Sera selalu berpikir bahwa kalimat 'dunia seakan berhenti saat ku bersamamu' yang ia sering lihat dalam adegan di suatu film itu tidak mungkin terjadi. Namun entah mengapa kini ia bisa merasakan itu. Sera merasa seluruh dunianya kini berhenti di satu titik waktu. Pria itu kini mendekapnya dan wajah mereka saling menatap satu sama lain.
"I'm alright." Kata Sera akhirnya melepaskan diri dari pelukan Radith. Ia masih merasa syok akibat hal yang baru saja terjadi padanya. Jika saja Radith tidak menariknya, mungkin dampaknya akan sangat fatal. "Thank you Dith." Katanya.
"Hm. Sori Ser gara-gara gue gak fokus tadi, jadi lo nyaris ketabrak" Kata Radith. "Sini nih lo jalan sebelah kanan gue biar kalau ada kejadian kayak tadi yang ketabrak gue duluan." Katanya lalu menyentuh bahunya dan memindahkannya ke sisi kanannya.
Deg.
Sera merasa ada yang salah dengan jantungnya saat ini. Mengapa ia selalu begitu lemah oleh gesture baik seorang pria. Hal ini yang selalu diingatkan oleh sahabatnya Putri, hatinya yang terlalu mudah untuk jatuh hanya karena perlakuan baik seorang pria padanya.
"Hm.. ehem.. ya.. thank you Dith, enggak kok Dith lo gak salah. Itu tadi yang naik motor orang gila aja masa gak liat ada orang jalan!" Serunya, mencoba mengontrol kegugupan yang tiba-tiba menyergapnya.
"Iya emang pengendara motor di sini tuh banyak yang gila." Katanya.
"Lo masih kepikiran sama ramalan tadi?" Tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Hmm.. gue sebenernya gak percaya sama yang kayak begituan. Tapi gak adil banget gak sih? Kenapa ramalan lo bagus dan ramalan gue kok suasananya kelabu gitu? Hahaha." Tanya Radith sambil menggaruk kepalanya.
"Gak semua bagus kali tadi tuh. Dia bilang tentang pertemuan dan juga perpisahan.. gue sebenernya udah lelah dengan perpisahan, bisa gak dibuat pertemuan aja dan gak perlu ada perpisahan, hahaha."
"Tapi memang kayaknya hidup kayak gitu Ser, people come and go in our lives, but if two people are meant to be together, eventually they'll find their way back." Katanya. "There'll always be invisible strings that called fate which will lead us to meet that person again no matter what" Lanjutnya.
Sera kemudian menatap pria itu lama sebelum memalingkan wajahnya. Strings. Ia kemudian teringat akan perkataan ibunya.
"Dulu waktu nyokap gue masih ada, beliau selalu bilang gitu ke gue setiap kali gue putus cinta, hahaha." Jelasnya. " 'Kalau jodoh pasti gak kemana dek, mau kamu pergi sejauh apapun nanti dia ngintilin lagi', gitu katanya." Kata Sera tersenyum mengingat memori akan ibunya. Ia merindukannya.
"Nyokap lo.." Kata Radith ragu-ragu.
"Nyokap gue meninggal dua tahun yang lalu karena sakit Dith." Katanya.
"Maaf gue gak tau Ser, gue turut berduka cita ya." Kata Radith sambil menoleh padanya.
"Thank you.. it's ok.. gue sedih waktu nyokap gue meninggal, tapi ada perasaan lega juga karena gue tahu di sana beliau gak perlu sakit lagi." Kata Sera. Kemudian langkah mereka berhenti di sebuah zebra cross.
"Yok." Kata Radith. Sera kembali menoleh pada pria itu ketika ia merasakan Radith menggengam tangannya dan menggiringnya menuju seberang jalan.
And just like that, that night will never be normal for her.
****
Apakah Radith terlalu lancang kali itu?
Ia kini masih menggenggam tangan gadis itu. Sudah cukup lama sejak mereka melewati zebra cross tersebut. Namun mereka masih berjalan bersama dalam diam dengan tangan yang saling bertaut.

KAMU SEDANG MEMBACA
STRINGS
ChickLitSebuah cerita tentang pertemuan antara Radith dan seorang gadis bernama Sera. Pertemuan itu singkat namun melekat. This is not your average tale of serendipity Meeting and parting, not as simple as they might think This is my #3 writing attempts. Pl...