INTERMEZZO : Yeo Changgu

252 25 60
                                    

Changgu's POV

"Dokter Yeo, minumlah ini supaya hangat."

"Te-terimakasih Minghao."

Namaku Yeo Changgu. Tiga puluh tahun. Bekerja sebagai dokter spesialis kejiwaan di sebuah rumah sakit di Shanghai. Asalku dari Seoul, tapi aku memutuskan untuk tinggal di Shanghai sejak menempuh pendidikan spesialis dan pulang ke Seoul sesekali. Kalau kau bertanya, apa hubunganku dengan Minghao yang menjadi tokoh utama di cerita ini? Maka jawabannya adalah dokter dan pasien yang merangkap teman. Namun, bukan itu yang akan kubahas untuk saat ini. Akan tetapi sekilas cerita yang hanya menceritakan soal kehidupanku saja, yang sayangnya sedang tidak beruntung.

Saat ini, aku sedang menggigil kedinginan di tepian kolam renang yang ada di rumah salah satu temanku, Victor, yang sedang berulang tahun hari ini. Masalahnya bukan aku tidak bisa berenang dan tenggelam. Tapi ada es yang sengaja di tambahkan ke dalam kolamnya! Huh, apa-apaan sih?! Dan kenapa pula aku harus ikut tercebur ke dalamnya?

Tiba-tiba, saat aku sibuk dengan kekesalanku, sebuah selimut menyelimuti tubuhku yang sudah terbungkus dua lapis handuk. Aku tahu itu siapa, tapi sedang tidak ingin melihatnya. Aku memalingkan wajahku saat orang itu berada di depanku.

"Masih marah? Hmmm?"

Aku hanya diam. Menurutmu?!

Ngomong-ngomong, orang itu Yan An. Orang yang menceburkankanku ke dalam kolam es itu. Padahal kolam itu dimasukkan es hanya untuk mengerjai Victor yang berulang tahun, bukan aku.

"Maafkan aku, ya?"

"Hmmm."

"Hei, katakan sesuatu. Jangan mendiamkanku seperti ini dong," rengeknya.

Kulirik Yan An sekilas. Ia berjongkok di hadapanku dengan bibir mengerucut. Harusnya itu lucu, tapi aku masih kesal. Aku pun bangkit dari tempatku duduk, meninggalkannya dengan handuk-handuk yang tadinya menutupi tubuhku. Jangan khawatir, aku sudah pakai baju yang benar, kok.

"Semuanya, aku pulang duluan yaa?" pamitku pada siapapun yang ada di situ.

"Wah, kenapa buru-buru? Pestanya belum selesai loh?" kata Victor.

"Iya, kau bahkan belum menyentuh makanan apapun," tambah Minghao.

Aku memaksakan senyum. Aku sudah sangat kesal dan lelah untuk hari ini.

"Maaf, tapi aku sangat lelah hari ini. Aku ingin pulang dan istirahat untuk kerja besok," ujarku.

***

Yang aku harapkan saat sampai di apartemenku adalah bisa istirahat dengan tenang. Namun sepertinya hari ini bukan hari yang baik untukku.

Aku yakin sudah membereskan seluruh apartemen sebelum pergi untuk memberikan kejutan ulang tahun Victor. Tapi aku malah menemukan bungkus-bungkus makanan ringan bertebaran dari ruang tamu sampai ruang tengah. Artinya, seseorang telah masuk ke dalam apartemenku tanpa sepengetahuanku. Dan hanya satu orang selain aku yang tahu sandinya.

Setelah melempar tas asal aku pun melangkah dari ruang tamu ke ruang tengah sembari memungut sampah. Aku menghela napas. Kondisi ruang tengah jauh lebih parah. Ada sepasang sepatu besar tergeletak dan terpisah jauh satu sama lain, sampah dimana-mana, TV menyala, dan seonggok tubuh tergeletak di sofa dengan kaki panjangnya terjulur melewati ujung sofa.

"JUNG WOOSEOK!!!"

Kenalkan, dia adikku, satu-satunya. Usianya dua puluh delapan, dua tahun lebih muda dariku. Tapi mungkin karena dia laki-laki, tinggi badannya jauh di atasku, yang membuatnya terlihat lebih dewasa sampai orang bisa salah mengira kalau dia itu kakakku.

Sugar Sweet Nightmare [Seventeen GS : Junhao]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang