Tiba-tiba Soobin dikirim sama mamanya ke rumah orang asing yang ternyata mirip banget sama dia. Oh lord ternyata orang itu ngaku adalah bapaknya sendiri.
Dan tidak hanya satu orang saja yang mirip dengannya, ada satu lagi juga yang mirip dengannya...
"Lu gapapa kan?" Tanya Soobin kepada Yunjin yang terbatuk-batuk.
"Ga.. uhuk.. papa kok" jawab Yunjin.
Sekolah sudah memanggil pemadam kebakaran dan ambulance.
Muka Soobin sudah sedikit hitam karena tadi melewati asap. Api sama sekali tidak menyakitinya. Sanha menatap Soobin dengan tajam. Tidak hanya Sanha yang menatapi Soobin, tapi Jungmo juga.
Sunwoo kemudian tiba-tiba datang memukul lengan Soobin. Soobin kaget lah kenapa di sini murid-muridnya pada nyamperin dia semua.
"Anjir lu bisa selamat dari api! Apa rahasianya?" Tanya Sunwoo seketika.
Oke, Soobin bingung menjawabnya. Karena ini adalah hal yang dirahasiakan, hanya Soobin dan kaumnua yang mengetahu apa rahasianya.
"Rahasianya.... gua beruntung" jawab Soobin.
Padahal Sanha tau apa rahasianya. Tapi dia gak bilang karena ada Jungmo juga di dekat mereka.
Minhyuk pun datang sambil berlari memeluk Sanha. Oh shit! Soobin harus lari dari sini.
"Soobin" panggil Minhyuk.
Yunjin, Kim Hyunjin, Shuhua, dan Sunwoo menatap ke arah Soobin. Bukannya mereka gak sedarah, kenapa Minhyuk kenal sama Soobin.
Sanha juga di sisi lain udah keringat dingin ini mau bilang apa ke anak-anak yang lain.
"Ayo pulang" kata Minhyuk kepada Soobin.
Yang lain matanya pada melotot. Asli ini Sanha dan Soobin udah gak bisa ngelak lagi kalau mereka sebenarnya saudara setengah darah.
"Bukan bapak gua" kata Soobin. Tapi langsung kena tampol dia.
"Haah? Ttap.. tapi kan?" Ujar Sunwoo yang gak di dengar sama Soobin dan Sanha karena mereka sudah pergi mengikuti Minhyuk ke mobilnya.
Pas udah masuk ke dalam mobil, Sanha dan Soobin berdua disuruh masuk ke kursi belakang karena di depan ada supir.
"Kenapa bisa ada api di sekolah?" Tanya Minhyuk to the point langsung kepada Soobin.
"Sumpah bukan saya!" Kata Soobin.
"Kan cuma kamu yang bisa ngendaliin api? Apalagi kamu udah tujuh belas tahun" kata Minhyuk.
"Hah? Jadi beneran bisa ngendaliin api?" Tanya Sanha sendiri.
"Kamu juga! Pasti kamu pakai telekinesis kamu kan?" Kali ini Minhyuk bertanya kepada Sanha.
"Kalau gak kupakai yah, si Yunjin bakalan gak selamat" bela Sanha.
"Soobin. Dengarin ya! Kalau tadi ada yang ngeliat kamu bisa ngendaliin api.." Soobin mau bilang kalau yang menyalakan apinya bukanlah dia tapi Minhyuk gak ngasih celah untuk Soobin "... kamu bisa bahaya! Kamu tau kan apa taruhannya"
Sanha bingung dan menatap Soobin yang tampak fucked up. Sanha tau kalau Soobin ini adalah manusia yang memiliki kemampuan Pyrokinesis, tapi Sanha tidak tau apa dampak manusia yang memiliki kemampuan untuk mengendalikan api.
Memang sih Sanha dengar dari kisah yang pernah diceritakan oleh Minhyuk bahwa orang yang memiliki kemampuan itu adalah pilar antara tujuh iblis dengan dunia. Dengan kata lain, Soobin adalah kunci dari pintu yang memisahkan tujuh iblis itu.
Oh shit! Apakah Soobin selama ini dikejar oleh iblis karena kemampuannya dapat membebaskan mereka (para iblis) dari neraka. Pantas saja Soobin rela pergi jauh-jauh.
"Mati lah lu bro!" ujar Sanha kepada Soobin setelah menyadari apa yang harus ditaruhkan oleh Soobin selama dia hidup. "Lagian kok bisa jadi pyrokinesis sih, bukannya keturunan kita gak ada yang pyrokinesis"
Soobin tidak menjawab. Begitu pula dengan Minhyuk. Soobin adalah keturunan terakhir Pyrokinesis. Beruntungnya Soobin hanya setengah Pyrokinesis, namun ibunya sama sekali tidak memiliki kemampuan seperti Soobin.
"Jadi semuanya setuju jangan ada yang makai kemampuan kalian masing-masing. Terutama Soobin! Kamu harus sembunyi baik-baik. Ayah udah janji sama ibu kamu kalau kamu bakal baik-baik saja. Kalau kamu gak bekerja sama sama ayah gimana caranya kamu..."
"Gua capek lu manggil diri lu bapak gua. Lu bukan bapak gua"
Suasana di dalam mobil tiba-tiba hening. Minhyuk terdiam dengan ucapan yang dilontarkan oleh Soobin. Minhyuk diam karena mau tidak mau Soobin benar. Soobin hanya melihat ke arah luar sepanjang perjalanan.
Ketika sudah sampai di rumah, Soobin langsung berlari ke kamarnya menutup pintu yang terbuat dari kayu itu dengan bantingan yang menggema di seluruh ruangan.
Soobin kemudian mengambil koper kecilnya itu dan memasuki barang-barangnya yang sedikit itu ke dalam koper. Dia lepas blazer sekolahnya dan melemparkan pakaian itu entah ke arah mana. Dia akan pergi apapun alasannya.
"Lu mikir jernih lah. Kalau lu ditangkap sama iblis gimana? berantakan dunia yang ada" Kata Sanha yang bersandar pada pintu kamar Soobin.
"Lu kira enak jadi pilar antara dunia dan neraka? selama gua hidup gua harus sembunyi terus"
"Ya kalau itu sih gua kaga tau rasa bebannya. Tapi setidaknya ada bokap gua ngebantuin lu"
Soobin berhenti beres-beres bajunya. Sanha ada benarnya juga. Tapi Soobin udah muak. Kenapa dia gak lawan aja para iblis itu dengan kemampuannya sendiri. Kayak tadi, seharusnya Soobin bisa bogem Koo Jungmo habis-habisan, tapi karena Soobin harus menyembunyikan identitasnya, Soobin cuma bisa pura-pura gak tau.
"Eh!"
"Apaan?" tanya Sanha karena ini Soobin kalau kaget kayak orang kesurupan biawak.
"Tadi gua dengar Koo Jungmo ada bilang sesuatu"
"Hah? Koo Jungmo wakil ketua OSIS itu?
"Eu sunt Leviathan! Eu sunt diavolul care reprezintă păcatul invidiei." Lafal Soobin.
Kemudian Sanha dan Soobin tatap-tatapan kaget.
"Leviathan!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.