"Love... Fall.. Hurt.. and crazy—"
Changgu masih terlelap di balik selimut dengan Yan An yang memeluknya dari belakang saat ponselnya berdering. Dengan malas ia menjulurkan tangannya untuk mengambil ponsel itu, menggeser tombol hijau di layar, dan menempelkan benda itu ditelinganya tanpa mengubah posisi nyamannya.
"Eng... Halo?" kata Changgu dengan suara serak khas bangun tidur.
"Eonni!"
"Eoh, Hyunggu? Ada apa kau meneleponku sepagi ini?"
"Aku... ingin memberitahukan sebuah kabar kalau aku..." Hyunggu menggantungkan kalimatnya membuat Changgu penasaran.
"Apa? Kau kenapa hmm?"
"Aku hamil!"
Changgu melebarkan matanya. Ia lalu bergerak-gerak heboh membuat Yan An menggeram karena merasa tidurnya terganggu.
"Mwoya?! Kau sungguh..."
"Iya, Eonni. Uh, akhirnya setelah hampir tiga tahun! Aku kira aku akan didepak dari keluarga Jung kalau tidak bisa juga memberi keturunan!"
"Hush, jangan bicara sembarangan ya?! Eomma, Appa, bahkan aku sendiri lebih menyayangimu daripada Wooseok. Mana mungkin kami mendepakmu begitu saja hanya karena itu. Hanya masalah waktu. Buktinya sekarang sudah ada calon bayi di perutmu, kan?"
"Ehehehe. Maaf, kan aku khawatir."
"Huh dasar. Pokoknya selamat ya! Aku ikut senang. Bahkan Yiai juga akan senang kalau tahu ia akan punya adik."
Sesaat setelah berkata begitu, Changgu merasakan tangan besar yang melingkari pinggangnya semakin mengerat.
"Apa? Kau ingin adik untuk Yiai?"
"Hyunggu, sudah dulu ya? Nanti kutelepon lagi, daaah!"
Changgu pun meletakkan ponselnya kembali ke tempat semula. Lalu ia mencoba melepaskan tangan Yan An di pinggangnya, yang hasilnya nihil tentu saja.
"Ih, lepas dulu. Yiai akan bangun sebentar lagi dan menangis mencari Mamanya!"
"Kau belum menjawabku, Sayang. Kau ingin adik untuk Yiai? Hmmm?" kata Yan An yang sudah sepenuhnya bangun sembari menaik turunkan alisnya.
PLAK! Changgu akhirnya menampar tangan Yan An yang masih saja memeluknya hingga terlepas. Wanita itu lalu berbalik hingga posisinya berhadapan dengan ayah dari anaknya itu.
"Bukan dariku, tapi dari Paman dan Bibinya. Tadi Hyunggu menelepon dan dia mengabarkan berita kehamilannya."
"Wah, benarkah? Itu bagus!"
"Huum."
Cup.
Yan An mengecup bibir Changgu singkat sebelum berkata lagi,
"Tapi apa kau yakin tidak mau memberi Yiai adik kandung juga?""Ini masih pagi, jangan mulai ya!"
"Kalau begitu nanti malam? Bukan masalah sih kalau kau belum siap punya anak lagi, kita bisa pakai—
"HUAAAAAAAAA MAMAAAAA!"
Changgu baru saja akan memberikan satu pukulan lagi saat suara itu terdengar. Buru-buru ia melompat turun dari ranjangnya untuk pergi ke kamar sebelah tempat anaknya tidur. Ya, meski masih kecil Yiai punya kamar sendiri, tidak tidur bersama orangtuanya. Kata Yan An sih, supaya mandiri.
"Di hari libur seperti ini kenapa xiao Ai harus bangun pagi sih, huh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Sweet Nightmare [Seventeen GS : Junhao]✔
Romance"Ge, aku bermimpi buruk semalam." "Mimpi apa?" "Di dalam mimpiku aku melihat seorang pemuda. Dia sangat tinggi dan tampan dengan balutan setelan jas putih. Sementara aku mengenakan gaun cantik dengan warna senada. Di dalam mimpi itu, kami berdansa d...