POSSESIVE BROTHERS | Part 17

68.4K 4.7K 371
                                    

—————

Playlist : Red - Taylor Swift

—————

"Gila! Ini enak banget." Aksa bersorak heboh sambil terus makan dengan lahap.

Farren mengangguk setuju, "Kakak tidak tahu kau pintar masak."

Steela tersipu mendengar segala macam pujian yang dilontarkan untuk masakannya.

"Sepertinya Steela harus mengajari Mommy memasak." Anne tertawa, diikuti Satrio.

Semuanya juga mencoba kue buatan kedua perempuan itu dan menikmatinya. Steela sungguh berharap, hidupnya seterusnya akan seperti ini, tenang-tenang saja.

***

"Hei!" Leo mendongak melihat teman sebangkunya akhirnya datang.

"Lo udah baikan?" Steela mengangguk membuat Leo tersenyum puas, ia mengacak-acak rambut gadis itu pelan.

"Leo!" Steela menggerutu sambil merapikan kembali rambutnya.

Pembicaraan mereka terhenti saat guru pertama masuk, matematika. Guru itu termasuk guru killer. Setelah salam, ia langsung menagih pekerjaan rumah yang berupa essai 35 nomor.

Steela merutuk mengingat bahwa ia lupa mengerjakan pr yang diberikan oleh guru tersebut.

Leo menyadari raut khawatirnya, "Lo gak bawa pr?" Steela menjawab dengan gelengan pasrah.

Sementara di depan sana, wanita paruh baya itu menghitung teliti jumlah buku tulis di atas mejanya.

"Siapa yang tidak mengerjakan pr?!" Suaranya menggema ke seluruh kelas.

Steela dengan takut mengangkat tangan, keningnya berkerut melihat bahwa bukan ia satu-satunya yang berdiri.

"Kalian berdua?! Ibu kecewa dengan kalian!" Steela menelan ludah gugup melihat tatapan tajam itu menghunus kepadanya.

"Keluar dari pelajaran saya!!" Geramnya.

Mereka akhirnya diluar kelas tersebut, Steela menghembuskan nafas yang tanpa sadar ditahannya.

"Kukira kau kerjain?" Gadis itu memandang bingung Leo yang hanya mengendikkan bahu.

"Daripada di luar gini, mending lo ikut gue."

Steela mengangkat alis, "Dan bikin guru makin murka?"

Tanpa membalas, lelaki itu lalu menarik lengannya menghiraukan protes Steela.

Mata hazel itu berbinar saat Leo membuka pintu yang langsung membawa mereka ke atap sekolah.

Steela menikmati semilir angin yang membelai permukaan wajahnya dan menerbangkan beberapa helai rambutnya, merasakan sejuknya hawa hangat yang merambati semua inci kulitnya.

Leo melirik ke sebelah, terpaku menyaksikan pemandangan indah di matanya.

Perasaan menyenangkan memenuhi rongga dadanya membuat Leo akhirnya tersadar.

Ia telah jatuh.

***

Mereka berbincang, meraih sembarang topik untuk dibahas. Steela tidak berhenti tertawa karena Leo menceritakan pengalaman lucunya.

Possesive Brothers [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang