"Ge, aku bermimpi buruk semalam."
"Mimpi apa?"
"Di dalam mimpiku aku melihat seorang pemuda. Dia sangat tinggi dan tampan dengan balutan setelan jas putih. Sementara aku mengenakan gaun cantik dengan warna senada. Di dalam mimpi itu, kami berdansa d...
Wajah tampan Junhui yang terlihat damai saat tertidur menjadi hal yang pertama Minghao lihat di pagi hari saat kelopak matanya terbuka. Tangannya lalu bergerak mengusap-usap wajah itu dengan lembut. Tanpa sadar, sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk seulas senyum, mengagumi keelokan yang Tuhan ciptakan untuk hidupnya.
"Gege..."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak lama, mata itu mengerjap-ngerjap sebelum akhirnya terbuka sempurna menatap manik cokelat Minghao dengan tatapan lembutnya diiringi seulas senyum manis juga. Tangan kekarnya lalu bergerak menarik tubuh Minghao lebih dekat padanya.
Cup. Minghao mengecup bibir itu sebentar dan bersiap bangun. Namun Junhui menariknya hingga ia jatuh kembali di tempat tidurnya.
"Gege, sudah, kita harus berangkat kerja hari ini. Aku mau membangunkan Junhao dulu."
"Sebentar lagi saja, ya?" kata Junhui sembari memeluk istrinya itu dan menyembunyikan wajah di ceruk lehernya.
"Aduh, jangan mendadak manja begini, dong. Yang semalam kurang, hmm?"
"Iya, kurang."
"Gege!"
Junhui terkekeh, lalu melepaskan Minghao yang mencebik kesal dengan wajah memerah. Buru-buru Minghao berlari ke kamar sebelah dimana anak mereka berada.
**
"Junjun! Ayo, makan!"
"Nda mau! Ndak tuka tayul!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Junhao sudah mandi, Minghao juga sudah siap dengan pakaian semi formalnya, tapi pekerjaan Minghao belum selesai pagi ini. Ia masih harus main kejar-kejaran dengan anaknya itu untuk menyuapinya sarapan.
"Wen Junhao! Astagaaa. Cepatlah, nak, Mama harus berangkat kerja!" Pekik Minghao sembari berlari membawa mangkuk mengejar anaknya yang kelewat lincah itu.
"Nda mauuuuuu!"
Anak manis itu masih berlarian di sekitar ruang makan dan dapur. Sementara Minghao yang mulai lelah mengejar duduk di meja pantry sembari memperhatikan Junhui yang sedang meniup-niup kopi panasnya di meja makan. Melihat istrinya yang menyerah untuk mengejar Junhao, Junhui pun tanggap dan segera bangkit dari duduknya. Dan...