Valentine!

13 2 1
                                    

14 Februari 2020
Raina POV

Dengan langkah riang aku menaikki anak tangga menuju kelas dengan tanganku yang membawa sekantung coklat. Ini adalah kali pertamaku di hari valentine membagikan coklat. Sebenarnya, ada alasan aku melakukan ini. 2 Tahun lalu, aku pernah mendapatkan coklat dari seorang lelaki yang pernah aku cintai. Bukan Yasa, ada seseorang selain Yasa yang diam-diam menyimpan rasa padaku. Aku tidak ingin terlarut dengan kenangan kelam itu, mengapa aku katakan kelam? Karna kami harus berpisah berbeda kota ditambah lagi dengan semua kata yang dikeluarkan orangtuanya yang melarang kami untuk berhubungan.

Aku tidak menceritakannya pada kalian karna menurutku itu adalah kenangan terburukku. Aku hanya menceritakan Yasa, karna sikap Yasa tidak sesakit saat aku harus melupakan seorang lelaki yang juga menyayangiku. Namun, kali ini aku berani bercerita karna aku sedang berusaha melupakan semua kenangan yang telah lelaki itu beri. Termasuk coklat-coklat ini.

"Wihh Raina bagi-bagi coklat." Seru salah satu temanku.

"Yoilah, satu orang hanya dapat satu ya!" Seruku.

"Kok ada tulisannya?" Tanya Shilla.

"Semua perempuan di kelas, gua kasih note kecil." Jelasku yang langsung menyodorkan coklat pada Shilla.

Dengan membawa kotak coklat aku menaruh sebungkus coklat pada setiap meja. Aku membagikannya di setiap meja agar tidak ada yang curang. Setelah selesai menaruh di setiap meja, aku kembali duduk di kursiku. Pandanganku tertuju pada satu persatu yang hendak duduk dan tersenyum ketika melihat coklat, beberapa berteriak terimakasih, dan beberapa yang lain bertanya siapa yang menaruh coklat itu. Lekuk bibirku seketika tersenyum melihat semua orang yang bahagia karna aku. Aku mungkin tidak bisa sebahagia itu, tapi aku ikut bahagia jika orang lain tersenyum berkatku. Saat aku tersenyum, tak lama kemudian Arya datang dan membuat lekuk bibirku berubah menjadi datar.

"Woi siapa yang naruh coklat di meja gua?! Ini dari siapa?!" Seru Arya diiringi tolehan beberapa murid lainnya.

Aku sama sekali tak menatapnya dan memilih menatap kosong tanpa arah. Namun, Shilla tiba-tiba menjawabnya.

"Dari cewe lu ya!!" Sahut Shilla diiringi kerutan di keningku menatap sinis Shilla.

"Siapa? Boba?" Tegas Arya yang kini sukses membuatku menoleh menatapnya.

Aku dan dia? Aku cewenya? Aku? Batinku.

"Dari lu?" Tegasnya padaku.

"Iya, semuanya juga dapet kok." Jawabku berusaha tenang dan santai.

Tanpa menyahutku kembali ia langsung membuka coklat dan memakannya tanpa mengucapkan terimakasih. Ya, seperti biasanya dia sekonyol itu. Hari ini nyaris tidak ada pelajaran, seluruh mata pelajaran jam kosong. Aku berjalan menuju balkon, namun saat sampai di ambang pintu langkahku terhenti saat Arya tiba-tiba.

"Makasih." Ucapnya yang ku respon dengan tolehan dan dengan tatapan menegaskan untuk siapa ia berterimakasih.

Arya tampak sibuk dengan temannya, dan aku memilih tak menggubrisnya dan tetap berjalan menuju balkon. Sangat tenang ketika aku melamun di balkon menatap beberapa siswa berlalu lalang dibawah, tidak saat aku melihat Vincent bersama wanita itu lagi. Aku sontak memutar tubuhku agar tak terlihat oleh Vincent, namun aku lebih terkejut saat aku memutar tubuhku aku mendapati Arya berdiri di ambang pintu.

"Makasih ya." Ucapnya singkat dan langsung masuk tanpa menunggu sahutanku.

Aku yang sebelumnya sedikit kesal melihat Vincent kini menjadi bingung saat melihat Arya yang menggangguku dengan ucapan 'terimakasih'

Hy Enemy! I MISS YOU. [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang