Lalisa POV
Aku sangat-sangat terkejut dengan pernyataan yang dilayangkan Jennie padaku.
"Bayi kita?"
Siapa bayi kita yang dia maksud?"Ba-bayi?"
Tanyaku dengan tergagap, sekarang mataku sudah memerah menahan tangis kekecewaan."Aku hamil Li"
Tanpa rasa ragu sedikitpun dia mengatakannya padaku, seolah-olah aku akan bahagia mendengar pernyataannya itu."Kumohon,katakan sekali lagi, dengan jelas"
Aku berusaha menahan amarahku, dadaku sudah naik turun tidak karuan menahan amarah."Lisa..aku hamil, anak kita Li.."
"Itu tidak mungkin"
Kataku tak sadar, aku menatapnya dengan tatapan kosong."Li apa yang-"
"Itu tidak mungkin!!!"
Teriakku sambil menjauh sedikit darinya."Katakan padaku dengan jujur Jennie,,Anak siapa yang kau kandung itu?"
"Lisa...percayalah padaku, demi tuhan ini anakmu Li"
Katanya lalu berjalan perlahan mendekatiku dengan memegang perutnya.Dia baru saja ingin menggapai tanganku namun segeraku tepis dengan kasar.
Writer POV
"Jangan sentuh aku!!pembohong sepertimu tak pantas menyentuhku!"
"Dengarkan aku Jennie, anak siapapun itu yang kau kandung aku tak ada urusan dengannya,jadi, jangan mengadu kepadaku setelah kau mendapatkan hasil perbuatanmu dengan lelaki itu!""Lisa, aku bersumpah, aku tak pernah melakukan apapun dengannya, kau mungkin melihat kami telanjang saat itu, namun kami benar-benar tidak melakukannya, kumohon percayalah padaku Lisa,hiks, ini benar-benar anakmu.."
Jennie berkata dengan lirihLalisa sedikit menjambak rambutnya, lalu dia duduk di kursi taman itu sambil menundukkan kepalanya.
"Aarghhhh!!aku bodoh,bodoh,bodoh"
Teriak Lalisa sambil memukul-mukul kepalanya sendiri.Jennie yang melihat hal tersebut langsung berlari kearah Lisa, dan memegang tangannya agar berhenti menyakiti dirinya sendiri.
"Lisa..apa yang kau lakukan..hiks, kumohon hentikan hiks"
Tangis Jennie sembari membawa Lisa kedalam pelukannya, dia mendekap kepala suaminya itu didadanya dengan sangat erat.Mereka berdua menangis bersama, perlahan tangan Lisa naik ke pinggang Jennie dan membalas pelukannya.
"Kumohon Li, percayalah..berikan aku kesempatan sekali lagi..aku akan membuktikan padamu kalau anak ini adalah anakmu"
Perlahan Lalisa mendongakkan kepalanya, dan melepaskan pelukan tangannya di pinggang Jennie.
Dia berdiri, menatap mata Jennie lekat-lekat."Buatlah aku percaya sebisamu, sebelum kau menunjukkan padaku bahwa anak ini--
Tunjuk Lisa ke perut jennie
"Adalah anakku, aku takkan pernah memperlakukannya sebagai anakku,kau harus ingat itu"Kata Lalisa, lalu dia beranjak pergi dari taman, dan masuk ke dalam rumah.
__
Malam ini semuanya tengah berkumpul di ruang makan, Yeonjun,Yeji,Lalisa, dan tentu saja Jennie.Mereka sedang menyantap makanan mereka masing-masing, namun tiba-tiba.
Ebb...
Jennie segera menutup mulutnya, dan berlari ke kamar mandi, tentu saja itu mengundang kebingungan dari anak-anak mereka.
"Daddy..mommy kenapa?"
Tanya Njun."Hmm..Daddy rasa dia masuk angin Njun"
Jawab Lisa bohong, ayolah, Lalisa pasti tau itu gejala dari ibu hamil, hanya saja rasa tak terima masih menguasai dirinya saat ini ."Daddy..mommy lama sekali, coba Daddy lihat dulu"
Pinta si gadis kecil"Nanti juga dia kembali, kalian lanjutkan makan saja okay"
Tak lama kemudian Jennie datang, Lalisa sedikit meliriknya, kemudian kembali membuang muka, bahkan dia tidak berniat menanyakan keadaan Jennie.
"Mommy..are you okay?"
Tanya di gadis kecil pada mommynya."Mommy baik-baik saja baby, ayo lanjutkan makanmu"
__
At Jenlisa's RoomJennie sudah berada diatas ranjang sedari tadi, namun Lalisa tak datang-datang ke kamar.
Tak lama kemudian..Ceklek
Lalisa masuk kekamar, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dia mengambil laptopnya, bantal guling, dan selimut di lemari.
"Sayang...kamu mau kemana?"
"...."
Lisa bingung mencari handphonenya, padahal benda pipih itu ada di samping istrinya.
"Sayang...kamu mencari apa hemm?"
Tanya Jennie sembari mendekat ke arah Lisa, yang sedang sibuk mengacak-acak sofa kamarnya.
Saat Jennie mulai dekat dengan Lisa, Lisa pergi meninggalkan Jennie, dan berjalan menuju ranjang,Jennie kembali mengikutinya, dan meraih lengan Lisa.
"Sayang-"
"Tak bisakah kau diam Jen!kenapa kau terus saja merusak moodku!?"
Jennie langsung menundukkan kepalanya, memainkan jari-jari tangannya untuk menghilangkan rasa takutnya.
"Kau masih bisa tinggal disini saja seharusnya kau sudah bersyukur, jangan membuat ulah lagi, mengerti?!"
Jennie hanya diam dan terus menunduk, Lalisa segera meraih handphonenya di ranjang, lalu pergi keluar kamar dengan membawa barang-barang yang tadi dia ambil. Lalisa menutup pintu dengan cukup keras sampai membuat Jennie terlonjak kaget.
(Sedih ngebayangin nya😢)Setelah Lalisa tak terlihat...Jennie duduk di ranjang, dan menangis mengeluarkan unek-uneknya sedari tadi.
Jennie POV
Lisaku telah berubah, dia benar-benar berubah.
Aku bahkan belum sempat menjelaskan semuanya padanya, dan dia sudah lebih dulu berfikir yang tidak-tidak.
Andai dia tau kenyataannya bahwa, anak ini, anak yang ada di rahimku sekarang ini adalah anaknya, anak kami berdua.Hasil dari benihnya yang dia semburkan dengan amarahnya saat itu.Aku juga tak menyangka akan terjadi secepat ini, namun beginilah adanya sekarang.
Aku benar-benar membutuhkannya saat ini.
Biasanya dia yang akan mengurut tengkukku saat aku mual, memberikanku apapun yang aku mau saat aku mengidam, dan menjagaku selama masa kehamilan.
Tapi kurasa itu takkan terjadi untuk kehamilanku yang ini .
Dia masih terlalu kecewa padaku, aku memakluminya.
Namun aku tak mau dia membenci anaknya karena kesalahanku.Apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan kepadanya bahwa anak yang kukandung ini adalah anaknya?
Tolong bantu aku readers..
Mau nanya..
Tes DNA bisa untuk bayi yang masih dalam kandungan ga sih?😂
Tolong bagi ilmunya dong readers kuh..soalnya kalo cari di google author ga ngerti😅
Siiyuu next😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life Of JENLISA
FanfictionCerita ini menceritakan kehidupan sehari-hari dari keluarga Jenlisa. Warning! Mengandung unsur 🔞🔞