TRACK 11 - FALLING SLOWLY

2.6K 173 19
                                        

This chapter will have explicit matured content. For underages, please be wise.


I don't know you
But I want you
All the more for that
Words fall through me
And always fool me
And I can't react
...
...

Radith berusaha untuk meyakinkan dirinya lagi bahwa apa yang terjadi malam ini bukanlah sebuah mimpi. Kebersamaan mereka tadi tentu saja begitu nyata. Buktinya gadis itu masih meringkuk di bahunya dan hangat tubuhnya masih bisa ia rasakan di kulitnya.

"Ser.. lo udah tidur?" Tanya Radith sambil mengelus lembut gadis yang kini tertidur di bahunya itu.

"Nope." Jawab Sera. "Dith.." Panggilnya kemudian.

"Hm.."

"Gue boleh tanya alasan kenapa pada akhirnya lo milih jalan hidup ini? Menjadikan musik hanya sebagai hobi dan memilih untuk bekerja di sebuah perusahaan korporasi?" Tanyanya.

"Tadi lo udah cerita ke gue tentang rahasia lo." Katanya. "Sekarang giliran gue cerita ke elo tentang rahasia gue, lo mau denger?" Tanyanya. Ia kemudian merasakan Sera mengangguk di dadanya.

"Sepulang dari London dulu, gue dengan lantangnya bilang ke orang tua gue kalau gue gak berniat untuk melanjutkan sekolah dan memilih untuk mengejar mimpi gue menjadi musisi, sama seperti ketika gue cerita tentang mimpi gue ke lo tujuh tahun lalu. Sejak saat itu Bokap gue mulai sakit-sakitan." Katanya. "One thing led to another, hubungan gue dan nyokap gue semakin memburuk karena ketika itu gue semakin sering ribut sama beliau." Lanjutnya. "Mungkin bokap gue jadi kepikiran dan penyakit jantungnya jadi sering kambuh."

"Dalam pikiran idealis gue dulu, keinginan gue adalah segalanya, yang terbaik dari yang terbaik." Katanya. "Tapi itu semua berubah ketika Bokap gue meninggal. Pria yang selama ini selalu ada buat gue, ngasih jokes receh kalau gue sedih, nanyain kondisi gue, udah gak ada lagi. Gue rasa beliau meninggal karena kekeraskepalaan gue. Di situ gue mulai mempertanyakan apakah semuanya itu worth it? Apakah mimpi gue itu melibihi keinginan gue untuk membahagiakan kedua orang tua gue?"

Dirasakannya kini Sera membelai rahangnya lalu mempererat pelukannya.

"Nyokap gue berharap gue bisa meneruskan sekolah.. mewujudkan keinginan mendiang bokap gue. Di situ gue merasa gue harus menjadi anak yang berbakti dan mewujudkan mimpi nyokap gue karena gue sadar nyokap gue gak akan ada di dunia ini selamanya. Gue gak sanggup untuk kehilangan satu orang terakhir yang paling berharga di hidup gue." Katanya. Ia baru mengenal gadis itu namun dirinya telah menceritakan banyak hal padanya, bahkan hal paling pribadi tentangnya.

"Gue ngerti Dith.. I'm sorry for bringing it back.." Katanya terdengar menyesal.

"It's ok.." Katanya sambil mencium puncak kepalanya.

"Don't be too hard to yourself.. that wasn't your fault.." Katanya.

"Hm." Katanya.

"You know your voice is really good, right?" Katanya memujinya dengan tulus.

"Of course." Katanya sambil tersenyum, mencoba mengembalikan mood mereka yang sempat turun karena kisahnya.

"I like that confident.." Katanya. "but I meant it though.. please don't give up to try pursuing your dream."

Kali itu Radith tidak menanggapinya. Pikirannya melayang jauh ke masa lampau, waktu ketika ayahnya membelikan gitar pertama untuknya. Ia kembali teringat senyum merekahnya kala itu. Ia merindukan masa-masa itu.

STRINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang