TRACK 31 - NEVER NEVER

1.2K 120 7
                                        

Wish I couldn't come
Wish I would and then I'd crawl to the morning sun
Wish I'd never never come so far and than I stopped
If I could not and I fall down
Would I fall down
Would we fall down?

.....

Wish I hadn't spoke
Wish I did but I made sense or I did not fear
Wish we'd never never grown so close that we could fall
fallen apart, and if it was lost
Would I be lost
Would we be lost?

.....

Many nights I've spent replaying the day
Would you listen to what I have to tell you now you're gone
And I'm missing it

We liked to say
We would never come undone
Breathe it in breath out
can you breathe I know I can not now

Kina Grannis – Never Never

....

....

Sera berjalan lunglai sambil menggiring kopernya ketika akhirnya ia sampai di terminal kedatangan Bandara JFK. Selama di perjalanannya kembali ke New York ia tidak bisa tidur. Akibatnya kini kepalanya terasa begitu pening dan tubuhnya seakan melayang, semuanya diperparah oleh Jet lag yang ia rasakan akibat perbedaan waktu yang signifikan antara Indonesia dan New York.

Tadi malam sebelum pesawatnya take off, Sam meneleponnya. Rasa bersalah itu  kembali hadir tepat ketika ia mendengar kembali suara Sam di telinganya.

"Sayang, kamu udah di gate keberangkatan?"

"Iya.."

"Kamu kok kedengerannya capek banget. Are you alright?" Lanjutnya terdengar begitu khawatir. "Venuenya kemarin jauh banget emang ya?" Tanyanya. "Kemarin aku cuman tahu kalau venuenya jauh dan tiba-tiba aku gak bisa hubungin kamu lagi."

Sam sempat meneleponnya ketika dirinya dan Karin sedang mencari alamat venue pernikahan pura mentornya sebelum kemudian sinyal mereka hilang di telan bumi.

"Iya, kemarin sinyal hp kita semua hilang setelah masuk wilayah itu, setelah sampe di rumah sehabis perjalanan panjang itu kita udah terlalu capek untuk charge hp kita. Maafin aku ya.." Katanya.

"Ah.. it's ok.. yang penting kamu baik-baik aja." Jawab Sam.

Seperti biasanya, Sam selalu mengerti.

Bahkan Sam tidak menanyakan mengapa telepon genggamnya belum juga bisa dihubungi setelah keesokan harinya hingga malam ketika waktu keberangkatannya kembali ke New York.

Di malam itu pula, Sera akhirnya memberi tahu Karin tentang ciuman itu.

"Sam gak perlu tahu tentang itu." Kata Karin. "Itu menurut gue ya, kalau memang itu gak berarti apa-apa buat lo, anggap aja itu angin lalu."

Apakah itu yang harus ia lakukan? Menganggapnya sebagai angin lalu dan berbohong pada calon suaminya? Seseorang yang akan bersamanya seumur hidupnya nanti?

"Thank you untuk pengertian kamu.. maafin aku ya.." Ujar Sera.

"Kamu kelihatannya capek banget sayang."

"Iya nih.. jet lag.. aku abis ini mau tidur seharian." Jawab Sera."Hm.. wait.. kelihatan? Emang kamu bisa liat aku?"

Ia kemudian melihat sekelilingnya, mencoba mencari kekasihnya itu.

STRINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang