Facial Wash

15.9K 2.6K 119
                                    





Facial wash itu adalah benda keramat yang harus ada di kamar mandi kamarku. Pokoknya itu penting banget. Kebetulan hari ini udah mau habis.

Biasanya aku beli sama Mama, tapi karena lagi males, mendingan aku minta Ayah buat beliin aja. Kebetulan Ayah kalau pulang ngantor lewat mall.

Jam dua belas siang akhirnya aku telpon Ayah, biasanya jam segini Ayah lagi lunch.

"Hal-"

"Assalamualaikum dek." Tegurnya

"Hehehe, iya Yah. Assalamualaikum Ayah Satya Pratama!"

"Wa'allaikum Salam. Alika udah makan?"

"Baru aja bikin mie Yah."

"Kok mie lagi? Semalem kamu habis makan mie loh! Nanti Ayah pulang, stok mie instannya Ayah buang." tegurnya dari ujung sana.

Haduh, maaf keceplosan.

"Itu sayur yang di kulkas dipanasin di microwave sayang."

"Heheh iya Ayah, sekali ini besok enggak."

"Enggak bilang tapi diem-diem?" Tebaknya.

"Ih! Enggak Yah beneran seriusan."

"Yah, Ayah."

"Iya?"

"Mau nitip dong."

"Nitip apa?"

"Facial wash Yah! Punya aku habis."

"Belinya dimana? Ayah gak tau korea-korea kamu itu tapi."

"Bukan dari Korea Ayah. Korea-korea mah belinya online."

Iya Ayah taunya skincare sama masker korea-korea. Kalau pergi sama Ayah juga aku gak pernah mampir ke gerai skincare korea, soalnya lebih murah beli online. Hahaha

"Nanti aku kirim foto nya Yah."

"Oh, iya kirim aja."

"Terus nanti Ayah beli nya dimana?"

"Di toko yang namanya gu*rdi*n atau W*tson ada Yah. Nanti cari aja yang kayak digambar."

"Ada lagi nak?"

"Gambarnya udah aku kirim Yah. Coba cek."

"Oh iya upil-upil ini?"

"Dih?! Mana upil deh? Ceth*pil Ayah!"

"Hahaha iya bercanda. Satu ya?"

"Iya, kalau mau beliin dua ya gapapa Yah hahaha."

"Warna biru putih ya Ayah, jangan yang putih ijo."

"Iya siap. Ada lagi princess?

"Enggak. Udah ya Yah aku tutup. Selamat bekerja kembali Bapak Satya Pratama!"





***





"Yes! Ayah pulang!" Seruku sambil membuka pintu rumah.

"Titipannya aku udah?"

"Salim dulu dek sama Ayah. Ini malah nanyain titipan."Ayah menjitak kepalaku pelan.

"Hehe maaf too excited."

Kemudian Ayah ngasih plastik dari salah satu drugstore yang tadi siang aku sebut. Aku langsung melongo liat isinya. Aku kemudian menatap Ayah gak percaya.

"Yah?"

"Hmm? Salah beli?"

"I-ini beneran?"

"Lah iya, salah ya? Tadi kata kamu warna biru putih?"

"Huhuhu Ayah..."

"Ini satu liter banget. Kapan habisnya?"

Seriusan ini mah bisa buat mandi sekalian.

"Dari pada kamu beli tiap bulan, jadi Ayah beliin yang besar sekalian. Jadi gak bolak-balik beli." Katanya dengan tenang.

Seolah facial wash ukuran 1000ml itu terlihat lazim dimata Ayah, Ayah cuma senyum-senyum doang sambil liatin ukuran besar botol berwarna putih biru itu.

"Iya Yah niat Ayah gak salah. Tapi ini banyak banget biaa buat mandi juga."

"Oh? Bisa buat mandi? Tau gitu Ayah beli juga ya? Katanya bagus buat kulit sensitif ya?"

Masih tanpa penyesalan. Yaudah namanya orang berduit mah biarin aja.

"Yaudah biar gak rugi aku jual share in jar aja deh Yah."

"Loh? Siapa yang nge-izinin dijual?"

"Lumayan Yah, uangnya bisa buat jajan martabak."

"Ngapain dijual, dibagi aja sama temen kamu dek."

"Dih, mendingan dijual Ayah."

"Ayah bilang dibagi ya dibagi."

Yaudah iya Yah, iyaa.

Satya and His DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang