuputuskan untuk keatas, tepatnya ke kamar kami berdua untuk menemuinya.
Sesampainya di kamar, kulihat pintunya terbuka lebar, dengan Jennie yang berada di atas ranjang sambil membaca buku.Tok tok tok
Ketukan pintu kamar membuatnya menoleh ke arahku, dia melepaskan kaca mata bacanya, meletakkan bukunya diatas nakas, dan menatapku.
"Ada apa Li?"
Tanyanya, tanpa beranjak dari ranjangAku masih berdiri diluar kamar, karena dia belum menyuruhku masuk.
"Hmm, kau bilang akan ke dokter hari ini, jadi kuantar tidak?"
Tanyaku padanya.Dia beranjak dari ranjangnya dan mendekatiku yang masih berdiri diluar kamar.
Sekarang dia sudah ada di hadapanku, kami saling tatap dan tak lama dia mengusap tanganku lembut."Aku akan sendiri saja Li. Maaf sudah merepotkanmu"
Katanya sambil tersenyum tipis.
Aku kan jadi bingung, padahal kemarin malam dia yang memaksaku sambil terisak agar mengantarkannya ke dokter, namun sekarang aku sedang mood dia malah menolaknya, apasih yang dia mau sebenarnya?"Ouh, baiklah kalau begitu, kenapa kau tak minta Taehyung saja yang mengantarmu Jen? Itu lebih aman bukan?"
Perkataanku sontak membuat genggaman Jennie ditanganku terlepas, dia menatapku dingin sekarang, aku rasa diriku salah bicara.."Lisa,jika kau memang tidak berniat mengantarku aku tak masalah kok, tapi kau tak perlu membawa-bawa pria itu disini, dia tidak ada hubungannya denganku, tidakkah kau mengerti?"
Sarkas Jennie"Tentu saja dia ada hubungannya, dia adalah ayah dari anak ini bukan?"
Kataku sambil menunjuk perutnya menggunakan daguku."Berapa kali harus ku bilang padamu Lisa, dia adalah anakmu, bayi ini anakmu!"
Kata Jennie sambil membawa tanganku ke perutnya..aku bergetar saat aku merasakan perut buncitnya..."Apa yang kau rasakan? Tidakkah kau bisa mengenali anakmu sendiri?ini darah dagingmu Lisa, ini anak kita, berhentilah berkata anak ini bukan anakmu, itu menyakitkan kau tau"
Aku hanya diam membisu setelah Jennie mengatakan itu, aku merasakan hal yang sama saat aku menyentuh perut Jennie pada saat dia sedang mengandung si kembar, tenang sekali rasanya...
Apakah bayi ini benar-benar anakku?
"Jen.."
Jennie tak menjawabku, dia masih menangis sekarang.
Perlahan ku pegang pundaknya, ku tarik dagunya agar menatapku.."Mari lakukan test DNA"
Kataku mantap..."Kenape baru sekarang bambank :)"-Author
-
-
-
Hospital
Writer POV
Setelah Jenlisa sepakat melakukan Test DNA, mereka pergi ke dokter, melakukan prosedur untuk melakukan Test DNA, dan setelah melewati semua prosesnya, mereka hanya perlu menanti hasilnya saja, kira-kira besok hasilnya akan keluar.
Tentu saja Lalisa sangat tegang, dia takut anak yang Jennie kandung bukan anaknya, dia juga akan sangat menyesal jika bayi itu adalah anaknya.Sekarang mereka berdua tengah berjalan melewati koridor rumah sakit.
"Li.."
Panggil Jennie pada Lalisa"Hmm?"
Deheman Lisa sebagai jawaban"Bisakah kita mampir ke kedai es krim sebentar, aku ingin makan es krim" (makan atau minum sih?😂)
Pinta jennie,Lalisa tau, sekarang masa-masa Jennie mengidam, bahkan itu sudah terjadi jauh sebelum Lalisa bisa lebih akrab seperti ini pada Jennie, biasanya Jennie akan keluar sendiri, atau diantar supir.
Namun sekarang saatnya Lisa yang memanjakannya...
Walaupun hasil test DNA nya belum keluar, setidaknya Jennie tidak rewel bukan.Mereka masuk ke dalam mobil, dan pergi menuju kedai es krim langganan mereka.
Sesampainya di kedai,"Kamu mau rasa apa?"
Tanya Lisa pada Jennie"Uyuu"
Kata Jennie sambil memajukan mulutnya..Pedagang es krimnya sampai terkekeh melihatnya.
"Ahjussi, es krim uyuu nya sa-"
"Eh Li, aku mau strawberry saja"
Kata Jennie mengoreksi pilihannya"Hmm, ahjussi jadinya rasa strawberry"
"Ada rasa raspberry tidak?"
Bisik Jennie sedikit berjinjit agar menyamakan tingginya dengan Lisa."Hemm, ahjussi ada raspberry tidak?"
Tanya Lisa pada pedagang es krimnya,"Sudah habis nak.."
Jawab si ahjussi"Kalau begitu aku mau rasa uyuu saja"
Kata jennie membuat Lisa menoleh kehadapannya dengan tatapan tak mengerti, bibir sedikit terbuka, dan satu alis diangkat keatas."Jadi uyuu satu, strawberry satu ya nak?
Tanya ahjussinya pada merekaLalisa POV
"Strawberry tidak jadi ahjussi, aku mau uyuu saja"
Kata jennieApa Jennie tak lihat ahjussinya sudah membuatkannya es krim strawberry dan dengan mudahnya dia bilang tidak jadi.
"Ah ahjussi biarkan saja, aku yang akan makan yang strawberry nanti"
Kataku
Padahal aku sedang tidak ingin makan es krim, tapi karena bumil ini aku harus memakannya..Setelah kami mendapat es krimnya, kami segera masuk kembali ke dalam mobil dan memakan es krimnya, aku memang paling sulit soal memakan es krim, pasti akan belepotan.
Jennie mengambil tissue di tasnya dan mengelap bibirku."Kamu seperti anak kecil saja sayang"
Katanya sedikit terkekehSetelah menghabiskan es krimnya, kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju ke rumah.
Good night readers ku..
Siiyuu😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life Of JENLISA
FanfictionCerita ini menceritakan kehidupan sehari-hari dari keluarga Jenlisa. Warning! Mengandung unsur 🔞🔞