New York, concrete jungle where dreams are made of
There's nothing you can't do
Now you're in New York
These streets will make you feel brand new
The big lights will inspire you
Hear it for New York, New York, New York....
....
...
...
Yes, New York, I'm still here..
Suasana kota New York di akhir pekan masih terasa begitu sibuk. Dari kejauhan terdengar sayup sirine mobil polisi dan klakson mobil yang saling bersahutan. New York baginya adalah kota yang tidak pernah tidur, tempat orang-orang mengejar mimpinya. Bahkan dalam lagu Empire State of Mind, Alicia Keys berkata bahwa seseorang yang telah berhasil meraih kesuksesan di New York pasti akan bisa meraihnya dimanapun.
Siang itu ia berjanji untuk bertemu kawan lamanya yang baru saja pulang dari Ghana. Sera terduduk sendirian di sebuah café yang sudah lama menjadi langganannya. Lagu Empire State of Mind yang diputar dan terdengar dari setiap sudut ruangan tidak bisa mengalihkan pikirannya yang kini sedang memikirkan banyak hal. Semuanya berawal dari wawancaranya bersama dengan seorang kolumnis majalah internal kantornya yang benama Janine beberapa jam yang lalu. Wanita paruh baya yang ternyata sangat baik dan ramah padanya..
Wawancara yang dilakukannya itu berputar di sekitar topik cita-cita, tujuan hidup, dan pencapaiannya selama ini. Ia berkata wawancara mereka kali itu akan menghasilkan artikel yang dapat dijadikan salah satu inspirasi bagi wanita imigran seusianya. Janine menanyakannya beberapa hal, salah satunya mengenai pencapaian dan juga penyesalan terbesar dalam hidupnya. Saat itu ia refleks menjawab bahwa pencapaian dan penyesalan terbesarnya adalah meninggalkan Indonesia.
Tentu saja meninggalkan Indonesia dan bekerja di UN Women adalah pencapaian terbesarnya selama hidup. Mimpi dan cita-citanya menjadi kenyataan. Namun saat Sera ditanya mengenai alasannya menjawab hal yang sama untuk penyesalan terbesarnya, Sera hanya menjawab setengah dari kebenaran yang terjadi. Ia berkata bahwa di Indonesia ia meninggalkan banyak orang terkasihnya. Tidak ada komentar lain yang diberikan Janine padanya terkait jawaban itu, namun kemudian di akhir sesi ia bertanya sesuatu yang membuatnya memikirkan kembali semuanya.
"Is there any unfinished story in Indonesia?" Tanya Janine padanya sambil tersenyum. Namun kemudian Janine kembali melontarkan pernyataan yang semakin membuatnya bingung.
"If I were you, I will come back to Indonesia and finish what I've started. Your goal here maybe is very much accomplished.. or maybe not, but the most important thing, are you happy? Are you satisfied enough? Is there something that seem missing? You only live once, darling." Katanya sambil tersenyum. Umur Janine jauh lebih tua darinya, ia menghormati perhatiannya padanya. "Because I've been there before, and the only thing I regret now was back then when I was your age, there's no one that telling me this to the young me. Finishing the unfinished story before it's too late." Lanjutnya.
"May be he has a wife or a kid now." Jawabnya.
"May be you're right, but may be you're wrong. If you stay here, you'll never know for the rest of your life. Hence, that missing piece will always be missing." Katanya.
....
....
New York. Sudah tiga tahun ia menghabiskan harinya untuk mengejar mimpi di tempat ini. Semua mimpinya seakan menjadi kenyataan. Bekerja sebagai tim advokasi untuk membatu penyelesaian kasus-kasus hak asasi wanita di seluruh dunia bersama UN Women. Ia merasa ilmu yang ia pelajari dapat berguna bagi orang yang benar-benar membutuhkannya. Tapi apakah semuanya sudah cukup? Apakah sesuatu yang seakan hilang di hatinya itu bukan keinginannya untuk terus meraih mimpinya? Apakah sesuatu yang tampaknya hilang itu benar-benar ada di Indonesia?
![](https://img.wattpad.com/cover/208269689-288-k815689.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STRINGS
ChickLitSebuah cerita tentang pertemuan antara Radith dan seorang gadis bernama Sera. Pertemuan itu singkat namun melekat. This is not your average tale of serendipity Meeting and parting, not as simple as they might think This is my #3 writing attempts. Pl...