Raina POV
Liburan akhir semester telah tiba, aku dengan beberapa temanku berencana untuk berkemah di Pulau Semak Daun. Tak banyak yang ikut hanya 3 perempuan dan 4 laki-laki. Dan itu termasuk Arya, padahal yang merencanakan itu bukan geng dia. Tapi, karna ia paling ahli dalam urusan alam dan dia memutuskan untuk ikut bersama kami. Aku yang memeluk tasku tengah duduk memojok dekat jendela dengan Arya yang duduk di sampingku saat di Bus menuju pelabuhan Lama Muara Angke. Kami hanya diam membisu saat duduk berdampingan, tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Arya. Namun, saat aku melihat wajahnya aku sempat terkekeh karna mendapati ia yang tertidur pulas.
Aku tersenyum menghadap jendela bus melihatnya yang tertidur pulas. Ingin tertawa rasanya, tapi apa yang aku tertawai? Tak ada yang lucu. Saat aku tengah melamun, aku melirik Arya yang hendak menjatuhkan kepalanya ke bahuku. Aku langsung memajukan tubuhku untuk menghindar. Dan yang benar saja, Arya langsung terbangun gelagapan. Aku tertawa sedikit terbahak melihatnya yang gelagapan seperti itu.
Kenapa dia selucu itu sih? Batinku.
"Udah nyampe mana?" Tanya Arya sedikit linglung.
"Nyampe pulau kapuk." Celotehku yang kemudian disambut dengan tangannya yang menoyor kepalaku.
"Gak ada kapuknya, sini lu jadi kapuknya." Balasnya dengan wajah konyolnya.
"Diem, atau gua nanti pindah kursi." Ancamku dengan wajah sinis.
Arya tertawa kecil melihat tingkahku yang seketika menjadi sinis.
Kini kami sudah di perahu untuk menuju ke pulau semak daun. Tapi, kali ini aku memutuskan untuk tidak duduk dengan Arya.Kenapa?
Ya karna aku tidak ingin. Saat sampai aku langsung berlari ke jembatan kayu untuk memasuki gerbang pulau semak daun. Aku berlari bersama teman-temanku dengan sangat riang. Pengecualian untuk Arya yang sudah biasa melihat hal indah seperti ini. Saat aku berlarian, tubuhku tiba2 oleng efek naik perahu. Aku menghentikan langkahku dan sedikit sempoyongan. Dan akhirnya,
Bruk
Aku terjatuh ke pasir pantai dan reflek memejamkan mataku untuk memfokuskan pandanganku. Teman-temanku menghampiriku karna panik.
"Rai, lu gak apa-apa kan? Lu kenapa?" Tanya teman-temanku yang runtut.
"Gak apa-apa kok." Jawabku.
Tiba-tiba Arya datang dengan menarik tubuh temanku untuk membuka jalan.
"Lu kenapa?" Tanya Arya.
"Enggak, tadi oleng aja."sahutku.
"Siapa yang bikin lu jatuh?" Tegas Arya dengan logatnya yang sama sekali tak pernah aku dengar sebelumnya.
Ia cemas? Gumamku.
"Enggak ada ya, gua jatuh sendiri gara-gara naik perahu tadi." Jelasku.
"Alay lu." Celotehnya yang langsung pergi meninggalkan kami.
"Dih, gak jelas lu!" Seruku kesal melihat tingkahnya.
Untunglah dia masih Arya yang sama, aku kira dia cemas bikin panik aja. Batinku.
Hari mulai petang, kami segera membangun tenda. Setelah selesai, kami langsung membuat api unggun. Tak ku sangka akan sedingin ini, namun tak sedingin saat di Cibodas. Arya tengah bercanda dengan teman-teman lelaki lainnya, dan aku tengah duduk melamun di bibir pantai. Tak lama kemudian.
"Heh!" Panggil Arya yang menghampiriku.
"Apasih?" Responku.
"Ngapain lu disini?" Tanya Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hy Enemy! I MISS YOU. [LENGKAP]
Teen Fiction"Salam dari wajah sinis tak bermakna, menyimpan kecewa tanpa sepatah kata. Dengan segala hati yang terisi sepihak, membuat goresan luka kembali dan tersayat semakin dalam. Lalu air mulai menggenang di pelupuk mata, jika harus menyaksikan sang bulan...