06:30 AM
Aku menaruh beberapa porsi mie instant untuk makan kali ini. Ditemani deburan ombak yang berirama. Tak lama kemudian semua teman-temanku terbangun karna aroma mie goreng buatanku termasuk Arya.
"Rajin banget si Raina udah buatin makanan." Puji Salsa sembari duduk di sampingku diiringi dengan Shilla dan lelaki lainnya.
Arya masih bertahan di posisinya menatapku heran, sesekali ia melihat selimutku yang dikenakannya. Aku menahan tawa melihatnya yang linglung dan lebih memilih untuk makan bersama teman-temanku.
"Lu gak makan Arya?" Tanya salah satu teman lelakiku.
"Iya bentar." Sahutnya yang kemudian berjalan menghampiri kami.
"Siapa nih yang masak? Lu Shilla atau Salsa?" Tanyanya diiringi suapannya.
"Bukan kita, itu si Raina yang masak." Jawab Shilla.
Aku tak menggubris tatapan Arya dan melanjutkan suapanku.
"Kenapa gak enak?" Tegasku tanpa menatapnya.
"Iya pantesan gak enak." Sahutnya yang kini kembali membuatku kesal.
"Gak usah dimakan lah kalo gak enak." Cetusku.
"Laper gua." Jawabnya yang masih melanjutkan makanannya.
"Udah apa, masih pagi berantem. Lu semaleman tidur di luar?" Tanya Salsa.
Saat mendengar hal tersebut, seketika aku tersedak. Dan Arya memasang wajah datar.
Bisa-bisanya mukanya datar gitu. Batinku
"Makannya pelan-pelan Rai, kagak ada yang minta makanan lu." Celoteh Shilla sembari menepuk-nepuk punggungku.
Aku langsung meminum segelas air dan kembali menatap Arya yang tengah mengunyah makanannya dengan sangat santai.
"Enggak, jam 12 malem ada yang nyuruh gua keluar, terus gua gak bisa tidur akhirnya tidur diluar." Jelas Arya yang seketika membuat mataku terbelalak.
Aku memasang wajah kesal dan menggeleng cepat untuk menahan agar Arya tidak bicara apapun mengenai aku.
"Siapa?" Tegas Salsa.
"Pipis gua yang nyuruh keluar." Sahutnya diiringi helaan nafasku.
"Konyol lu anjir." Timpal teman lelaki yang lain.
Aku kembali memakan makananku kini sedikit lebih tenang. Namun tak berselang lama,
"Lu tidur sendirian di luar gitu?" Tanya Shilla.
Shilla kenapa lu lanjutin. Gumamku yang kini melirik Shilla.
"Ada yang nemenin gua lah." Sahut Arya yang membuat aku kembali cemas.
"Tadi pagi buta gua kebangun kan, gua ngeliat gak ada Raina." Timpal Salsa.
"Jangan-jangan lu ya Rai?" Timpal Shilla yang mulai memprovokator. Semua mata menatapku dan menunggu jawaban yang keluar dari mulutku.
"Eum? A- apa si?" Tegasku sedikit terbata-bata.
"Masalahnya pas jam 12 malem gua liat lu nyalain senter dah terus--" ucap Shilla terpotong.
"Apaan dah? Yang nemenin gua selimut noh. Raina ga sama gua, gua doang yang diluar." Jelas Arya mengelak.
Syukurlah... Gumamku.
"Terus lu kenapa nyalain senter?" Tanya Shilla padaku.
"Ha? Gua? Ohh gua nyari kunciran gua abis itu tidur lagi." Jelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hy Enemy! I MISS YOU. [LENGKAP]
Teen Fiction"Salam dari wajah sinis tak bermakna, menyimpan kecewa tanpa sepatah kata. Dengan segala hati yang terisi sepihak, membuat goresan luka kembali dan tersayat semakin dalam. Lalu air mulai menggenang di pelupuk mata, jika harus menyaksikan sang bulan...