"Hmmm.. kenyang, habis cuci muka, gosok gigi, terus tidur di mobil." Kata Sera setelah menyempatkan diri membasuh wajahnya setelah perjalanan panjang yang cukup melelahkan.
"Abis itu tidur lagi." Timpal Radith.
"Hehe.. mau gantian nyetirnya?" Ia kemudian teringat bahwa sejak tadi Radith belum sempat beristirahat.
"Nope, but thank you for offering it walaupun lo tahu gue akan nolak." Katanya.
"Beneraan?"
"Beneran." Jawabnya. "Do you want some?" Tanya Radith pada Sera ketika ia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya. Ia cukup terkejut mengetahui bahwa Radith kini merokok.
"Oh no.. I quit a year ago. Untuk resolusi awal tahun lalu.. and unexpectedly, I felt healthier after that, makanya gue terusin." Balasnya. Sera menyangka sesuatu yang berat pasti terjadi pada Radith sehingga ia memutuskan untuk berteman dengan sebatang rokok.
"I'm sorry.. do you mind if I smoke here? Lo mau masuk ke mobil duluan?" Tanyanya.
"It's ok, go on.." Katanya. "I don't know if you smoke now."
"Kalau lagi butuh doang sih, kalau kali ini biar melek aja." Katanya.
"Oh.."
Sera kemudian mulai memperhatikan setiap hisapan dan hembusan rokok yang dilakukan Radith. Ia tidak tahu apa yang lebih menggodanya kali itu, melihat rokok yang Radith hisap atau sosok Radith yang kini sedang menghisap rokoknya. Sekilas Ia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan bayangan yang ada di benaknya.
"Ser, yakin gak mau sebat? Muka lo mupeng." Katanya.
"Ha..haha.." Katanya merasa tertangkap basah oleh Radith.
"Lo kedinginan gak? Mau pake hoodie gue? Kalau mau gue ambilin di dalem."
"Oh gak apa-apa tenang, gue sih gak masalah sama dingin." Balasnya. Matanya kembali terpaku pada Radith yang masih dengan santainya menikmati sebatang rokok di tangannya. Angin malam kemudian berhembus cukup kencang yang membuat Sera memeluk tubuhnya, yang ia sadari kemudian Radith menyodorkannya sebuah hoodie. Bahkan tanpa meminta persetujuannya terlebih dahulu, pria itu mengenakan hoodie tersebut padanya. Hoodie yang tentunya terlalu besar bagi Sera.
"Duh Dith.. gue bilang tadi gak apa-apa kok." Kepala Sera kemudian tertutup hoodie besar Radith.
"Udaah.. pake cepet." Katanya. Sera pun akhirnya mengikuti apa yang Radith katakan.
"Huh.." Katanya sebal. Ketika kepalanya berhasil keluar dari kurungan hoodie tersebut, ia baru sadar jika wajahnya kini begitu dekat dengan Radith. Pria itu tersenyum sambil membetulkan rambut panjang Sera yang menjadi tidak beraturan. Tepat pada saat itu mata mereka kembali saling menatap. Ia merasakan ada ketegangan baru yang terbentuk di antara mereka dan ada kemungkinan bukan dirinya saja yang merasakan hal itu.
Namun kemudian..
"Nah.. gitu dong.. ehem.." Kata Radith tiba-tiba kembali bersender pada kap mobilnya dan memandang lurus gelap malam.
He back out. Cute. Sera tersenyum.
Lama hening melingkupi mereka sebelum kemudian Sera kembali bersuara.
"Dith.. rokok tadi mana?"
"Yah udah gue buang. Kenapa?"
"Yah, padahal gue mau coba dikit."
"Yaudah kali ambil yang baru aja, nih.." Katanya lalu menoleh pada Sera sambil menyodorkan sebungkus rokok.
"Dith.."
KAMU SEDANG MEMBACA
STRINGS
ChickLitSebuah cerita tentang pertemuan antara Radith dan seorang gadis bernama Sera. Pertemuan itu singkat namun melekat. This is not your average tale of serendipity Meeting and parting, not as simple as they might think This is my #3 writing attempts. Pl...