Alika habis keluar dari RS, dia minta ditinggal aja katanya. Ditinggal kerja maksudnya. Dia bilang, katanya gakpapa gue masuk kerja. Sebenernya gue bisa ambil cuti, tapi karena Alika bilang gakpapa di rumah sendiri akhirnya gue iyain aja. Di kantor juga kerjaan gue sepertinya udah numpuk.
Sore ini gue sampai rumah jam setengah Lima seperti biasanya, Alika yang lagi nonton TV langsung nyamperin gue kemudian mencium tangan gue seperti biasanya.
"Hari ini mau makan apa dek?" Tanya gue .
"Aku mau tumis brokoli Yah. Kayaknya Ayah masih punya brokoli di kulkas."
"Bentar, Ayah cek dulu ya. Soalnya udah berapa minggu aja itu."
Jadi single parent itu nuntut gue harus bisa apa-apa. Dari kerjaan rumah, sampai hal-hal receh seperti nguncir rambut anak. Masalah masak, gue bersyukur banget masakan gue bisa dibilang enak.
Ini bukan gue yang kepedean. Dari jaman gue kuliah pun, temen-temen gue udah mengakui skill memasak gue. Dan enaknya lagi, Alika anaknya enggak terlalu picky. Jadi dia nurut aja sama gue hari mau makan apa.
"Oh iya masih ada dek, Ayah mandi dulu nanti baru masak ya." Kata gue sambil berjongkok didepan kulkas.
"Aku bantu motong Yah."
"Tangan satu bisa emang?"
"Bisa!"
***
Selesai masak kita langsung duduk lagi didepan TV. Yang nonton TV gue sih, Alikanya cuma gelendotan sambil mainan hp. Paling lagi chat sama temennya yang namanya Aheng itu.
"Yah, Ayah," panggilnya yang bikin atensi gue beralih ke anak itu.
"Liat nih lucu banget kelincinya! Temen aku baru beli."
Alika nunjukin roomchat nya sama temen dia, disana ada foto kelinci dengan bulu yang lebih panjang dari kelinci pada umumnya.
"Kelinci apa itu jenisnya?" Tanya gue.
"Katanya jenis lionhead Yah. Gemes ih."
Gue menyipitkan mata, bau-bau ini anak mau minta dibeliin.
"Yah?"
Hmmmmm, sudah tercium apa maumu nak.
"Hmmmm?"
"Mau satu yaa?"
Tuh? Gue bilang juga apa.
"Emang kamu bisa ngerawatnya? Punya kucing aja ilang kamu tuh."
Alika dulu pernah minta kucing, gue beliin akhirnya. Waktu itu dia pengen kucing Persia dan gue turutin. Sama Alika itu kucing di gencet-gencet mulu tiap hari, digendong kesana-kesini, sampai pada akhirnya kucingnya kabur.
Alika tuh kalau sama hewan kasar, gimana ya jelasinnya. Dia suka maksa hewan buat nurut sama dia gitu, pokoknya harus nurut kalau digendong sama dia. Udah gitu kalau gak mau, sama dia tetep dipaksa. Sampai-sampai Kucing tetangga sebelah kalau liat Alika langsung kabur saking takutnya.
"Nanti belajar. Boleh ya Yah?"
"Enggak ah, kucing kamu aja dulu kabur."
"Nanti enggak lagi Yah. Please?" Dia memohon.
"Udah kamu bantu Ayah pelihara lele aja, biar bisa Ayah goreng."
"Nanti kalau dibeliin kelinci aku gak mau goreng Koi Ayah lagi deh. Janji!" Dia masih mencoba menawar.
Perlu dipertimbangkan juga nih, Alika obses banget sama Koi gue soalnya. Yakali gue mau goreng ikan jutaan rupiah. Dibeliin ikan biasa bisa dimakan satu perumahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satya and His Daughter
Fiksi UmumSatya, single parent yang bercerai 9 tahun yang lalu ketika anaknya baru berusia 9 tahun. Ini cerita tentang hiruk pikuknya sebagai seorang ayah yang menjadikan putrinya sebagai dunianya. Enggak ada yang lebih penting dari Alika Giandra, putri semat...