Scars (2)

15.6K 2.4K 150
                                    



Alika hari ini keluar dari RS. Anaknya dari tadi udah seneng banget sambil nyanyi-nyanyi sendiri. Gue yang lagi ngemasin barang-barang buat dimasukin ke tas, cuma bisa tersenyum sambil dengerin anak itu nyanyi-nyanyi.

"Yah, Koi sama Lele di rumah gimana ya?" Tanyanya

"Udah Ayah titipin sama Satpam."

"Ayah kangen sama Koi-Koi nya gak? Kan biasanya Ayah suka nungguin mereka." Alika ketawa dari sofa.

"Goreng satu dong Yah...." Pintanya.

"Enggak..." Jawab gue.

"Satu aja yaaa? Gemes banget Yah dagingnya banyak, gendut-gendut. Aduh juicy gitu, jadi ngiler."

Ada-ada aja ini anak.

Jam tiga sore kita udah sampai di depan rumah. Waktu mau masukin mobil, gue lihat ada sedan hitam yang terparkir disana.

"Temen Ayah?" Tanya Alika.

"Enggak tau juga Ayah." Gue kemudian ngebuka pintu dan keluar bersamaan dengan Alika.

Waktu gue mau buka bagasi belakang, mobil hitam yang terparkir di depan rumah gue itu terbuka pintunya. Seorang perempuan dengan rambut panjangnya keluar dari sana.

Mata kami terkunci beberapa detik, namun gue segera menarik diri dari tatapan sendunya.

"Mas Satya." Panggilnya.

"Ayah ak-" kalimat Alika terpotong setelah melihat Mama nya berdiri disana.

"Alika." Panggilnya sambil melipat bibir kedalam.

"Ayah ayo masuk!" Seru Alika.

"Iya nak ini-"

Tapi tangan Alika langsung narik gue ke gerbang rumah. Kemudian dilepas nya tangan gue setelah masuk kedalam halaman rumah, anak itu berjalan kearah gerbang lagi dan menutup gerbang dengan satu tangannya.

Gue memilih untuk diam, sengaja memperlihatkan kalau Alika udah muak dengan seseorang yang ada di luar gerbang itu. Gue mencuri pandangan sekilas, Haru bercucuran airmata di luar sana sementara Alika sama sekali gak ngeliat kearahnya.

Alika kembali narik tangan gue buat masuk kedalam rumah, dia menutup pintu dengan amat keras. Kemudian anak itu terduduk di sofa ruang tamu sambil menangis.

Hari ini, pertama kalinya gue lihat Alika menangis karena Mamanya. Tanpa suara gue meluk sebagian badannya (karena lengan kirinya sakit).

"Sayang istirahat aja yuk?" Ajak gue.

Dia masih menangis, tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Gue tau, ini pasti sakit.

"Ayo? Nanti matanya bengkak lho?"

"Hmmm?"

Alika kemudian mendekat dan menangis didadaku, "Nak? Sayang Ayah enggak? Kalau sayang, istirahat aja yuk? Mau Ayah buatin Susu?" Tawar gue.

"Ayo ah." Aku menggandeng nya masuk kekamarnya.

Setelah nungguin Alika tidur, gue mengintip keluar melalui jendela. Mobil Haru masih disana. Gue memejamkan mata sejenak lalu menarik nafas dalam-dalam, sebelum berjalan keluar untuk menemuinya.

Kemudian tangan gue mengetuk pelan kaca mobilnya. Dia buru-buru keluar dengan ekspresi wajah sedih bercampur khawatir.

"Gak enak diliatin orang, ngobrolnya didalem aja." Kata gue mendahulukan berjalan kembali kedalam rumah.

Gue menawarkan teh ke dia, tapi ditolaknya dengan pelan.

"Mas, aku beneran minta maaf. Aku enggak tau kalau Alika bakalan semarah itu."

"Udah, cukup. Kamu gak perlu minta maaf. Kamu cuma perlu lakuin apa yang aku minta beberapa hari yang lalu." Gue menatapnya tajam.

"Tapi aku ibu nya Mas, aku punya hak juga. Dia anak aku." Suaranya terdengar gemetar.

"Tapi anak kamu aja udah bilang gak butuh kamu. Kamu mau apa lagi?"

Dia terdiam tak berkutik.

"Kamu tau, kemarin itu pertama kali nya Alika bilang dia udah gak mau ketemu sama kamu. Dan tadi, untuk yang pertama kali dia nangis gara-gara kamu. Bayangin betapa sakitnya dia. Mungkin dia enggak ngeluh selama ini, tapi dia cuma anak kecil yang nahan rasa kangennya sama ibunya."

Dada gue sesak seketika, keinget Alika nangisin Mamanya. Rasanya sakit dan nyeri, anak gue disakiti sama orang yang ngelahirinnya. Mata gue terasa memanas karena bayangan Alika nangis kembali berputar dikepala gue.

Haru yang duduk didepan gue cuma bisa nangis sambil menunduk. Dia mengepalkan kedua tangannya, entah dia merasa kecewa atau marah, yang jelas gue gak mau tau. Udah cukup dia bikin Alika terluka, dan gue gak mau Alika sakit lagi gara-gara dia.

"Mas," panggilnya sambil terisak.

"Kalau gitu, izinin aku ketemu Alika sekali aja?"

Gue terdiam sejenak sebelum menangguk dan ngebawa dia kekamar Alika.

Haru berjalan mendekat ke tempat tidur Alika, kemudian dia berjongkok dekat Alika sambil menahan isakannya. Alika lagi tidur, gue harap anak itu gak kebangun.

Tangan Haru kemudian mengusap rambut Alika. Namun baru beberapa usapan, anak itu ngebuka matanya. Matanya langsung melebar dan terduduk dengan cepat.

"Yah?! Aku bilang aku gak mau ketemu dia!" Teriak Alika

Gue sedikit tercengang karena Alika beneran teriak. Matanya kelihatan marah ngeliat kearah gue.

"Maafin mama Alika, ma-"

"Mama pergi! Gausah kesini! Buat apa mama kesini? Mama gak pernah peduli, gausah kesini kecuali kalau Alika mati."

Deg!

Jantung gue langsung berpacu dengan kencang setelah denger kalimat Alika barusan.

Alika masih menatap Haru penuh amarah, dan Haru terduduk dilantai sambil menangis.

"Apa aja bakalan mama lakuin sayang,  mama minta maaf." Kata Haru sambil terisak.

"Apa aja?! Mendingan kalau Mama sayang sama aku, Mama gausah cariin aku lagi!"

"Alika..." Pinta Haru.

"Mama pergi atau aku yang keluar?" Ancam Alika yang kemudian berdiri.

Alika berjalan mendekat kearahku mungkin hendak keluar, tapi pintunya buru-buru gue hadang.

"Haru mending kamu keluar sekarang." Akhirnya gue bersuara.

"Kamu di rumah aja ya?" Kata gue kepada Alika.

Haru berjalan mendekat ke gue sambil ngehapus airmata nya. Kemudian setelah keluar dari kamar Alika, gue buru-buru nganter Haru keluar.

"Kamu udah lihat kan? Alika sendiri yang bilang."

"Mas maaf, tapi aku beneran sayang sama Alika."

"Sayang itu gak cuma kata yang terucap. Sekarang aku minta jangan deketin Alika dulu."

"Udah sore, kamu lebih baik balik." Kata gue yang kemudian meninggalkan dia di teras rumah.

Gue balik nyusul Alika dikamarnya, disana Alika sedang duduk ditepian ranjang sambil menangis. Gue berjalan mendekat dan mengusap punggung nya.

"Maaf ya, gak seharusnya Ayah suruh masuk." Kata gue

Alika hanya menangguk sambil terisak.

°°°



























Wow, this story was first published on March 14, 2020. And today (April 3, 2020) reached 10k.

Thank you everyone for loving this sweet lil fam

Satya and His DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang