TRACK 19 - DON'T STOP BELIEVING

1.7K 144 2
                                    

"So.. the dream you've told me before, it was in New York?" Tanya Radith ketika mereka mulai melaju menuju tempat yang hingga sekarang Sera tidak tahu. Radith hanya mengatakan padanya ia akan pergi ke suatu tempat yang akan membuat Sera berpikir ulang untuk meninggalkan Indonesia. Sera had actually a hunch it would be a beach so she has prepared some things for that.

"Hm." Katanya mengangguk. "Tiga tahun lalu gue lolos seleksi kerja untuk UN Women di New York. Jadi tim advokasi mereka untuk bantu banyak wanita yang kurang beruntung di banyak negara." Jawabnya.

"So you really did it huh?" Katanya.

"Ya, I did it." Jawabnya tersenyum.

Radith mungkin masih ingat bagaimana Sera bercerita tentang passion-nya untuk menolong banyak wanita yang kurang beruntung di sekitarnya dulu.

Life is funny sometime. You really had to lose what you could've had in order to get what you wanna do. That's her story with Radith. Terkadang Sera seringkali bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika saja ia memilih untuk tidak pergi ke New York kala itu.

"I'm happy for you." Lanjutnya, terdengar tulus. "Selamet ya Ser.. you deserved it."

"Thank you.." Katanya. Radith kemudian mengeluarkan sesuatu dalam kantong kemejanya.

"And congratulation.. you also win the bet." Katanya lalu menunjukkannya satu lembar uang seratus dollar. Senyum di wajah Sera kemudian menghilang. Sera ingat janji mereka sepuluh tahun yang lalu. Dulu ia akan sangat senang mendapatkan uang seratus dollar dari Radith, namun kini hal itu terasa tidak benar. Apa yang terjadi selama dirinya tidak ada di Indonesia?

"So I won?" Tanyanya.

"Yap. Take it. Mau bagaimana pun gue harus menepati janji yang udah gue buat." Lanjutnya. Dengan enggan Sera akhirnya mengambil selembar uang seratus dollar itu.

He must be so heart broken.

***

Ia turut bahagia mendengar kabar bahwa Sera berhasil mewujudkan mimpinya. Radith kemudian mencari sesuatu di dalam saku kemejanya. Ia ingat, ada satu janji yang harus ia tepati. Sesuatu yang telah ia persiapkan.

"And congratulation.. you also win the bet." Katanya lalu mengeluarkan satu lembar uang seratus dollar yang telah ia janjikan sepuluh tahun yang lalu.

"So I won?" Tanyanya. Sera tampak tidak begitu bersemangat memenangkan taruhan yang mereka buat dulu.

Is that a pity look?

"Yap. Take it. I hate that you're right, tapi mau bagaimana pun gue harus menepati janji yang udah gue buat." Lanjutnya, dengan enggan Sera mengambil uang dari tangannya. "And don't look at me like that.. gue sebenernya udah tahu dari tiga tahun yang lalu kalau pada akhirnya gue akan kalah taruhan dari lo." Jawabnya.

"I'm sorry to hear that. This time i hate that i was right." Katanya.

"It's ok.. not that long ago I met my high school friend. He said something to me about dreams. He said there was no 'too late' word in the dictionary of chasing dream."

"Your friend is right. Everyone has their own timeline in life.." Katanya. Radith kemudian menoleh pada gadis itu.

"Tepat seperti apa yang temen gue katakan." Katanya. "That exact sentence made me realize, It's not too late for me. Dia bilang akan bantu gue untuk mempertemukan gue sama salah satu temennya yang udah sering jadi video director dan content creator. May be I should try from there first."

STRINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang