TRACK 15 - DAYS LIKE THESE

1.4K 143 5
                                    

Waktu sudah menunjukkan waktu tengah malam ketika Radith keluar dari kamarnya dan pergi menuju teras vila sambil membawa gitarnya. Ia tidak bisa tertidur. Terlalu banyak yang terjadi hari ini yang membuat perasaannya bercampur aduk.

Di satu sisi, baginya hari ini begitu menyenangkan karena ia seakan kembali ke waktu dimana mereka adalah seorang anak SMA yang bebas dan tanpa beban. That's what high school reunion did to you. It's nice not having anything to think about for a moment. Namun di sisi lainnya, setelah semua temannya tertidur dan Radith akhirnya sendiri, ia kembali memikirkan hal-hal yang sejak tadi sekilas terlupakan. Ia merasa dirinya begitu tertinggal jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tampaknya begitu sukses dan berhasil mewujudkan cita-cita mereka. Sedangkan dirinya.. masih berkutat dengan permasalahan hati yang tak kunjung usai.

Suara petikan dawai gitar kembali terdengar, beriringan dengan suara serangga malam yang saling bersahutan pada tengah malam yang sunyi itu. Ia teringat akan satu lagu yang biasa menemani malamnya. Days Like These dari Alexander Wren, penyanyi muda berbakat yang ditemukannya di Spotify.

...

...


Well I woke Monday morning on the living room floor
My jeans and my coat from the night before
Staring at the ceiling wondering what this life on Earth is for
Days like these.. make men like me.. feel unsure..
Well I've been skipping breakfast even though I'm skin and bones
Been back home
I've been looking in the mirror..
Thinking about some girl I used to know..
Days like these.. make men like me.. feel alone..

...

...

Tepat pada saat itu suara seseorang memanggil namanya dari belakang, ketika ia menoleh, ternyata Hujan datang menghampirinya.

"Lagi ngapain lo di sini sendirian?" Tanya Hujan.

"Gak bisa tidur gue. Lo Jan?"

"Sama." Katanya singkat. "Mungkin karena belum jam tidur gue kali ya." Kata Hujan.

"Gue belum ngucapin selamat ke lo Jan, lo akhirnya jadi fotografer sukses kan? kemarin Rama cerita."

"Hm.. puji syukur some miracles happened because of someone."

"Congratulation to finally finding that miracle Jan." Katanya. "Your sleepless nights were worth it after all." Kata Radith. Ia tahu temannya yang satu ini sering sekali kehilangan waktu tidurnya demi mengejar passion-nya dalam hal fotografi. Mungkin hal itu juga yang menjadi alasan mengapa Radith selalu meminta pendapat Hujan dalam hal apapun, terutama terkait passion-nya dalam bermusik, karena sedikit banyak mereka serupa.

"Gue denger lo nyanyi tadi..lo masih bikin lagu kan Dith? Gimana karir musik lo?" Tanya Hujan. Radith hanya mendengus.

"Karir musik gue mati sih Jan, sekarang cuma bisa jadi hobi, gue masih buat lagu sih kalau ada waktu free, tapi ya gitu deh.. it seems like my dream and reality became so distant.." Katanya menggantung. Hujan lama terdiam sebelum merespon pernyataannya.

"I'm sorry I didn't know that it's been difficult for you." Kata Hujan.

"Waktu lo pergi dulu, gue bingung harus cerita ke siapa tentang pilihan hidup gue ini." Kata Radith. "Gue sadar bahwa semua pilihan hidup itu akan selalu berujung pada konsekuensi yang akan kita terima di masa mendatang, gue merasa gue sudah berdamai dengan ambisi gue itu sekarang, but it feels like it just hit me again tonight seeing you guys doing great, and I feel like it's too late for me."

"Dith, lo mau denger cerita gue gak? tentang kenapa dulu gue ngilang?" Kata Hujan. Radith mengangguk.

"Sejak dulu gue tumbuh di keluarga yang kurang sempurna, satu-satunya orang yang ada dan mendukung gue adalah nenek gue. Ketika satu-satunya orang yang ada di samping gue dan percaya bahwa gue bisa menjadi apa yang gue cita-citakan ketika itu meninggalkan gue untuk selama-lamanya, gue hancur sehancur-hancurnya Dith. I almost died you know. Rama helped me find my way back. " Katanya.

STRINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang