—————
Playlist : Lose You To Love Me - Selena Gomez
—————
"Apa yang bakal lo lakuin selanjutnya?"
Farren menjawab nyalang, "Tentu saja ngasih pelajaran buat tu orang."
"Jangan terlalu gegabah, sepertinya orang dibalik ini udah rencanain dari lama." Leo menatap dalam netra lelaki itu.
"Jadi maksudnya gue harus diam aja?" Farren menggeram kesal, berusaha mengontrol emosinya.
"Gue bakal ngelacak posisi nomor telfon orang yang mengganggu Steela." ujarnya setelah lama terdiam.
"Emang lo bisa?" Leo mengangguk pelan.
"Tapi gue minta lo liat nomor itu lagi dan kirim ke gue, gue gak ingat beberapa angkanya." Farren setuju, ia akan memeriksa ponsel adiknya.
"Oke, gue harap gue bisa andalin lo."
***
"Ey!"
Aiden tersentak saat merasakan sentuhan di pundaknya, ia langsung mengakhiri percakapannya dan berbalik.
"Kaget amat." Aiden memutar bola matanya, ia memandang sahabatnya dengan kesal.
"Lo tiba-tiba datang dari belakang, dodol." Farren terkekeh, ia mengambil duduk di sebelah sang sahabat.
"Gimana adik lo?" Farren membuka percakapan.
"Risa?"
"Emang adik lo berapa?" Aiden mengerang kesal melihat Farren yang menatapnya seolah mengejek.
"Ortu gue udah daftarin dia sekolah di Australia, gue harap dia bisa berubah disana." Farren ikut mengiyakan.
***
Sebuah sosok tengah mengendap menuju kamar Steela, sepertinya adiknya itu sedang tidak di kamar.
Farren langsung mencari keberadaan sebuah benda pipih. Matanya menatap sekitar, ia menemukan di atas bantal dan mengambilnya.
Jarinya bergerak diatas ponsel yang tidak dikunci itu, membuka pesan dan menemukan nomor tidak dikenal. Rahang Farren mengeras melihat foto yang dikirimkan orang misterius itu.
Dengan cekatan, ia mengeluarkan ponselnya dan mengirim nomor asing itu ke Leo.
Farren terlalu sibuk sampai tidak sadar kalau pintu lemari terbuka.
"Kak? Apa yang kakak lakukan dengan ponselku?"
Farren mengumpat kesal dan mengalihkan pandangannya pada Steela yang menatapnya penasaran.
"Itu.. Aku.." Farren gelagapan, Steela mendekat dan sedikit mengintip. Terkejut mendapati chatnya dengan orang misterius itu terpampang di layar ponselnya.
"Jadi kakak sudah tahu ya?" Steela tersenyum kikuk, Farren meraih tubuhnya dan mendudukkan gadis itu dipangkuannya.
"Jangan menyimpan masalahmu sendiri, Auri. Kakak akan selalu ada disini jika kau butuh teman cerita." Tanpa komando, air mengucur dari mata gadis itu. Farren mencium pipinya dan senantiasa menghapus butiran bening itu.
"Maafkan aku yang tidak bisa menjaga diriku, Kak." Tangan Farren terkepal marah, ia semakin merengkuh gadis itu.
"Itu sama sekali bukan salahmu, Princess." Farren mengecup kedua mata adiknya yang terpejam.
"Kakak janji akan membantumu, istirahatlah." Farren membaringkan tubuh adiknya itu dikasur dan mengecup keningnya lama.
"Kakak menyayangimu, Auristeela."
***
"Kau bisa nge-hack?" Steela terkejut melihat betapa lihainya tangan Leo menari di atas komputer.
Tadinya Leo mengajak Farren ke ruangan TIK, tapi karena keinginan Steela, gadis itu juga diikutkan.
"Ini bukan hacking, Steela. Gue cuman melacak posisi ponsel yang menggunakan nomor tersebut." Mata Leo fokus pada layar.
"Dan—"
Ia membawa kursor komputer memasuki sebuah file, menampilkan kode lokasi IP dan bisa di telusuri.
Leo menyalin kode tersebut ke maps yang langsung menunjukkan alamat rumah yang akurat.
"Gotcha!"
Steela mengernyit dalam saat membaca berulang-ulang alamat itu, mulutnya terkesiap pelan.
"Kenapa?" Farren bertanya penasaran, reaksi adiknya menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu.
"I-inikan.. Rumah tempatku dulu.."
"Maksudmu, ini rumahnya Aiden?" Farren ikut terkejut.
"Iya, Kak." Steela mengangguk mantap.
"Sudah kuduga, gadis itu belum jera rupanya!" Farren menggeram tertahan saat sadar bahwa itu juga rumah Risa, adik sahabatnya.
"Apa yang kalian bicarakan?" Leo tau ia ketinggalan informasi, informasi yang berguna.
"Lo ingat orang yang waktu itu ngebully Steela di toilet?" Leo berdehem, Farren menarik nafas panjang dan kembali melanjutkan, "Namanya Risa, dia adik sahabat gue, Aiden. Artinya, itu juga rumahnya Risa." Leo memutar pikirannya, ia akhirnya mengerti.
"Dia juga pasti yang mengambil gambar Steela setelah merobek bajunya." Leo menambah teori mereka, Farren mengangguk sedangkan Steela terdiam.
Entah kenapa firasatnya mengatakan bahwa bukan gadis itu yang harus dicurigai.
***
"Tadi di sekolah lo habis darimana?" Aksa melangkah ke arah sofa sambil menggigit apel, tubuhnya penuh peluh sehabis bermain basket bersama Arkan dan Savier.
"Kepo."
"Gue serius!" Aksa mendengus dan mengambil ancang-ancang untuk melempar apelnya.
Farren menghela nafas pelan. Bukankah saudaranya yang lain berhak tau? Bagaimana pun juga, ini berhubungan dengan adik mereka.
Dari arah taman, Steela, Savier dan Arkan datang. Mereka ikut mendudukkan diri di sofa.
"Lagi bahas apa nih?" Arkan bertanya penasaran.
Farren mencuri lirik ke arah Savier yang tak bersuara, kakaknya itu memang hemat sekali dalam berbicara. Tapi kalau bertindak, ia akan lebih keras dibanding yang lain. Farren jadi ragu membeberkan kejadian ini.
"Kenapa kau melihatku begitu?" Suara Savier membuyarkan lamunan Farren, lelaki itu menggeleng pelan dan menarik nafas dalam.
"Ada yang perlu kalian ketahui," Netranya melirik Steela yang menggeleng pelan padanya.
"Ada apa sebenarnya?" Aksa semakin dibuat penasaran akan interaksi keduanya.
Farren pun mulai bercerita, mengabaikan ekspresi memelas Steela. Beragam ekspresi di tunjukkan oleh saudara-saudaranya.
"Sialan!!"
***
14-03-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Brothers [COMPLETED]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!]⚠️ Terkadang, sebuah 'kebetulan' hanyalah takdir yang sedang menyamar; Steela hanyalah gadis biasa dengan kehidupan normal. Hidup dengan ibu angkatnya dan bersama-sama bekerja keras demi menjalani...