Junhui memasuki sebuah ruangan dengan langkah lesu. Jas hitam yang dikenakannya sudah tertanggal menyisakan kemeja putih tipis di tubuhnya. Sebuket bunga yang setia ia genggam sudah ia letakkan di meja dekat ranjang di ruangan itu.
Mata pemuda itu menatap lekat seorang gadis yang terbaring di ranjang dengan mata tertutup. Macam-macam selang dan kabel meliliti tubuh sang gadis. Junhui tentu tak kuasa melihatnya seperti ini, tapi apa mau dikata, semuanya sudah terjadi.
"Aku tahu kau menyukai bunga ini meski kau bilang tidak menginginkannya. Kau hanya malas main lempar tangkapnya, kan? Nih, aku tangkapkan untukmu," ujar Junhui sembari mengambil kembali bunga itu dan mengendusnya.
Tidak ada jawaban. Hanya suara statik dari alat yang disebut elektokardiogram yang mengisi kekosongan di antara keduanya.
"Bukalah matamu, Hao. Lihat, bunganya tampak lebih cantik dari dekat. Bunga ini cantik, sepertimu," kata Junhui lagi.
Sekali lagi, tetap tidak ada jawaban. Junhui hanya bisa menghela napas dan meletakkan bunga itu di meja nakas lagi. Tangannya lalu bergerak untuk mengelus pelan kepala Minghao.
"Huh, baiklah kalau kau tidak mau membuka matamu sekarang. Kau pasti lelah dengan semua ini. Istirahatlah, mimpi indah."
"Tapi jangan terlalu lama."
Sementara di sisi lain ruangan itu, di pintu masuknya lebih tepatnya, Yan An memperhatikan. Sebagai seorang dokter dan teman yang baik, ia juga turut bersedih.
"Kau benar-benar tidak bisa memastikan kapan dia akan siuman?"
Yan An terlonjak kaget dan refleks membalikkan badan meski ia tahu siapa pemilik suara itu. Tak ada kata-kata yang keluar, pemuda itu hanya menjawab dengan sebuah gelengan.
"Tapi dia bisa sembuh kan?"
"Seharusnya bisa, kita doakan saja. Nah, sekarang kau pulang dulu oke, lalu ganti baju dan istirahat, aku akan mengantarmu. Ck, jujur saja sebenarnya aku tidak suka dengan model gaunmu itu," ujar Yan An pada gadis di hadapannya itu sembari menyampirkan jasnya menutupi bahu sang gadis.
"Loh? Kenapa? Memang kurang nyaman sih, tapi bagus kok!"
"Bagus apanya, terbuka seperti itu! Aku tidak suka mata-mata jelalatan yang menatap tubuh kekasihku seperti itu. Siapa sih yang memilih model gaunnya?"
"Hmmm... Sepertinya aku sendiri yang memilih model itu dan mereka setuju, ehehehe."
"Pokoknya aku tidak suka! Sekali lagi kau pakai pakaian kurang bahan seperti itu, akan kugigit kau!" ancam Yan An meski tidak terlihat serius karena bibirnya berkedut menahan tawa.
"Aku serius loh," katanya lagi sembari menyeringai dan melirik bagian depan tubuh sang gadis yang tidak tertutup dengan sempurna.
Buru-buru Changgu merapatkan jas yang tersampir di punggungnya dan berjalan cepat mendahului Yan An.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Sweet Nightmare [Seventeen GS : Junhao]✔
Romance"Ge, aku bermimpi buruk semalam." "Mimpi apa?" "Di dalam mimpiku aku melihat seorang pemuda. Dia sangat tinggi dan tampan dengan balutan setelan jas putih. Sementara aku mengenakan gaun cantik dengan warna senada. Di dalam mimpi itu, kami berdansa d...