Mobil yang dikemudikan Karin kini semakin masuk menuju pelosok pegunungan. Koordinat dalam Goggle Map-nya membawanya ke tempat ini. Ia yakin mereka masih sesuai jalur yang seharusnya."Mentor lo nikahin anaknya di gunung gini ya? Tau gitu gue bawa Pak Amir buat supirin kita." Celetuk Karin padanya. Ia tidak menduga jika tempat pernikahan yang akan ia hadiri itu berada di pelosok suatu pegunungan yang membutuhkan skill mengemudi dan konsentrasi tinggi.
"Sori-sori.. udah lama kan gue gak di Indo, jadi gak ngerti tempat-tempat hits nikahan."
"Let me tell you something.. sebagai orang yang udah dua tahun tinggal di Indonesia dan kembali mengikuti trend orang sini, ini bukan tempat hits nikahan jaman sekarang.. mentor lo anaknya edgy parah.."
"Haha.. mana gue tau.. yaudah abis ini gue traktir lo gimana? Terserah lo mau makan di mana." Katanya.
"Gak mau itu.. abis ini lo setuju mau kerja bareng di law firm gue.. itu baru yang gue mau." Kata Karin sambil menyunggingkan senyum termanisnya.
Karin bercerita padanya tentang bagaimana kesulitannya mencari seseorang yang bisa ia percaya di law firm ayahnya itu. Semenjak ayahnya sakit dan beristirahat dari posisinya sebagai managing partner, Karin lah yang didaulat untuk menggantikannya. Namun, layaknya sebuah law firm bonafide, banyak senior partner lain yang mengincar posisinya. Bahkan perusahaan ayahnya itu akan kehilangan nama Latief jika ia tidak bisa mengumpulkan senior lawyer yang bersedia berada di pihaknya.
"Hm.." Sera tidak bisa.. untuk meneruskan hidupnya, ia tidak boleh ada di Indonesia. "Sam masih ada proyek dengan WHO sampe akhir tahun ini dan kayaknya bakal renewed."
"Elo?"
"Ya gue sebagai tunangannya harus nemenin dong." Jawabnya.
"Kapan emang lo akan nikah?"
"Hm?"
"Kapan?" Tanyanya lagi.
"Hm.. gak tahun ini sih kayaknya.. hmm.. gue ada proyek di India gak lama lagi, belum ada waktu buat persiapan ini itu, lo tahu kan nikah ribet.." Jawab Sera.
Sera tahu semuanya hanya alasan yang ia buat. Ia sebenarnya belum siap..
"Mau sampai kapan lo pake Sam buat masking hati lo? Kapan hati lo akan berdamai dengan masa lalu lo dan bener-bener bisa melihat Sam tanpa bayang-bayang cowok itu?"
"What do you mean?"
"Just forget it.." Katanya. "You knew what I meant babe.. so how? Senior partner? Gue udah punya klien buat lo, gak perlu nyari dari awal, lo gak perlu chip in deposit, full salary raise.. lebih gede dari gaji lo di UN gue jamin.."
"That was tempting for normal people.. but I don't do normal, I never work for the money.."
"Work to help your friend kalau gitu? gue butuh banget skill lo dan yang paling penting adalah orang tambahan yang bisa gue percaya ada di pihak gue." Katanya.
"Hmmm.." Katanya menghela nafasnya. "It's really seems impossible right now.. coba gue hubungi temen-temen lawyer gue.."
"Nope.. it's not the same.."
"I'm sorry.."
"Gue tau masalahnya bukan dari kerjaannya atau lokasi kerja lo yang harus berjauhan dengan Sam, tapi misalkan nih.. skenarionya gue gak tahu ya alasan sebenernya kenapa lo menghindari banget Indonesia selama ini, I let you take as many probono case as you want.. kasus-kasus pelecehan seksual, diskriminasi gender, dan lain-lain yang emang sering lo kerjain di UN. Gue bebasin.."

KAMU SEDANG MEMBACA
STRINGS
Literatura FemininaSebuah cerita tentang pertemuan antara Radith dan seorang gadis bernama Sera. Pertemuan itu singkat namun melekat. This is not your average tale of serendipity Meeting and parting, not as simple as they might think This is my #3 writing attempts. Pl...