"Dek nanti nanti rumah diberesin ya."
"Iya Yah."
"Kamar yang kosong itu, sprei nya diganti. Jemurannya diangkatin dan jangan lupa dilipetin. Mau disetrikain sekalian, Ayah makasih banget."
"Kalau nyetrika aku gak mau Yah, panas."
Ayah menggelengkan kepala sambil memasang kaus kaki, sementara aku rebahan di ruang TV karena masih liburan semester.
"Nanti temen Ayah sama anaknya nginep sini boleh?"
"Siapa Yah?"
"Namanya Brian."
"Who's Brian? The one who always sleeping during KKN days?"
Ayah tertawa "Kok kamu tau Dek? Diceritain Om Jaerend?"
"Iya Yah, kemarin waktu aku nginep di rumah Om Jaerend, dia lagi telponan sama Om Brian."
"Boleh mereka nginep sini? Anaknya cewek kok."
"Kelas berapa?"
"Harusnya sih baru masuk SMA ya, dia soalnya satu tahun dibawah kamu."
"Oh gitu, iya Yah gakpapa. Biar aku ada temennya juga di rumah."
"Om Brian mau liburan ke sini?"
"Kebetulan lagi ada kerjaan disini, jadi mumpung anaknya lagi liburan diajak juga."
"Wah iya Yah, ntar aku ajakin muter- deh. Calvin pasti mau juga nemenin jalan-jalan, nanti kita pergi bertiga."
"Boleh, yang penting rumahnya beresin. Kamar kamu juga dek, biar gak malu-maluin."
***
Habis maghrib tiba-tiba rumah jadi ramai. Om Jaerend, Tante Putri, dan Calvin dateng ke rumah.
"Loh? Ada apa ini?" tanyaku bingung soalnya mereka bawa-bawa banyak plastik segala macem.
"Bantuin!" kata Calvin sembari menjitak kepalaku.
"Om Jeje! Calvin ngejitak kepala aku!"
"Calvin!" Tegur Om Jaerend.
"Udah semua ini?" Tanya Ayah yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Udah, emang ribet banget si Brian." Kata Om Jaerend.
Aku sama Tante Putri kemudian nata meja makan. Ternyata pastik-pastik tadi itu isinya makanan.
"Emang Om Brian ini dimana sih Tante?"
"Dia di Makassar sayang."
Oh pantesan, pasti kangen masakan jawa.
"Tadi Tante Putri yang masak semua?"
"Ada sebagian yang pesen kok."
"Tau gitu aku bantuin kerumah tadi. Calvin pasti bukan bantuin tapi ngerecokin."
"Haha kok tau sih? Lagian Tante tau kok, tadi kamu disuruh Ayah kamu beresin rumah kan? Jadi Tante sengaja gak bilang."
Padahal masak sama Tante Putri tuh seru lho!, apalagi kalau ada Tante Refa, Tante Isla, dan Tante Lanika. Pecah banget.
***
Sekitar jam delapan ada taksi berhenti di depan rumah. Ayah sama Om Jaerend langsung bergegas kedepan.
Disana ada seorang laki-laki berbadan tinggi besar dan anaknya sedang mengeluarkan koper mereka.
"Wooo!" Tiga bapak-bapak itu kemudian heboh, saling berpelukan dan pukul-pukulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satya and His Daughter
Ficción GeneralSatya, single parent yang bercerai 9 tahun yang lalu ketika anaknya baru berusia 9 tahun. Ini cerita tentang hiruk pikuknya sebagai seorang ayah yang menjadikan putrinya sebagai dunianya. Enggak ada yang lebih penting dari Alika Giandra, putri semat...